Justin Mott/Mott Visuals

Interview Session with Melita Koulmandas Hunter

Justin Mott/Mott Visuals

(Business Lounge – Special Report)

Justin Mott/Mott Visuals

Melita Koulmandas Hunter mengikuti suaminya, Rory yang mendapatkan tugas di Phnom Penh, Kamboja pada tahun 2005. Kemudian mereka berencana akan pindah ke New York setelah 12 bulan masa penugasan tersebut berakhir. Tertarik dengan pulau-pulau di Kamboja, pasangan yang berasal dari Sydney, Australia ini pun melakukan perjalanan liburan bersama dengan anak mereka, Naryth. Di sanalah mereka bertemu dengan penduduk setempat yang ingin menjual sebuah pulau yang bernama Song Saa oleh karena kesulitan hidup yang saat itu melanda para nelayan di sana.

Melita yang selalu tertarik dengan Asia Tenggara, pun menyanggupi untuk membayar USD 15,000 sebagai pembelian hak atas tanah dan jaminan penyewaan dari pemerintah nasional selama 99 tahun. Di sanalah ia merealisasikan sebuah resort impian yang menyatu dengan alam. Tidak hanya itu, Melita mendirikan Song Saa Foundation, yang didedikasikan untuk membantu masyarakat lokal dan melestarikan ekosistem laut yang sulit di kepulauan tersebut.

Sebuah rintangan yang cukup berat kemudian dihadapinya ketika pada tahun 2008, ia didiagnosa menderita kanker. Namun itu tidak menyurutkan perjuangannya untuk membangun Song Saa. Proyek tetap berjalan kembali dan resor pun terus berkembang menjadi 27 buah villa yang luar biasa.

Song Saa 2 (2)

BL: Business Lounge

MKH:  Melita Koulmandas Hunter

BL: Mengapa Anda memilih Kamboja? Apa yang ada dalam pikiran Anda ketika Anda memutuskan untuk membeli pulau? Apa yang menjadi tujuannya?

MKH: Kami pindah ke Kamboja pada tahun 2005, awalnya untuk tugas 12 bulan dan kemudian kami telah merencanakan untuk pindah ke New York. Tahun berikutnya, seorang teman di Khmer memberitahu kami tentang kepulauan yang indah dengan hutan hujan yang masih ‘perawan’ dan pantai yang belum tersentuh, hanya beberapa mil lepas pantai dari daratan dan dihuni hanya oleh nelayan. Kami menghabiskan dua minggu ajaib menjelajahi pulau tersebut dan kami sangat tersentuh oleh sambutan hangat penduduk setempat yang memberi kami sapaan meskipun mereka belum pernah bertemu dengan orang asing sebelumnya. Pada hari terakhir kami mengunjungi Pulau Koh Oun yang sekaligus menjadi akhir perjalanan kami. Di sana kami berbincang dengan sebuah keluarga yang berencana untuk kembali ke daratan untuk bertani di sana, sebab pada waktu itu kehidupan sebagai nelayan dirasa semakin sulit. Tampaknya kehidupan sebagai nelayan saat itu menjadi lebih sulit karena kondisi penangkapan ikan yang menjadi semakin berlebihan. Lalu keluarga tersebut bertanya apakah kami ingin membeli pulau mereka. Seluruh pengalaman kami di kepulauan tersebut telah begitu membuka mata dan mengubah hidup sehingga kami sama sekali tidak ragu. Seminggu kemudian kami kembali dengan uang untuk membeli pulau itu dan dari situlah sebuah kerja keras benar-benar dimulai, sebab kami harus mendapatkan perijinan dari pemerintah Kamboja untuk membangun impian kami, yaitu sebuah eco resort dan mulai membuat rencana untuk membuat sebuah LSM, Song Saa Foundation, yang didedikasikan untuk membantu masyarakat lokal dan melestarikan ekosistem laut yang sulit di kepulauan. Hal itu menjadi prioritas kami sejak awal.

Whaleshark5aBL: Apa pekerjaan Anda sebelumnya?

MKH: Di New Zealand dan Australia saya memiliki bisnis desain dan membuat banyak patung pahatan dan di Kamboja saya mendirikan Desain Bisnis yang lain bersama dengan Rory. Kami membeli 27 apartemen lama dan merenovasinya.

BL: Bagaimana Anda mendapatkan ide atau konsep untuk Song Saa Private Island Resort? Adakah resort lainnya di dunia yang menjadi referensi Anda?

MKH: Saya terinspirasi oleh desa-desa nelayan lokal dari Koh Rong Archipelego. Mereka membangun rumah mereka di atas air dan berlapis dengan banyak tekstur yang menarik. Saya menggunakan banyak bahan daur ulang seperti perahu tua yang ditinggalkan nelayan, banyak kayu apung yang diambil dari kayu-kayu yang tergeletak di bagian luar pulau-pulau, serta menggunakan kembali rumah-rumah kayu tua baik yang didapat baik dari  pulau dan daratan Kamboja. Saya ingin properti yang berbaur ke dalam lingkungan dan akan selalu berada di sana. Namun setelah Anda melangkah masuk villa Anda, maka setiap titik akan mendapatkan sentuhan dengan kualitas tertinggi dan setiap detail telah dipertimbangkan.

