(Business Lounge Journal – Human Resources)
Transformasi digital terjadi sangat cepat, tidak hanya dalam kehidupan pribadi tetapi juga di lingkungan kerja. Hampir di semua fungsi—baik di administrasi, manufaktur, pembelian, hingga penjualan—proses kerja dan peran pekerjaan mengalami perubahan. Ini menciptakan kebutuhan akan keterampilan baru yang terus berkembang, mendorong pentingnya pelatihan karyawan yang cepat, efisien, dan berkelanjutan sepanjang karier mereka. Inilah mengapa semakin banyak perusahaan mengadopsi metode pembelajaran digital melalui PC, tablet, platform online, atau kelas virtual.
Henkel adalah salah satu perusahaan yang menempatkan pembelajaran digital sebagai elemen penting dalam pengembangan SDM mereka. Tujuannya adalah mempersiapkan karyawan menghadapi tantangan masa depan melalui pembelajaran yang semakin mandiri, fleksibel, dan sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu. Berikut ini adalah tiga tren utama yang menjadi penggerak pembelajaran digital saat ini:
1. Microlearning: Belajar dalam Potongan Kecil yang Fleksibel
Microlearning adalah metode pembelajaran dalam unit-unit kecil, seperti video singkat, infografik, atau kuis yang berdurasi antara 3 hingga 15 menit. Bentuk ini memungkinkan karyawan untuk fokus pada bagian tertentu dari suatu topik, tanpa harus mempelajari keseluruhan materi. Selain hemat waktu dan biaya, microlearning memberikan keleluasaan untuk belajar di mana saja dan kapan saja.
Henkel sendiri telah menerapkan metode ini melalui seri video “In a Nutshell”, di mana para ahli internal membahas topik seputar kehidupan kerja sehari-hari, seperti pengelolaan ide, stasiun pengisian daya listrik, hingga acara “Girls’ Day”. Lebih dari 35 video berdurasi satu setengah menit telah dipublikasikan. Format video ini menjadi sangat populer karena menurut studi Cisco, hingga akhir 2022, 82% konten online berbentuk video—format yang terbukti lebih menarik dan mudah diingat oleh pengguna.
2. Perjalanan Belajar Personal melalui Platform Digital
Kini, proses belajar semakin bersifat individual dan disesuaikan dengan kebutuhan pribadi. Baik dalam pemilihan topik, format, maupun cara belajarnya—sendiri atau dalam kelompok. Henkel memfasilitasi ini melalui Henkel Learning Hub yang diluncurkan sejak 2019, memberikan akses global ke lebih dari 4.000 modul pelatihan.
Topik-topik seperti keterampilan digital, transformasi digital, kerja secara agile, hingga penyederhanaan proses kerja sangat diminati. Di samping e-learning, tersedia pula format seperti podcast, video, serta sesi virtual kolaboratif. Tujuannya adalah menjadikan belajar sebagai bagian dari budaya kerja sehari-hari, di mana karyawan mampu menyerap dan memanfaatkan pengetahuan secara mandiri untuk kesuksesan pribadi dan perusahaan.
3. Belajar Bersama Lewat Alat Kolaborasi Sosial
Di tengah kompetisi global yang kian sengit dan perubahan teknologi yang cepat, perusahaan perlu menjadi lebih gesit dan adaptif. Salah satu langkah kuncinya adalah menghilangkan sekat antarunit kerja dan mendorong kolaborasi lintas fungsi melalui pembelajaran sosial (social learning). Dalam pendekatan ini, karyawan belajar dan berbagi ide dalam kelompok melalui alat kolaborasi sosial seperti media sosial internal, wiki, blog, aplikasi, dan platform video.
Kolaborasi ini bahkan bisa terjadi lintas lokasi dan lintas negara. Dalam konteks ini, peran para profesional Human Resources juga berubah. Mereka kini menjadi fasilitator proses belajar, manajer komunitas pembelajar, atau coach pembelajaran. Mereka juga bertanggung jawab menciptakan ruang belajar yang mendorong co-creation (penciptaan bersama) dan refleksi diri antar tim lintas disiplin di dalam perusahaan.
Belajar Jadi Budaya Kerja Masa Depan
Pembelajaran digital tidak lagi sekadar metode tambahan, tetapi telah menjadi strategi utama pengembangan karyawan dan perusahaan. Dengan microlearning, platform personalisasi, dan kolaborasi sosial, perusahaan dapat membangun budaya belajar yang berkelanjutan dan relevan dengan tantangan zaman. Ini bukan hanya tentang teknologi, tetapi tentang menciptakan ruang di mana setiap orang dapat berkembang dan berkontribusi lebih besar bagi masa depan perusahaan.