(Business Lounge Journal – Marketing)
Dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif, bertahan saja tidak cukup. Perusahaan yang ingin tumbuh harus memiliki keberanian untuk menjejakkan kaki di wilayah baru—baik secara geografis maupun segmen pasar. Di sinilah strategi market development memainkan peran penting: sebuah pendekatan terencana untuk memperluas jangkauan produk yang sudah terbukti ke pasar-pasar baru.
Strategi ini bukan sekadar perluasan area penjualan, melainkan proses yang menyeluruh—melibatkan riset mendalam, pemahaman konsumen, hingga penyesuaian produk dan kampanye. Ketika dijalankan dengan matang, market development bisa membuka pintu menuju audiens baru, memperkuat loyalitas merek, mendorong inovasi, sekaligus melindungi perusahaan dari guncangan pasar.
Secara sederhana, market development adalah upaya menjual produk atau layanan yang sudah ada ke pasar baru. Namun lebih dari itu, strategi ini menuntut pemahaman menyeluruh terhadap pasar sasaran, kompetitor, serta peluang yang belum tergarap.
Alih-alih memulai dari nol, pendekatan ini membawa keunggulan yang telah dimiliki perusahaan ke medan yang belum dikenal, meminimalkan risiko, dan mempercepat adaptasi. Dengan strategi yang tepat, perusahaan bisa menanamkan pijakan yang kuat di wilayah baru—baik lokal, regional, maupun internasional.
Mengapa Strategi Ini Penting bagi Pertumbuhan Bisnis?
Strategi market development bukan sekadar opsi ekspansi; ini adalah pilar pertumbuhan jangka panjang. Berikut beberapa alasannya:
1. Akses ke Audiens Baru
Menembus pasar baru berarti menjangkau basis pelanggan yang sebelumnya belum tersentuh. Ini dapat mendongkrak akuisisi konsumen, mendorong pertumbuhan pendapatan, sekaligus mengurangi ketergantungan pada pasar yang sudah jenuh.
2. Meningkatkan Loyalitas Merek
Dengan eksistensi merek di lebih banyak wilayah, visibilitas pun meningkat. Konsumen baru akan memiliki lebih banyak titik kontak dengan merek Anda, menciptakan peluang untuk membangun hubungan jangka panjang yang lebih kuat.
3. Dorongan Inovasi Produk
Pasar baru sering kali memiliki preferensi dan kebutuhan yang berbeda. Ini mendorong perusahaan untuk menyesuaikan produk atau layanan—yang pada akhirnya memicu inovasi dan menjadikan bisnis lebih adaptif.
4. Diversifikasi Risiko
Mengandalkan satu wilayah saja membuat perusahaan rentan terhadap krisis lokal. Dengan menyebar investasi ke berbagai pasar, perusahaan dapat membangun ketahanan terhadap volatilitas ekonomi atau perubahan tren industri.
5. Meningkatkan Ketangguhan Bisnis
Strategi ekspansi yang terencana membantu perusahaan merespons perubahan perilaku konsumen dengan lebih cepat. Fleksibilitas ini membuat perusahaan lebih siap menghadapi ancaman eksternal dan tetap relevan di tengah dinamika global.
Langkah-langkah Menyusun Strategi Market Development
Menjalankan strategi ini tidak bisa asal jalan. Diperlukan kerangka kerja yang jelas dan eksekusi yang disiplin. Berikut panduan praktisnya:
1. Riset Pasar
Langkah pertama adalah memahami pasar tujuan. Gunakan data untuk menganalisis permintaan, preferensi konsumen, dan tren industri. Alat seperti Similarweb dapat membantu membandingkan peluang pasar secara global.
2. Identifikasi Target Audiens
Kenali siapa calon pelanggan Anda di pasar baru. Segmentasi yang tepat akan membuat pendekatan pemasaran dan distribusi lebih efektif.
3. Analisis Kompetitor
Pahami siapa pemain lokal dan bagaimana mereka melayani pasar. Kekuatan dan kelemahan mereka bisa menjadi panduan untuk membentuk strategi diferensiasi.
4. Survei Konsumen
Gunakan survei untuk menggali persepsi dan kebutuhan calon pelanggan. Data kualitatif ini menjadi dasar pengambilan keputusan yang lebih tajam.
5. Tetapkan Tujuan Pertumbuhan
Tentukan indikator keberhasilan, seperti peningkatan pendapatan, pangsa pasar, atau awareness merek. Tujuan yang jelas akan memudahkan evaluasi dan penyesuaian strategi.
