strategi rekrutmen

Bagaimana Menarik Perhatian para Kandidat untuk Memilih Perusahaan Anda

(Business Lounge Journal – Human Resources)

Melakukan rekrutmen pada masa ini tidak lagi hanya tentang apa yang dapat Anda tawarkan kepada calon karyawan, tetapi juga tentang apa yang Anda perjuangkan. Di dunia global saat ini, tanpa Anda sadari, telah terjadi perang remunerasi terus menerus di antara para pemilik kerja. Sehingga sebagai pemberi kerja, Anda perlu menyadari bahwa bersaing untuk mendapatkan kandidat berdasarkan gaji saja tidak lagi menjadi strategi yang berkelanjutan.

Menurut Talent Trends 2023 yang dikeluarkan oleh Michael Page dengan judul “The Invisible Revolution”, ditemukan bahwa gaji masih menduduki peringkat pertama dalam daftar motivator pekerjaan di seluruh Asia Pasifik. Juga menurut laporan yang sama, 36% responden di Indonesia bersedia menolak promosi jika mereka percaya itu akan berdampak negatif pada kesejahteraan mereka.

Jika seorang kandidat menerima banyak tawaran pekerjaan, maka mereka belum tentu memilih posisi yang menawarkan gaji tertinggi. Sebaliknya, mereka akan memilih perusahaan yang paling menerima mereka.

Pentingnya Memberikan Informasi Jenjang Karir

Para kandidat yang memiliki prestasi dan bakat sudah tentu akan tertarik untuk memiliki kesempatan belajar serta meningkatkan keterampilan mereka. Dengan demikian, peluang pertumbuhan karir akan selalu menjadi motivator besar bagi mereka untuk bergabung dengan organisasi mana pun.

Sebagai fakta, di seluruh Asia Pasifik, kemajuan karir dan promosi telah muncul sebagai motivator pekerjaan terpenting kedua, setelah gaji, menurut temuan survei laporan Talent Trends 2023 dari Michael Page. Sedangkan di Indonesia, perkembangan karir menduduki peringkat kedua dalam Talent Attraction Index – Michael Page, daftar hal-hal yang menjadi motivator yang paling menarik para talent untuk menduduki peran berikutnya. Peringkat ini dua tingkat lebih tinggi dibandingkan tahun lalu.

Artinya, sangat penting bagi manajer perekrutan untuk memberikan informasi yang transparan kepada kandidat mengenai career path mereka jika mereka bergabung dengan perusahaan. Ya, perusahaan memang perlu memperhatikan strategi apa yang harus diterapkan untuk merentensi para karyawannya. Sebab karyawan selalu tertarik dengan kemajuan karier mereka.

Dalam Talent Trends 2021, dilaporkan bahwa kurangnya opsi peningkatan keterampilan adalah salah satu dari tiga alasan utama yang menyebabkan karyawan meninggalkan pekerjaan mereka secara sukarela di semua level perusahaan, dari pekerja level awal hingga VP.

Temuan ini diperkuat lebih lanjut dalam laporan Talent Trends 2022, dengan 52% responden mengatakan bahwa kurangnya kemajuan karir atau promosi akan menyebabkan mereka mengundurkan diri dari pekerjaan mereka di Indonesia.

Peluang pertumbuhan karir juga bisa datang dalam bentuk mentorship dan ini merupakan bagian penting dari daya tarik para talent. Bukan hanya karyawan yang mendapat manfaat dari inisiatif ini; organisasi juga dapat menikmati engagement yang lebih tinggi, serta retensi, dan knowledge-sharing yang dapat meningkatkan employer branding untuk menarik perhatian top talent.

Pikirkan untuk Menerapkan Fleksibilitas

Sebagaimana telah kita ketahui bahwa pandemi telah melahirkan fleksibilitas di dunia kerja. Berbagai pemberi kerja telah mempelajari cara menerapkan pengaturan kerja hybrid dan menerapkan fleksibilitas bagi karyawan yang bekerja dari rumah. Hingga hari ini, fleksibilitas di dunia kerja pun menjadi sebuah pilihan utama bagi banyak kandidat.

Karena itu, para pemberi kerja perlu mempertimbangkan fleksibilitas sebagai bagian dari pengalaman karyawan. Jangan lagi memaksa untuk kembali ke budaya kerja sebelum pandemi. Sebab perubahan yang ada dipastikan telah dinikmati oleh banyak talent.

