(Business Lounge Journal – Human Resources)
Kini Google tidak lagi menjadi tempat kerja favorit bagi banyak pencari kerja.
Sebuah survei terbaru menemukan bahwa pelajar SMA sekarang ini menjadi lebih tertarik pada pekerjaan yang berhubungan dengan sektor kesehatan termasuk perawatan kesehatan. Hal ini disebabkan pada fakta bahwa puluhan ribu pekerja teknologi telah kehilangan pekerjaan pada tahun ini. Akibatnya hal ini menjadi perhatian dari mereka yang berada pada angkatan pencari kerja selanjutnya. Yaitu mereka yang masih berada di bangku SMA. Bagi mereka, masa-masa adanya benefit makanan gratis serta opsi saham besar – bagi para karyawan – mungkin sudah berakhir.
Raksasa teknologi seperti Google, Amazon, dan Apple dulu hampir selalu berada di daftar teratas “pekerja pilihan” bagi para pelajar SMA. Namun para raksasa teknologi tersebut kini telah tergelincir, menurut the 2024 Career Interest Survey yang dilakukan oleh National Society of High School Scholars, sebuah komunitas kehormatan akademik yang beranggota lebih dari dua juta anggota. Survei ini, yang dilakukan dari 17 Januari hingga 6 Maret, melibatkan lebih dari 10.000 peserta di seluruh AS dan wilayah AS, serta pangkalan militer di luar negeri.
Pada tahun 2024, Google jatuh ke peringkat ketujuh sebagai perusahaan yang menjadi preferensi bagi para pencari kerja — turun tiga peringkat dibandingkan tahun 2022. Pada tahun 2018, Google adalah perusahaan kedua yang paling dipilih oleh pelajar SMA, setelah berada di posisi puncak pada tahun 2017. Amazon berada setelah Google sebagai perusahaan kedelapan yang paling dipilih oleh pelajar SMA pada tahun 2024, turun tiga peringkat dari posisi kelima pada 2022. Sedangkan Apple jatuh dari peringkat kedelapan ke peringkat kesembilan antara 2022 dan 2024.
Perubahan dari 2018 hingga 2024 bisa mencerminkan terjadinya ledakan sektor teknologi selama satu dekade yang kemudian bertemu dengan kehancurannya setelah putaran besar PHK mulai tahun 2022. Dalam survei lulusan perguruan tinggi 2024 oleh Handshake, sebuah platform pencarian kerja untuk mahasiswa, 76% responden mengatakan stabilitas pekerjaan adalah faktor paling penting saat mempertimbangkan tempat untuk melamar. Lokasi adalah faktor terpenting kedua, dan reputasi positif “majikan” adalah faktor terpenting ketiga.
Sementara industri teknologi tampaknya telah kehilangan minat dari Gen Z, sebaliknya perawatan kesehatan justru mendapatkan lebih banyak perhatian dari pencari kerja.
St. Jude Children’s Research Hospital, Mayo Clinic, serta Health Care Service Corp. telah menjadi beberapa perusahaan pilihan teratas bagi pelajar SMA pada tahun 2024. Kesehatan/perawatan kesehatan naik dalam daftar isu yang paling penting bagi responden, dengan 32% menyebutnya sebagai isu yang penting bagi mereka. Di daftar yang sama, inovasi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi turun dari 34% pada 2022 menjadi 28% pada 2024.
Yang Masih Menjadi Favorit di Indonesia
Lalu bagaimana dengan di Indonesia?
Sebuah survei mengenai perusahaan yang paling diminati oleh pencari kerja di Asia dan Indonesia menunjukkan beberapa tren menarik. Berdasarkan “Asia Pacific Workforce Hopes and Fears Survey 2024” oleh PwC, ada banyak perubahan yang terjadi di tempat kerja yang mempengaruhi preferensi pekerja. Mayoritas pekerja Asia Pasifik mengalami perubahan signifikan dalam teknologi dan struktur tim, yang meningkatkan beban kerja mereka.
