(Business Lounge Journal – Global News)
Seven & i Holdings Jepang, yang mengoperasikan gerai serba ada 7-Eleven secara global, mengatakan bahwa mereka menerima tawaran akuisisi dari pesaing asal Kanada setelah mendapat tekanan dari pemegang saham aktivis untuk meningkatkan profitabilitas. Berita tentang tawaran oleh Alimentation CoucheTard asal Kanada, yang dikenal dengan gerai serba ada Circle K, memicu kenaikan harga saham Seven & i sebesar 23% di Tokyo pada hari Senin, minggu lalu. Rinciannya tidak diungkapkan.
Setelah kenaikan tersebut, kapitalisasi pasar Seven & i mencapai 5,6 triliun yen, setara dengan sekitar $37,9 miliar, menurut penyedia data Quick. Seven & i mengatakan bahwa mereka membentuk komite khusus yang terdiri dari direktur luar untuk memeriksa tawaran tersebut dan membandingkannya dengan opsi lain untuk meningkatkan nilai perusahaan. Perusahaan Jepang tersebut mengatakan bahwa mereka belum memutuskan apakah akan membuka pembicaraan dengan Alimentation Couche-Tard. Kedua perusahaan tersebut merupakan operator terkemuka stasiun pengisian bahan bakar dan toko serba ada di AS.
Seven & i menyelesaikan akuisisinya terhadap jaringan stasiun pengisian bahan bakar AS Speedway pada tahun 2021 dalam kesepakatan senilai $21 miliar, sementara Alimentation Couche-Tard yang berbasis di Que bec memiliki lebih dari 7.000 toko di AS, menurut situs webnya. Perwakilan Alimentation Couche-Tard tidak menanggapi permintaan komentar.
Di bawah tekanan dari beberapa pemegang saham asing, Seven & i telah memangkas beberapa bisnis dalam beberapa tahun terakhir dan lebih fokus pada toko serba ada yang menguntungkan. Kepala eksekutif saat ini, Ryuichi Isaka, mengambil pekerjaan itu pada tahun 2016 setelah pendahulunya yang telah lama menjabat digulingkan dalam dorongan yang dipimpin oleh dana aktivis AS Third Point.
Dalam beberapa tahun terakhir, Isaka sendiri telah menghadapi tekanan dari para aktivis termasuk ValueAct Capital yang berbasis di San Francisco, yang telah meminta Seven & i untuk memisahkan toko-toko swalayan yang tidak menguntungkan. Pada bulan April, Seven & i mengatakan sedang mempertimbangkan untuk mendaftarkan bisnis swalayan mereka sesegera mungkin.
Dalam sebuah langkah yang dikatakan bertujuan untuk meningkatkan tata kelola perusahaan, perusahaan tersebut memisahkan peran kepala eksekutif dan ketua dewan, dengan menunjuk eksekutif ritel veteran Stephen Hayes Dacus untuk jabatan terakhir. Dacus mengepalai komite yang menyelidiki tawaran pengambilalihan, yang pertama kali dilaporkan oleh surat kabar Nikkei Jepang. Tahun lalu, Seven & i menjual operator department store Sogo & Seibu ke Fortress Investment Group.