Hal ini terlihat jelas pada Talent Trends 2023 Report yang menyatakan bahwa 86% responden yang tidak memiliki tanggung jawab manajerial mengatakan bahwa kerja hybrid adalah aspek fleksibilitas yang paling penting, dan pada saat yang sama, 84% dari para top level juga memiliki pendapat yang sama megenai kerja hybrid. Selain itu 75% responden berusia 30-an mengatakan jam kerja yang fleksibel adalah aspek fleksibilitas yang paling penting, dan pada saat yang sama, 70% responden dengan tanggung jawab manajerial tingkat menengah dan senior juga memiliki pendapat yang sama.

Namun demikian, tetap diperlukan penyesuaian atas industri dari perusahaan tersebut. Sebab pada kenyataannya, beberapa orang masih menyukai bekerja dari kantor sementara yang lain tidak. Itu juga tergantung pada lingkungan kerja Anda. Misalnya, di Hong Kong, para karyawan memilih untuk bekerja di kantor karena rumah mereka kecil. Hal yang terpenting adalah memberikan pilihan.

Organisasi yang mengakomodir fleksibilitas, tidak hanya memiliki strategi bisnis yang baik namun juga akan memiliki tingkat retensi yang jauh lebih baik.

Review Kembali Corporate Culture Anda

Para kandidat pada umumnya akan mengetahui budaya perusahaan yang baik saat mereka mengalaminya. Karena itu, agar perusahaan dapat menarik perhatian para talent, juga mempertahankan, dan mengembangkan mereka, maka perusahaan perlu mengubah — atau bahkan merombak — budaya mereka sehingga memenuhi harapan para profesional. Para talent pun dihargai sebagai individu dan bukan hanya sebagai mesin penggerak dalam bisnis.

Dapat dikatakan bahwa karyawan ingin bekerja di tempat yang dibangun di atas rasa hormat, kepercayaan, dan kebaikan. Menciptakan budaya yang mengutamakan karyawan sebagai individu dapat memberikan hasil yang besar bagi perusahaan: Ini meningkatkan moral tim, meningkatkan kolaborasi, dan meningkatkan produktivitas dan kinerja secara keseluruhan.

Hargai Setiap Touchpoint

Pertanyaannya adalah, bagaimana kandidat calon pekerja dapat mengalami budaya perusahaan Anda sebelum mereka menerima tawaran pekerjaan?

Sangatlah penting untuk tidak meremehkan setiap touchpoint yang dimiliki pemberi kerja dengan calon karyawan barunya dan itu dimulai ketika Anda “beriklan” dengan deskripsi pekerjaan, diikuti ketika tim prekrutan menghubungi kandidat baik di telepon atau mengirimkan email.

Karena itu, penting untuk membuat deskripsi pekerjaan sebagai sebuah proposal yang akan meraih hati kandidat. Perjelas apa yang diperlukan dan pastikan bahwa Anda memberikan gambaran yang jelas tentang apa yang dapat dialami, dipelajari, dan dicapai oleh kandidat dalam peran dan perusahaan tersebut.

Cara terbaik lainnya untuk menarik kandidat adalah melalui kata-kata positif yang tentu saja tersebar dari mulut ke mulut. Bukan rahasia lagi bahwa kandidat pasti akan melihat ulasan yang tercantum pada beberapa website pencari kerja sehingga mereka dapat mengetahui budaya perusahaan sebelum mengajukan lamaran.

Untuk dapat menyebarkan berita positif, maka secara internal organisasi perlu memiliki inisiatif yang dapat menghubungkan karyawan dengan perusahaan dengan terciptanya kolaborasi, transparansi, dan kepercayaan. Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah dengan mengatur makan siang tim, cara kerja fleksibel dengan kerja jarak jauh, atau bahkan menawarkan lebih banyak cuti ketika kelahiran anak mereka. Semua strategi ini — baik besar maupun kecil — akan memupuk budaya positif perusahaan dari atas ke bawah yang akan dijalankan di semua tingkatan organisasi.

Budaya perusahaan yang hebat meningkatkan branding pemberi kerja, membuat perusahaan Anda lebih menarik bagi kandidat. Menurut Statistical Reference Guide for Recruiters dari Glassdoor pada tahun 2020, hampir semua karyawan (93%) menyebutkan bahwa budaya perusahaan dalam ulasan situs mereka, menjadi pertimbangan ketika merkea akan memutuskan menerima sebuah tawaran pekerjaan.

Laporan yang sama juga mengungkapkan bahwa memiliki peringkat yang baik yang menyertakan adanya poin untuk budaya perusahaan yang positif — menarik talent enam kali lebih efektif daripada tawaran gaji yang lebih tinggi.

Wah, berarti betapa penting memiliki budaya perusahaan yang positif. Juga, betapa pentingnya budaya perusahaan dapat diketahui oleh masyarakat luas.