Dua Strategi ini Dapat Membantu Anda Mempertahankan Talent Terbaik

(Business Lounge Journal – Human Resources)

Baru-baru ini Paycor – sebuah lembaga konsultasi dalam bidang Sumber Daya Manusia – merilis hasil surveinya yang dilakukan atas lebih dari 7.000 Profesional HR, Keuangan, dan IT di seluruh dunia. Dalam survei ini, Paycor menemukan bahwa 20% dari responden yang adalah karyawan, secara aktif akan mencari pekerjaan baru dalam 12 bulan ke depan. Namun demikian ada 3 penyebab terbesar mengapa seseorang mencari pekerjaan baru, dan juga 3 penyebab terbesar seseorang memilih untuk tetap bekerja pada pekerjaannya.

Tiga alasan utama untuk mencari pekerjaan yang baru:
* Gaji dan benefit yang lebih baik (23%)
* Schedule yang lebih fleksibel (15%)
* Pertumbuhan karir (14%)
Tiga alasan utama untuk tetap pada pekerjaan yang lama:
* Schedule yang sudah fleksibel (15%)
* Gaji dan benefit yang lebih baik (14%)
* Budaya perusahaan (14%)

Beberapa hasil lainnya:

  • 38% responden diidentifikasi memiliki kecenderungan untuk mencari pekerjaan baru pada 12 bulan berikutnya.
  • 21% responden kecenderungannya merasa bahwa peranan mereka masih belum terdefinisi dengan jelas
  • 21% responden belum menilai manager mereka dengan positif

Dapat dikatakan bahwa karyawan dengan masa kerja hingga dua tahun pada sebuah perusahaan merupakan risiko terbesar untuk keluar menurut survei Paycor, walaupun sebelumnya Harvard Business Review (HBR) pernah melakukan survei bahwa 30% karyawan baru dengan masa kerja 90 hari memiliki potensi untuk mengundurkan diri.

Mereka yang memiliki masa kerja hingga dua tahun ini memang memiliki keterikatan yang jauh lebih sedikit dengan organisasi mereka dibandingkan dengan pekerja dengan masa kerja yang lebih lama.

Beberapa prediksi juga dikemukakan oleh pelaporan ini, bahwa terkait karyawan yang bekerja pada divisi SDM, maka hampir setengah (46%) dari para profesional HR memiliki masa kerja tidak lebih dari dua tahun. Terkait pembahasan di atas, maka dapat dikatakan bahwa mereka juga termasuk pekerja yang rentan untuk mengundurkan diri. Karena itu perlu disiasati, bilamana Anda justru kehilangan para profesional HR Anda. 

Mengharapkan Gaji dan Benefit yang Lebih Baik

Sesuai dengan data di atas bahwa 23% mereka yang memiliki masa kerja hingga dua tahun segera berpikir untuk mencari pekerjaan dengan gaji dan benefit yang lebih baik. Berdasarkan hal ini, maka penting bagi pemilik bisnis untuk selalu melakukan perbandingan tentang kompensasi secara akurat dan sering (kebanyakan melakukannya tahunan, menurut SHRM). Ini merupakan standar dasar yang harus dilakukan semua perusahaan.

Ketika membahas bagaimana melakukan perbandingan secara tahunan, umumnya Anda dapat melakukan proses membandingkan tingkat gaji perusahaan Anda dengan tingkat rata-rata atau standar dalam industri atau wilayah yang sama dengan perusahaan Anda. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa karyawan mendapatkan kompensasi secara adil dan kompetitif. Ini akan sangat berfungsi untuk mempertahankan talent sekaligus menarik talent berkualitas baru. Proses ini biasanya melalui beberapa langkah:

1. Mengumpulkan data gaji dari berbagai sumber, termasuk laporan industri, survei gaji, dan riset pasar. Data ini sering kali mencakup gaji pokok, bonus, tunjangan, dan bentuk kompensasi lainnya. Anda dapat menggunakan data-data yang sering kali dikeluarkan oleh lembaga konsultasi SDM secara tahunan.

2. Perbandingan: Lakukan analisa bagaimana paket kompensasi organisasi Anda dibandingkan dengan yang ada di pasar. Bandingkanlah  peran yang serupa, tingkat pengalaman, dan lokasi untuk membuat perbandingan yang akurat.

3. Penyesuaian: Berdasarkan perbandingan tersebut, organisasi dapat memutuskan untuk menyesuaikan gaji guna memastikan mereka tetap kompetitif. Ini dapat melibatkan peningkatan gaji, peningkatan tunjangan, atau memberikan bonus yang lebih besar.

4. Implementasi: Setelah penyesuaian diputuskan, maka implementasikanlah di seluruh organisasi. Ini mungkin melibatkan pembaruan rentang gaji, revisi kebijakan kompensasi, atau melakukan tinjauan gaji untuk peran tertentu.

5. Pemantauan Berkelanjutan: Benchmarking adalah proses yang berkelanjutan. Organisasi secara teratur memantau pasar untuk tetap kompetitif, melakukan penyesuaian sesuai kebutuhan.

