(Business Lounge Journal – Event)
Gajah Gallery Jakarta bersama dengan Singapore National Arts Council sedang menyelenggarakan sebuah perhelatan besar, Singapore Contemporary yang menyorot karya seniman-seniman kontemporer dari Singapura. Singapore Contemporary pun menjadi sebuah tinjauan menarik terhadap dinamisme dunia seni yang muncul di Singapura dalam beberapa tahun terakhir. Sebagai sebuah cuplikan yang menghadirkan seni kontemporer Singapura yang beragam dan terus berkembang bagi audiens di Indonesia.
Pameran ini pun berlangsung dari tanggal 13 hingga 27 Agustus 2023.
Tidak dipungkiri bahwa bentang seni budaya Singapura dan Indonesia memang terpaut satu dengan yang lain. Sebagai salah satu contohnya terlihat dari adanya kunjungan seniman maestro Singapura Cheong Soo Pieng dan Liu Kang ke Bali pada waktu yang lampau. Akhirnya kedua maestro tersebut memengaruhi gaya lukis Nanyang. Sosok lainya adalah Lee Man Fong juga menjadi kebanggaan bersama bagi warga Singapura dan Indonesia.
Singapore Contemporary menghadirkan beberapa nama perupa seperti: Donna Ong, Jason Lim, Jane Lee, Mahalakshmi Kannappan, dan Suzann Victor. Dapat dikatakan ini bukanlah kali pertama mereka tampil di Indonesia. Gajah Gallery yang memulai perjalanannya di Singapura, selalu memiliki kaitan dengan seni di Indonesia. Karena itu Gajah Gallery pun bertindak sebagai jembatan bagi pasar seni kedua negara tersebut.
Selain beberapa nama di atas, ada juga Ang Song Nian, Mary Bernadette Lee, Melissa Tan, Robert Zhao Renhui, Sebastian Mary Tay, Susie Lingham, Yeo Siew Hua, dan Zulkhairi Zulkiflee. Semua karya seni yang dipamerkan pun telah melalui kurasi tajam dari John Tung.
Melalui Singapore Contemporary, Gajah Gallery berupaya untuk memperkenalkan seni Singapura lebih dalam lagi kepada masyarakat Indonesia. Pameran yang menyatukan berbagai golongan seniman dari tahap karir yang berbeda dan bekerja di berbagai media artistik, mulai dari lukisan, arang, hingga keramik, telah melalui kurasi yang cermat. Para seniman Singapura ini pun secara kolektif mendefinisikan rasa kontemporeritas dalam lanskap seni Singapura. Mereka menggali karakteristik pembeda yang menentukan ciri era tersebut melampaui sekedar definisi “seni yang dibuat hari ini”. Mereka pun menelisik berbagai cara para seniman ini menggunakan keterampilan dan berbagai minat tematik yang diungkapkan melalui karya-karya mereka.
Sehingga dapat dikatakan bahwa pameran ini mengungkapkan “Semangat Singapura” yang dengan jelas menjadi benang merah yang menghubungkan mereka.