Awal Mula dan Kebangkitan On Cloud

(Business Lounge Journal – News and Insight)

Vinnie Petrarca adalah sosok yang tidak terduga sebagai ikon dari gelombang sepatu lari terbaru—atau lebih tepatnya, gelombang sepatu lari yang sedang booming. Sebagai seorang agen properti, Vinnie menghabiskan sebagian besar waktunya berjalan kaki, menemani klien menyusuri boardwalk yang panjang di Fire Island, New York. Selama bertahun-tahun, ia setia memakai sepatu New Balance di setiap aktivitas kerjanya. Namun, suatu ketika ia mulai memperhatikan kehadiran merek-merek baru di kaki tetangganya, terutama sepatu dengan desain ramping dan sol yang terbuat dari deretan tabung empuk.

Mendengar teman-temannya memuji kenyamanan sepatu tersebut, Vinnie akhirnya memutuskan untuk memesan sepasang pada musim panas 2023—meskipun pada awalnya ia hanya memiliki gambaran samar tentang apa yang dicari. Misalnya, ia sempat mengira nama merek itu adalah “On Cloud” dan bahkan menyangka logo yang terlihat mirip milik Lululemon. (Padahal, nama merek tersebut adalah On, modelnya Cloud, dan logonya berbeda dari Lululemon.) Kini, Vinnie telah menjadi pelanggan setia, dan ia baru mengetahui dalam sebuah wawancara bahwa On Holding AG berbasis di Swiss. Baginya, hal ini masuk akal karena orang Swiss terkenal dengan keahlian rekayasa mereka. “Mereka membuat jam tangan yang bagus. Jadi, mengapa tidak membuat sepatu lari yang juga bagus?” ujarnya.

Kisah para penggemar On Cloud di Eropa

Tak jauh dari sana, di Munich, dua penggemar baru On menikmati secangkir espresso di sebuah kafe trendi setelah menyelesaikan lari pagi pada hari Senin lalu. Erik Schereder mulai menggemari merek ini pada bulan Juli setelah menerima perlengkapan gratis dalam lomba lari 24 jam yang disponsori oleh perusahaan—sebuah strategi pemasaran akar rumput yang tengah digalakkan. Setelah mencoba model Cloudmonster yang empuk dengan harga sekitar $200, ia berhasil meyakinkan temannya, Leon Buchholz, untuk mencoba sepasang. “Untuk lari harian, sepatu ini memang yang terbaik,” ujar Buchholz, seorang kapitalis ventura yang sebelumnya telah mencoba sepatu dari New Balance dan Hoka. Menurutnya, sepatu On tidak hanya lebih nyaman, tapi juga memberikan kecepatan yang lebih baik. Kunjungan terakhirnya ke sebuah toko On di Berlin semakin mengesankan Buchholz, terutama karena desain merek yang ramping dan minimalis. “Mereka seperti Apple-nya dunia lari,” ungkapnya.

Membangun reputasi di tengah persaingan global

Di tengah persaingan industri yang semakin ketat, On muncul sebagai merek yang menjanjikan. Pasar sepatu lari di AS telah tumbuh sebesar 20% dalam tiga tahun terakhir dan mencapai nilai $7,4 miliar (per Oktober) menurut Circana LLC. Meski hanya 43% pembeli yang memakai sepatu tersebut untuk olahraga, tren ini menunjukkan potensi pasar yang besar. Di tengah raksasa seperti Nike dan Adidas yang kerap bergelut dengan masalah dalam mempertahankan fokus antara mode dan performa, On berhasil menempatkan dirinya sebagai alternatif bagi mereka yang mencari sepatu yang tidak hanya nyaman untuk digunakan sehari-hari, tetapi juga menunjang performa olahraga.

Berbasis di Zurich dan dikelola oleh lima mitra dengan filosofi manajemen “demokrasi Swiss,” On telah meraih penjualan sekitar $2,5 miliar pada tahun 2024 dengan pertumbuhan tahunan 30%. Walaupun angka tersebut masih jauh dari pendapatan Nike dan Adidas, keberadaan On sudah mulai tampak di berbagai penjuru—dari trotoar kota hingga ruang ritel. Tantangan utama bagi On adalah mempertahankan momentum pertumbuhan dan membuktikan diri sebagai merek performa, terutama di mata para atlet, meskipun saat ini merek tersebut juga mulai dikenal sebagai pilihan gaya hidup bagi konsumen yang mencari kenyamanan.