6. Alokasikan Anggaran
Ekspansi membutuhkan sumber daya—dari riset hingga pemasaran. Perencanaan keuangan yang tepat akan memastikan strategi tidak hanya ambisius, tetapi juga realistis.
7. Rancang Strategi Pemasaran
Gunakan saluran pemasaran yang relevan dengan target pasar. Pastikan pesan merek tetap konsisten meski ada penyesuaian konteks lokal.
8. Luncurkan Strategi
Waktu peluncuran sangat penting. Pastikan semua elemen siap: produk, saluran distribusi, kampanye promosi, dan tim lokal jika dibutuhkan.
9. Ukur dan Evaluasi
Lakukan evaluasi berkala. Gunakan data untuk mengukur efektivitas strategi dan sesuaikan bila perlu. Evaluasi yang konsisten menjaga strategi tetap relevan dengan dinamika pasar.
Contoh Strategi Market Development yang Sukses
Coca-Cola: Reposisi Produk untuk Segmen Baru
Ketika Diet Coke dianggap terlalu feminin bagi sebagian pria muda, Coca-Cola meluncurkan Coke Zero pada 2005. Dengan kemasan hitam yang maskulin dan iklan provokatif, produk ini sukses merebut hati segmen yang sebelumnya terabaikan.
Apple: Ekspansi Global dengan Sentuhan Lokal
Dalam dua dekade terakhir, Apple secara sistematis memperluas jangkauannya ke pasar baru melalui kolaborasi dengan mitra lokal dan penyesuaian strategi distribusi. Keberhasilan mereka menunjukkan bagaimana diferensiasi produk dan strategi pasar bisa berjalan beriringan.
Strategi yang Tidak Lagi Opsional
Dalam lanskap bisnis yang terus berubah, strategi market development bukan lagi pilihan tambahan, tetapi kebutuhan dasar. Perusahaan yang mampu mengidentifikasi peluang pasar baru dan mengeksekusinya secara strategis akan lebih siap menghadapi tantangan ekonomi, kompetitor, dan disrupsi teknologi.
Dengan alat intelijen pasar seperti Similarweb, bisnis memiliki keunggulan data untuk mengukur potensi, memahami persaingan, dan melangkah dengan percaya diri ke wilayah baru.
“Growth doesn’t always mean invention—it often begins by seeing existing strengths in a new light, for a new audience.”
Strategi Menembus Pasar Baru Lewat Market Entry Modes
Setelah menyusun strategi market development yang matang, pertanyaan berikutnya muncul: bagaimana cara paling tepat untuk memasuki pasar baru? Karena seperti halnya membangun rumah, memilih lokasi yang menjanjikan saja tidak cukup—dibutuhkan pula pendekatan konstruksi yang sesuai dengan medan, iklim, dan tujuan jangka panjang.
Dalam konteks ekspansi pasar, pendekatan itu dikenal dengan istilah market entry modes—yakni berbagai cara perusahaan bisa masuk dan beroperasi di pasar baru. Pilihan ini bukan sekadar teknis. Ia menyangkut visi jangka panjang, struktur organisasi, model pendanaan, bahkan filosofi bisnis yang ingin dibawa ke konsumen baru.
Tidak semua pasar bisa didekati dengan cara yang sama. Pasar dengan hambatan regulasi tinggi, struktur budaya yang kompleks, atau daya beli yang belum stabil, mungkin menuntut pendekatan kolaboratif. Sementara pasar dengan ekosistem digital yang matang dan infrastruktur terbuka, bisa menjadi lahan uji coba bagi ekspansi mandiri.
Berikut adalah lima model utama market entry yang umum digunakan perusahaan dalam strategi pengembangan pasar:
1. Export (Ekspor) – Langkah Pertama yang Minim Risiko
Ekspor adalah cara paling dasar dan paling aman untuk memasuki pasar baru. Perusahaan tetap beroperasi dari negara asal dan hanya menjual produk ke luar negeri melalui distributor atau mitra dagang lokal.
Cocok untuk:
- Perusahaan UKM yang baru pertama kali ekspansi
- Produk fisik yang tidak memerlukan banyak penyesuaian lokal
Kelebihan:
- Risiko rendah
- Biaya investasi awal kecil
Kekurangan:
- Kontrol terbatas atas distribusi dan pemasaran
- Ketergantungan pada mitra lokal
2. Licensing & Franchising – Perluasan dengan Mitra Lokal
Melalui lisensi atau waralaba, perusahaan mengizinkan pihak lokal menggunakan merek, produk, atau sistem operasionalnya. Model ini banyak digunakan oleh perusahaan F&B, ritel, dan jasa.
