(Business Lounge Journal – Travel)
Shirakawa adalah sebuah desa yang terletak di Ōno District, Prefektur Gifu. Namun tempat ini terkenal sebagai area Shirakawa-gō, sebuah desa tradisional kecil yang menampilkan gaya bangunan tradisional Jepang yang disebut dengan Gasshō-zukuri, yaitu rumah pertanian tradisional Jepang. Sebagai gambaran, desa yang memiliki luas 356,55 km2 ini memiliki populasi sekitar 1.668 jiwa dalam 582 rumah tangga dengan kepadatan penduduk 4,7 orang per km2 (data 1 Desember 2017).
Shirakawa-go dan daerah Gokayama letaknya berdekatan dan menghubungkan Lembah Sungai Shogawa di pegunungan terpencil yang membentang dari prefektur Gifu hingga ke Prefektur Toyama. Area ini juga telah ditetapkan sebagai lokasi warisan dunia oleh UNESCO sejak tahun 1995. Beberapa rumah pertanian Gasshō-zukuri di area ini memang terlihat sangat tradisional sebab beberapa di antaranya telah berusia lebih dari 250 tahun. Pantas saja jika para wisatawan ingin merasakan suasana tradisional pedesaan Jepang akan pergi ke daerah ini.




Desa yang sarat dengan nilai-nilai bersejarah ini sangat menjaga adat istiadat dengan sangat baik, terutama dalam hal gotong royong, Keunikan ini akan sangat tercermin ketika setiap tiga puluh tahun sekali, para pemilik rumah akan merenovasi rumah mereka, maka penduduk di sekitarnya akan membantu dan bergotong royong untuk membuat rumah dengan ciri khas yang akan terus dipertahankan mulai dari ratusan tahun yang lalu sampai saat ini.
Masing-masing desa yang telah ada sejak abad ke-11 ini memiliki satu komunitas yang kuat sehingga sistem sosial tradisional dan kebiasaan gaya hidup mereka akan sangat menopang pelestarian rumah-rumah bergaya Gassho dan lingkungan bersejarah yang tinggi. Selain juga didukung oleh pemandangan alam yang indah,
Menurut wikipedia, model rumah Gasshō-zukuri, atau “konstruksi tangan berdoa” dicirikan dengan bentuk atap rumah yang miring dan melambangkan tangan orang yang sedang berdoa, karena atap jerami pada rumah-rumah pertanian tersebut menyerupai tangan yang sedang melakukan doa. Namun demikian gaya arsitekturnya terus berkembang dari generasi ke generasi dan dirancang untuk menahan sejumlah besar salju berat yang jatuh di wilayah tersebut selama musim dingin. Atap-atapnya dibuat tanpa paku, menyediakan ruang atap yang besar untuk digunakan sebagai lokasi budidaya ulat sutera. Sungguh eksotis menikmati suasana desa tradisional Shirakawa-go di Jepang.
Debbie Kusuma/VMN/BLJ
Pict: Vera Herlina