Namun penting untuk Anda pahami bahwa untuk memenangkan perang perebutan talent terbaik, pemberi kerja tidak dapat terjebak dalam perang penawaran. Menurut Gartner, 50% CEO melihat karyawan menuntut kenaikan gaji yang besar, yang sulit untuk ditolak oleh 54% organisasi. Hal ini tentu akan membutuhkan dana yang tidak kecil. Karena itu, untuk menghindari kenaikan gaji yang merembet pada banyak peran, maka perusahaan yang cerdas akan berinvestasi juga dalam beberapa hal seperti: benefit yang kreatif tetapi hemat biaya yang disesuaikan dengan kebutuhan populasi karyawan, perangkat lunak/teknologi yang dapat membantu pekerjaan karyawan sehingga menjadi semakin produktif, serta pengembangan karier dan keterampilan yang merupakan win/win untuk karyawan dan pemberi kerja.

Schedule yang Fleksibel

Juga sesuai dengan data di atas, bahwa 15% responden memilih untuk tetap bertahan karena memilki schedule bekerja yang fleksibel.

Bagaimana dengan perusahaan Anda? Apakah sudah menerapkan sistem bekerja yang fleksibel? Ini merupakan salah satu benefit yang tidak perlu mengeluarkan dana yang besar namun sering kali menjadi faktor yang dinilai menguntungkan bagi para karyawan. Salah satu hasil riset yang dilakukan olejh Paycor adalah bahwa tempat kerja hybrid – yang menggabungkan aspek-aspek terbaik dari kerja remote dan onsite – telah terbukti lebih efektif dalam meningkatkan keterlibatan karyawan dibandingkan dengan model kerja sepenuhnya remote atau onsite. Semakin berkembang pesatnya teknologi AI, maka masalah tempat kerja hybrid akan dapat terbantu.

Flexi-time dan flexi-place adalah pengaturan kerja modern yang menawarkan fleksibilitas lebih besar bagi karyawan dalam mengatur jam kerja dan lokasi mereka.

Flexi-Time

Flexi-time, atau yang juga dikenal sebagai jam kerja fleksibel, memungkinkan karyawan untuk memilih jam kerja mereka dalam rentang waktu tertentu, daripada harus mematuhi jadwal ketat dari pukul 8 hingga 5. Fleksibilitas ini membantu karyawan menyeimbangkan kehidupan kerja dan pribadi mereka dengan lebih efektif. Beberapa hal yang perlu Anda perhatikan ketika menerapkan sistem kerja ini:

  • Core Hours: Banyak organisasi menerapkan flexi-time dengan jam kerja inti, di mana semua karyawan harus hadir (misalnya, dari pukul 10 pagi hingga 3 sore). Di luar jam inti ini, karyawan dapat memilih kapan mereka memulai dan mengakhiri hari kerja mereka. Sehingga ada rentang waktu ketika semua karyawan akan berada di kantor.
  • Manfaat: Flexi-time dapat meningkatkan kepuasan kerja, produktivitas yang lebih tinggi, dan keseimbangan kerja-hidup yang lebih baik. Ini memungkinkan karyawan untuk bekerja di waktu paling produktif mereka, dan mereka pun dapat terhindar dari stres akibat kemacetan pada jam sibuk.
  • Tantangan: Mengelola flexi-time bisa menjadi tantangan bagi pemberi kerja, karena memerlukan perencanaan dan komunikasi yang cermat untuk memastikan kebutuhan bisnis terpenuhi. Koordinasi antar anggota tim juga bisa menjadi lebih kompleks.

Flexi-Place

Flexi-place, atau yang juga dikenal sebagai telecommuting atau remote work, memungkinkan karyawan untuk bekerja dari lokasi selain kantor, seperti rumah mereka, ruang kerja bersama, atau bahkan saat bepergian. Maka ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan:

  • Kerja Jarak Jauh: Karyawan dapat bekerja sepenuhnya dari rumah atau membagi waktu antara rumah dan kantor. Fleksibilitas ini dapat mengurangi waktu dan biaya perjalanan, serta memungkinkan karyawan untuk bekerja di lingkungan yang paling sesuai dengan mereka.
  • Manfaat: Flexi-place dapat meningkatkan kepuasan karyawan, mengurangi biaya overhead bagi pemberi kerja, dan memberikan akses ke kumpulan talent yang lebih luas, karena lokasi geografis tidak lagi menjadi penghalang. Ini juga dapat berkontribusi pada keseimbangan kerja-hidup yang lebih baik.
  • Tantangan: Pengaturan flexi-place memerlukan alat dan praktik komunikasi yang kuat untuk memastikan kolaborasi tim dan produktivitas. Ini juga dapat mengaburkan batas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, yang dapat menyebabkan kelelahan jika tidak dikelola dengan baik.

Kedua pengaturan kerja ini, flexi-time dan flexi-place, semakin populer karena perusahaan berupaya untuk mengakomodasi kebutuhan karyawan yang beragam dan beradaptasi dengan lingkungan kerja yang terus berubah. Ketika diimplementasikan dengan efektif, pengaturan kerja fleksibel ini dapat menghasilkan tenaga kerja yang lebih terlibat dan produktif.