(Business Lounge Journal – News and Insight)
Olivier Bernhard adalah mantan triatlet profesional asal Swiss yang pernah disponsori oleh Adidas dan Nike pada tahun 90-an dan 2000-an saat ia berlaga di berbagai ajang Ironman dari Hawaii hingga Selandia Baru. Selain berkompetisi, Bernhard dikenal sebagai sosok inovatif yang kerap memodifikasi peralatan olahraganya—misalnya, mengganti setang sepeda dengan bar aluminium berbentuk tanduk untuk mengurangi berat.
Pada tahun 2005, setelah dua belas tahun berkarier dan mengalami banyak cedera, Bernhard memutuskan pensiun dari dunia profesional. Ia kemudian mengalihkan perhatiannya untuk menciptakan sepatu lari baru yang menawarkan kenyamanan dan performa lebih. Bekerja sama dengan seorang insinyur di Zurich, ia mencoba memodifikasi sepasang sepatu Nike dengan cara menghilangkan sol aslinya dan menggantikannya dengan potongan selang taman. Hasilnya, ia merasakan pendaratan yang lembut dan dorongan kuat saat melangkah. Meski mencoba mempresentasikan ide tersebut kepada Nike dan Adidas, kedua perusahaan raksasa itu menolak. “Jika bukan dibuat di dapur kita sendiri, tidak akan sehebat itu,” kenangnya.
Tak lama kemudian, Bernhard menghubungi Caspar Coppetti, seorang penggemar snowboarding yang pernah menjadi agennya di dunia triathlon. Awalnya, Coppetti ragu untuk terjun ke pasar sepatu lari yang sudah sangat matang. Namun, begitu melihat prototipe sepatu dengan sol tubular yang menonjol—tidak tersembunyi di balik lapisan busa dan karet seperti kebanyakan sepatu—ia menjadi terpesona. Titik balik datang ketika Coppetti mencoba sepasang sepatu tersebut dan mengaku, “Aku belum pernah berjalan seperti ini sebelumnya. Teknologinya tidak hanya terlihat, tapi terasa.”
Menyadari potensi inovasi tersebut, Coppetti mengajak David Allemann, mantan rekan di McKinsey yang saat itu menjabat sebagai kepala pemasaran di perusahaan desain furnitur butik Vitra. Ketiganya kemudian melakukan tradisi khas Swiss: mendaki gunung bersama di jalur yang berada di atas resor St. Moritz. Di tengah perjalanan, mereka sepakat bahwa meskipun Swiss tidak dikenal sebagai lahan subur bagi startup, mereka memiliki kesempatan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda di pasar sepatu lari.
Keputusan Besar dan Perluasan Global
Dengan semangat inovasi yang sama, trio tersebut mulai mengembangkan teknologi sepatu yang unik. Bernhard mengambil peran utama dalam merancang dan menyempurnakan teknologi sepatu, serta meyakinkan atlet profesional untuk mencobanya. Sementara itu, Allemann berangkat ke Asia untuk memahami proses manufaktur dan mengamankan kapasitas produksi yang diperlukan, dan Coppetti melakukan perjalanan ke Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang untuk mendekati pemilik toko sepatu lari guna menawarkan produk baru mereka.
Awalnya, mereka mempertimbangkan nama “Neon” untuk perusahaan, namun akhirnya memutuskan untuk menyederhanakannya dengan mengambil suku kata kedua. Sebuah momen penting terjadi ketika seorang penguji produk kembali dari lari dan mengatakan ia merasa seperti berlari di atas awan. Mendengar hal itu, para pendiri pun menamai inovasi sol patent mereka sebagai CloudTec, dan model pertama yang mereka luncurkan diberi nama Cloudsurfer. Desain sepatu tersebut menampilkan bagian atas yang minimalis dan sol yang menyerupai lima deretan “awan” yang unik. Meskipun sempat menghadapi tantangan dalam meyakinkan pabrik-pabrik di Asia untuk memproduksi sol dengan standar kualitas yang tinggi, pesanan terus berdatangan.
Menyadari pentingnya profesionalisasi bisnis, Coppetti kemudian merekrut Marc Maurer, seorang teman dari dunia snowboarding yang memiliki pengalaman di bidang pengembangan bisnis dan pemasaran. Pada tahun 2013, Maurer bersama dengan Martin Hoffmann mengambil keputusan strategis dengan membeli saham dan bergabung sebagai mitra setara, sehingga membentuk struktur kepemimpinan yang kolaboratif tanpa kehadiran seorang CEO tunggal. Salah satu langkah strategis awal mereka adalah memindahkan Hoffmann ke Portland, Oregon—pusat dunia olahraga dan markas Nike.
On Muncul di Radar Ken Fox (2013)
Pada tahun 2013, investor Ken Fox dari firma ekuitas swasta Stripes LLC mulai melirik On. Fox, yang dikenal memiliki minat mendalam pada merek-merek dengan basis penggemar yang fanatik, telah lama mengamati industri sepatu lari dan merasa bahwa pasar masih membuka peluang bagi merek penantang yang bisa bersaing dengan raksasa seperti Nike dan Adidas. Saat itu, On belum memiliki toko sendiri di Amerika Serikat maupun kampanye pemasaran besar. Produk mereka dijual melalui pengecer pihak ketiga, dan sebagian besar pengenalan merek dilakukan melalui strategi pemasaran akar rumput, seperti membekali duta merek lokal di kota-kota kunci dengan merchandise gratis, mensponsori lomba lari 5K, dan bekerja sama dengan pemilik toko sepatu lari khusus.
Keberhasilan pendekatan ini secara perlahan membangun reputasi On di kalangan pelari dan konsumen yang mencari alternatif sepatu yang menggabungkan performa dan kenyamanan. Keterlibatan Ken Fox dan investasi dari Stripes LLC memberikan suntikan modal serta dukungan strategis yang semakin mempercepat ekspansi global On. Langkah ini kemudian membuka jalan bagi On untuk tumbuh secara signifikan di pasar internasional.