Couche-Tard Jajaki Potensi Penjualan Store 7-Eleven dan di AS

(Business Lounge Journal – Global News)

Dalam langkah strategis yang dapat mengubah peta ritel di Amerika Serikat, Seven & i Holdings, pemilik jaringan toko serba ada 7-Eleven, telah menandatangani perjanjian kerahasiaan dengan Alimentation Couche-Tard, pemilik Circle K asal Kanada. Perjanjian ini bertujuan untuk mempertimbangkan kemungkinan penjualan beberapa toko 7-Eleven di AS, sebuah langkah yang diyakini sebagai upaya mengatasi risiko antitrust dalam potensi akuisisi perusahaan Jepang tersebut oleh Couche-Tard.

Perjanjian ini membatasi cakupan diskusi hanya pada kemungkinan penjualan beberapa toko di AS dan tidak mencakup pembicaraan tentang penjualan seluruh grup Seven & i Holdings. Seorang juru bicara perusahaan Jepang itu menegaskan bahwa transaksi ini tidak berarti bahwa seluruh perusahaan akan dijual kepada Couche-Tard, tetapi lebih sebagai upaya mencari solusi terhadap hambatan regulasi yang mungkin muncul dalam ekspansi bisnis kedua raksasa ritel ini di pasar AS.

Pasar convenience store di Amerika Serikat merupakan salah satu sektor ritel yang paling kompetitif, dengan beberapa pemain utama yang mendominasi jaringan distribusi dan layanan pelanggan. 7-Eleven, yang berbasis di Jepang, telah berkembang menjadi salah satu jaringan toko serba ada terbesar di dunia, dengan lebih dari 13.000 gerai di AS. Sementara itu, Couche-Tard, yang mengoperasikan lebih dari 7.000 toko Circle K di AS, juga terus berusaha memperluas pangsa pasarnya.

Dengan dominasi dua perusahaan ini dalam industri convenience store, kemungkinan merger atau akuisisi antara keduanya dapat menimbulkan perhatian dari regulator antitrust di AS. Federal Trade Commission (FTC) dan Departemen Kehakiman AS secara rutin meninjau kesepakatan bisnis besar untuk memastikan bahwa persaingan pasar tetap sehat dan tidak terjadi monopoli yang dapat merugikan konsumen.

Penandatanganan perjanjian kerahasiaan ini menjadi indikasi bahwa kedua perusahaan tengah mencari jalan tengah untuk mengatasi kekhawatiran regulasi tersebut. Dengan mempertimbangkan penjualan sebagian toko di AS, Seven & i Holdings mungkin berupaya mengurangi risiko bahwa kesepakatan dengan Couche-Tard akan menghadapi hambatan dari regulator.

Alimentation Couche-Tard telah lama berupaya memperluas kehadirannya di AS melalui strategi akuisisi. Pada tahun 2020, perusahaan Kanada ini sempat berusaha mengakuisisi Carrefour, jaringan supermarket raksasa asal Prancis, namun kesepakatan itu diblokir oleh pemerintah Prancis karena alasan strategis dan keamanan pangan. Dengan semakin ketatnya regulasi di Eropa, Couche-Tard kembali mengalihkan fokusnya ke Amerika Utara, di mana perusahaan ini memiliki pengalaman dan jaringan yang lebih luas.

Jika kesepakatan dengan Seven & i Holdings berhasil, Couche-Tard dapat semakin memperkuat posisinya di AS, memperluas jaringan toko Circle K, dan meningkatkan daya saingnya terhadap pemain besar lainnya seperti Wawa, Casey’s, dan Speedway. Namun, keberhasilan transaksi ini akan sangat bergantung pada persetujuan regulator serta bagaimana perusahaan akan menyesuaikan strategi mereka agar tidak melanggar undang-undang antitrust AS.

Seven & i Holdings, perusahaan induk 7-Eleven, telah berada dalam fase restrukturisasi bisnis selama beberapa tahun terakhir. Perusahaan Jepang ini telah menghadapi tekanan dari investor untuk fokus pada bisnis utamanya, yaitu convenience store, dan mengurangi portofolio bisnisnya yang kurang menguntungkan.

Pada tahun 2021, Seven & i Holdings mengakuisisi jaringan toko Speedway dari Marathon Petroleum dengan nilai $21 miliar, yang semakin memperkuat kehadiran 7-Eleven di AS. Namun, akuisisi tersebut juga membawa tantangan, terutama dalam hal integrasi bisnis dan permasalahan regulasi.