Di Indonesia, perusahaan seperti Pertamina, BCA, dan Telkom Indonesia terus mendominasi sebagai pilihan utama bagi pencari kerja, terutama di kalangan lulusan baru dan profesional muda demikian seperti disimpulkan Graduates’ Choice Award. Di Malaysia, misalnya, perusahaan seperti Maybank dan Petronas menonjol dalam survei serupa, menunjukkan tren yang serupa di wilayah Asia Tenggara. Graduates’ Choice Award (GCA) di Malaysia juga telah memberikan penghargaan kepada perusahaan yang paling diinginkan oleh lulusan universitas, seperti AIA Shared Services, Johnson & Johnson, Petronas, Sunway University, Top Glove, dan Uniqlo. Perusahaan-perusahaan ini mendapatkan pengakuan tinggi dari para lulusan karena menawarkan worklife balance, keamanan pekerjaan, dan pengembangan karir yang baik.
Secara keseluruhan, preferensi pencari kerja di Asia Pacific termasuk di Indonesia juga cenderung dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti stabilitas pekerjaan, reputasi positif majikan, dan kesempatan untuk belajar teknologi baru. Hal ini sejalan dengan hasil survei global yang menunjukkan bahwa faktor-faktor ini sangat penting bagi generasi muda saat memilih tempat kerja. Namun selain stabilitas pekerjaan, paket remunerasi yang kompetitif juga menjadi pertimbangan bagi sebagian besar pencari kerja.
Strategi Pemberi Kerja
Sekarang pemberi kerja harus dapat menyesuaikan diri dengan Gen Z. Sebab merekalah yang akan menjadi tenaga kerja produktif di kemudian hari. Hal ini tidak dapat dielakkan. Karena itu, untuk mendapatkan perhatian dari Gen Z, pemberi kerja perlu memahami karakteristik dan preferensi generasi ini. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan:
- Fokus pada Tujuan dan Nilai Perusahaan:
– Gen Z cenderung lebih memilih perusahaan yang memiliki tujuan sosial dan nilai-nilai yang sejalan dengan mereka. Menurut penelitian, 77% dari Gen Z merasa bahwa penting bagi mereka bekerja di perusahaan yang memiliki komitmen terhadap keberlanjutan dan tanggung jawab sosial.
– Komunikasikan visi, misi, dan nilai-nilai perusahaan dengan jelas, serta bagaimana perusahaan berkontribusi positif terhadap masyarakat dan lingkungan. - Teknologi dan Inovasi:
– Gen Z tumbuh di era digital dan mengharapkan lingkungan kerja yang mendukung penggunaan teknologi terbaru dan inovatif.
– Sediakan alat dan platform digital yang memudahkan pekerjaan, serta dorong budaya inovasi di tempat kerja. - Keseimbangan Kerja dan Kehidupan (Work-Life Balance):
– Gen Z sangat menghargai keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Menawarkan fleksibilitas dalam bekerja, seperti opsi remote work atau jadwal kerja yang fleksibel, dapat menjadi daya tarik yang besar.
– Sediakan program kesejahteraan karyawan yang mendukung kesehatan fisik dan mental. - Pengembangan Karier dan Pembelajaran Berkelanjutan:
– Gen Z sangat menghargai peluang untuk berkembang dan belajar. Mereka cenderung mencari perusahaan yang menawarkan program pengembangan karier dan pelatihan berkelanjutan.
– Sediakan jalur karier yang jelas, mentor, dan akses ke pelatihan serta sumber daya untuk pengembangan keterampilan. - Transparansi dan Komunikasi Terbuka:
– Gen Z menghargai transparansi dalam komunikasi dan keputusan perusahaan. Praktikkan komunikasi yang terbuka dan jujur mengenai kebijakan perusahaan, prospek karier, dan umpan balik kinerja.
– Bangun budaya kerja yang inklusif di mana setiap orang merasa didengar dan dihargai. - Lingkungan Kerja yang Inklusif dan Beragam:
– Gen Z cenderung lebih menerima keragaman dan inklusi. Pastikan lingkungan kerja mencerminkan komitmen terhadap keragaman dan inklusi.
– Terapkan kebijakan yang mendukung keberagaman, inklusi, dan kesetaraan di tempat kerja. - Manfaat dan Kompensasi Kompetitif:
– Selain gaji yang kompetitif, Gen Z juga mencari manfaat tambahan seperti asuransi kesehatan, tunjangan pendidikan, dan fasilitas kesejahteraan lainnya.
– Tawarkan paket kompensasi yang menarik dan sesuai dengan kebutuhan mereka.
Dengan memahami dan menyesuaikan strategi rekrutmen serta lingkungan kerja sesuai dengan preferensi Gen Z, pemberi kerja dapat menarik dan mempertahankan talenta muda yang berbakat.