Cocok untuk:
- Merek yang sudah kuat dan ingin menjangkau cepat
- Industri yang memerlukan adaptasi lokal (menu, pelayanan, budaya)
Kelebihan:
- Cepat berkembang tanpa membangun dari nol
- Biaya operasional dibebankan ke mitra
Kekurangan:
- Risiko pelanggaran merek atau standar layanan
- Sulit mengontrol kualitas secara langsung
3. Joint Venture – Kerja Sama Dua Arah
Dalam model joint venture, perusahaan asing membentuk entitas baru bersama mitra lokal. Keduanya berbagi investasi, risiko, dan kendali operasional.
Cocok untuk:
- Pasar dengan regulasi ketat terhadap kepemilikan asing
- Sektor strategis seperti energi, manufaktur, atau transportasi
Kelebihan:
- Akses pada jaringan lokal, izin, dan sumber daya
- Mitra lokal memahami dinamika pasar setempat
Kekurangan:
- Proses negosiasi dan integrasi bisa rumit
- Potensi konflik dalam pengambilan keputusan
4. Greenfield Investment – Membangun dari Nol
Pendekatan ini melibatkan pendirian operasi penuh di pasar baru—baik berupa pabrik, kantor, atau pusat distribusi. Ini merupakan pendekatan paling padat modal dan padat waktu.
Cocok untuk:
- Perusahaan besar dengan sumber daya kuat
- Pasar dengan potensi jangka panjang yang besar
Kelebihan:
- Kontrol penuh terhadap merek, proses, dan budaya perusahaan
- Potensi ROI jangka panjang yang tinggi
Kekurangan:
- Investasi besar
- Risiko tinggi jika pasar gagal berkembang
5. Acquisition – Mengakuisisi Pemain Lokal
Jika waktu dan kecepatan adalah prioritas, mengakuisisi perusahaan lokal bisa menjadi jalan pintas. Ini juga memberi akses langsung pada basis pelanggan dan sumber daya manusia yang sudah mapan.
Cocok untuk:
- Industri padat teknologi atau yang memerlukan adopsi cepat
- Pasar dengan banyak pemain lokal dominan
Kelebihan:
- Langsung masuk ke pasar dengan sistem yang sudah berjalan
- Potensi sinergi cepat dalam skala dan distribusi
Kekurangan:
- Biaya akuisisi tinggi
- Potensi resistensi budaya dan tantangan integrasi
Menyesuaikan Mode dengan Tujuan Bisnis
Dalam memilih mode masuk pasar, kuncinya bukan hanya menimbang keuntungan jangka pendek, tapi juga kesesuaian dengan kapasitas internal, tujuan merek, dan profil risiko perusahaan.
Sebagai ilustrasi, perusahaan teknologi rintisan yang gesit mungkin lebih memilih ekspor digital dan kemitraan, sementara perusahaan farmasi multinasional mungkin menempuh jalur akuisisi atau joint venture untuk memenuhi regulasi lokal.
Tantangan Nyata: Siapa yang Pegang Kendali?
Salah satu tantangan utama dari strategi market entry adalah siapa yang memegang kendali atas merek, operasi, dan pengalaman pelanggan. Banyak perusahaan global yang pada akhirnya menarik kembali lisensinya karena mitra lokal gagal mempertahankan standar atau arah merek.
Oleh karena itu, memilih mode masuk pasar adalah keputusan strategis, bukan administratif. Ia menyentuh fondasi merek dan menguji kekuatan sistem internal perusahaan.
Ekspansi Bukan Sekadar Masuk, Tapi Bertumbuh
Memasuki pasar baru ibarat membuka babak baru dalam perjalanan perusahaan. Namun keberhasilan tidak hanya ditentukan oleh keberanian mengambil risiko, tapi juga ketepatan dalam memilih jalan masuk yang sesuai dengan karakter perusahaan dan realitas pasar.
Strategi market development tanpa pilihan entry mode yang tepat ibarat peta tanpa rute. Maka dari itu, perusahaan perlu merencanakan bukan hanya “ke mana kita akan pergi”, tapi juga “bagaimana cara kita sampai ke sana”.
“Expansion is not about moving fast—it’s about moving right.”