Dengan mempertimbangkan penjualan beberapa tokonya di AS kepada Couche-Tard, Seven & i Holdings mungkin ingin menyesuaikan portofolio gerainya agar lebih efisien dan mengurangi tekanan regulasi. Langkah ini juga dapat membantu perusahaan memperoleh dana tambahan untuk berinvestasi dalam strategi pertumbuhan jangka panjangnya, baik di dalam maupun di luar AS.

Salah satu alasan utama di balik langkah ini adalah untuk menghindari masalah antitrust yang dapat muncul jika Couche-Tard mencoba mengakuisisi lebih banyak toko di AS. Dengan 7-Eleven dan Circle K sebagai dua pemain terbesar dalam industri convenience store, regulator AS kemungkinan besar akan menaruh perhatian pada potensi dampak dari kesepakatan ini terhadap persaingan pasar.

FTC telah menjadi lebih ketat dalam meninjau merger dan akuisisi di sektor ritel dalam beberapa tahun terakhir. Jika Seven & i Holdings dan Couche-Tard terlalu mendominasi pasar, kemungkinan besar FTC akan meminta kedua perusahaan untuk menjual sebagian aset mereka atau bahkan memblokir kesepakatan sepenuhnya.

Dalam beberapa kasus sebelumnya, FTC telah meminta perusahaan untuk melepas aset tertentu sebelum merger dapat disetujui. Sebagai contoh, ketika Seven & i Holdings mengakuisisi Speedway pada tahun 2021, perusahaan harus menjual 293 toko kepada pemilik Circle K untuk menghindari masalah monopoli.

Melalui perjanjian kerahasiaan ini, Seven & i Holdings dan Couche-Tard mungkin tengah mencari cara untuk memenuhi persyaratan regulator tanpa harus membatalkan kesepakatan yang bisa menguntungkan kedua belah pihak.

Jika kesepakatan ini berhasil, dampaknya dapat dirasakan oleh berbagai pihak, mulai dari investor, pesaing, hingga konsumen.

Bagi investor, penjualan beberapa toko 7-Eleven kepada Couche-Tard dapat menjadi sinyal positif bahwa Seven & i Holdings berkomitmen untuk mengoptimalkan portofolionya. Saham Seven & i Holdings telah mengalami fluktuasi dalam beberapa tahun terakhir, dan langkah ini dapat membantu meningkatkan kepercayaan investor terhadap strategi pertumbuhan jangka panjang perusahaan.

Bagi pesaing di industri convenience store, langkah ini dapat menciptakan persaingan yang lebih ketat. Jika Couche-Tard berhasil memperoleh lebih banyak toko dari 7-Eleven, Circle K dapat semakin memperkuat posisinya di pasar AS dan memberikan tekanan lebih besar kepada pesaing seperti Wawa, Casey’s, dan QuikTrip.

Bagi konsumen, perubahan kepemilikan toko dapat mempengaruhi layanan dan harga yang ditawarkan. Jika Circle K mengambil alih lebih banyak toko 7-Eleven, pelanggan mungkin melihat perubahan dalam produk, promosi, atau program loyalitas. Namun, jika regulator memastikan bahwa persaingan tetap sehat, dampaknya bagi konsumen kemungkinan tidak akan signifikan.

Penandatanganan perjanjian kerahasiaan antara Seven & i Holdings dan Couche-Tard menandai langkah penting dalam upaya kedua perusahaan untuk mencari solusi terhadap tantangan regulasi yang ada di pasar AS. Dengan mempertimbangkan penjualan beberapa toko 7-Eleven kepada Couche-Tard, perusahaan Jepang ini mungkin ingin menghindari hambatan antitrust yang dapat menghambat ekspansi bisnisnya di Amerika Utara.

Sementara itu, bagi Couche-Tard, kesepakatan ini dapat menjadi peluang strategis untuk memperluas jejaknya di AS tanpa harus menghadapi risiko besar dari regulasi. Dengan semakin ketatnya aturan antitrust di AS, strategi akuisisi yang cermat menjadi kunci keberhasilan dalam ekspansi bisnis di sektor ritel.

Namun, masih banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil akhir dari negosiasi ini, termasuk respons regulator, dinamika pasar, dan strategi jangka panjang kedua perusahaan. Jika kesepakatan ini berhasil, industri convenience store di AS dapat mengalami perubahan signifikan, yang berpotensi menguntungkan investor dan konsumen dalam jangka panjang.