BL: Bagaimana Anda mempromosikan resort Anda pada awalnya? Adakah pengalaman yang menarik?

MKH: Kami sangat baru pada bisnis ini sehingga kami bermitra dengan beberapa lembaga PR (Public Relations) kunci, yang membantu kami untuk publikasi melalui media channels dan mengundang beberapa orang yang berpengaruh untuk mengunjungi Song Saa dalam beberapa bulan pertama setelah pembukaan. Kami mendapatkan publikasi yang cukup banyak di Conde Nast Traveler dan berada di sampul depan Hotel By Design, serta memenangkan beberapa penghargaan bergengsi oleh karena telah membuat perbedaan dan mendapatkan penghargaan untuk brand. Namun hal yang memainkan peranan besar dalam publikasi ini adalah tamu yang begitu senang dan kemudian menyebarkannya pada kelompok mereka.

BL: Apakah Anda pernah merasa gagal dalam perjalanan bisnis Anda ini? Apakah Anda pernah merasa bahwa Anda telah mengambil keputusan yang salah untuk membeli pulau?

MKH: Ini merupakan sebuah perjalanan untuk sebuah tujuan dimaksudkan dan kami tidak pernah melihat ke belakang dengan penyesalan tapi hanya untuk belajar dari kesalahan dan berusaha untuk bergerak dan seterusnya dan semakin naik ke atas.

song-saa-samjamphoto-14-1

BL: Ketika pada tahun 2008, Anda didiagnosa menderita kanker, apa yang terlintas dalam pikiran Anda? Apa yang membuat Anda tetap kuat untuk membangun Song Saa?

MKH: Bertahan dari kanker adalah sebuah hikmah yang memberi saya kekuatan, keberanian, dan energi untuk membuat impian saya menjadi kenyataan.

BL: Apa prestasi terbesar Anda sampai saat ini?

MKH: Membangun sebuah brand yang 100% saya banggakan dan segala sesuatu yang terkait dengannya serta tentu saja keluarga saya. 

BL: Apa arti dari pulau itu bagi Anda?

MKH: Harapan. Bagi masyarakat Kepulauan Koh Rong dan bagaimana mereka sekarang memiliki masa depan untuk melihat ke depan dan harapan bahwa mimpi mereka dapat terjadi untuk kita dan siapa pun.

BL: Bagaimana Anda melihat diri Anda dan Song Saa Resort dalam 10 tahun ke depan? Apakah Anda memiliki rencana untuk melakukan ekspansi?

MKH: Kita tentu ingin melanjutkan misi kami untuk menumbuhkan sebuah business lifestyle yang berkesinambungan yang melibatkan hotel masa depan tetapi juga bisnis lain yang mendukung brand.

BL: Dapatkah Anda membagi tips atau pengetahuan untuk para pembaca businesslounge.co.id yang akan memulai sebuah bisnis atau bahkan bisnis yang sama dengan Anda?

MKH:

1.  Adalah penting untuk menghargai setiap tantangan yang akan banyak Anda temui di sepanjang perjalanan Anda. Tetapi jangan biarkan mereka menghentikan Anda, tetapi gunakanlah sebagai pengalaman pembelajaran. Semua bisnis yang baru akan menghadapai gunung tantangan (seperti yang kami alami) dan meskipun kadang-kadang mungkin Anda merasa bahwa hanya Andalah satu-satunya yang berurusan dengan begitu banyak masalah setiap harinya, Anda tidak sendirian. Ada 100 dari 1000 start up lain memiliki pengalaman yang sama dengan Anda.

2. Terbukalah dan dengarkan orang lain serta jujurlah ​​kepada diri Anda sendiri mengenai seberapa banyak hal yang Anda tidak tahu. Buka hati dan pikiran dan dengarkan sebanyak mungkin orang yang bersedia untuk berbagi saran dengan Anda tentang pengalaman mereka sendiri. Tetapi juga tahu bagaimana untuk mendengarkan naluri Anda sendiri untuk memilih saran mana yang tepat untuk Anda dan sesuai dengan visi Anda.

3. Bersikaplah hormat kepada semua orang yang Anda temui. Anda tidak akan pernah tahu posisi apan yang orang tersebut miliki dalam 3 tahun dari sekarang yang mungkin dapat membantu Anda di dalam bisnis.

4. Buanglah rasa takut gagal. Siaplah dengan ide Anda pada setiap langkah di jalan Anda.

Song Saa 7

Ruth Berliana – Chintya Indah/VMN/BL
Image: Song Saa