Bingung Pilek Alergi atau Virus? Ini Bedanya

(Business Lounge Journal – Medicine)

Bersin dengan keluarnya cairan bening dapat menjadi tanda bahwa seseorang mengalami alergi saluran nafas. Cairan bening ini disebut juga dengan istilah rhinorrhea alergi.

Berikut adalah 10 hal lazim yang dapat menyebabkan alergi saluran nafas:

1. Serbuk sari dan alergen tanaman
2. Bulu hewan
3. Debu rumah
4. Jamur dan spora
5. Kutu debu
6. Asap rokok
7. Polusi udara
8. Embun debu dan serbuk serangga
9. Sinar matahari
10. Produk kimia dan pewarna

Untuk membedakan pilek alergi dengan pilek karena virus, beberapa faktor yang dapat diperhatikan antara lain:

1. Durasi gejala: Pilek akibat alergi cenderung berlangsung lebih lama (mingguan atau musiman), sementara pilek karena virus cenderung berlangsung selama beberapa hari atau maksimal beberapa minggu.

2. Gejala tambahan: Pilek alergi sering datang dengan gejala seperti gatal pada mata, hidung tersumbat, bersin berulang-ulang, dan mata berair. Sedangkan pilek karena virus mungkin juga disertai dengan gejala seperti demam, nyeri tubuh, atau sakit kepala.

3. Riwayat alergi: Jika seseorang memiliki riwayat alergi terhadap zat tertentu atau kondisi yang memperburuk gejala seperti alergi serbuk sari di musim tertentu, kemungkinan besar mereka mengalami pilek alergi.

Antibiotik diperlukan hanya jika infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Antibiotik tidak efektif untuk mengobati pilek atau alergi karena keduanya disebabkan oleh virus atau reaksi alergi bukan bakteri. Antibiotik sebaiknya hanya digunakan sesuai petunjuk dan resep dari dokter.

Saat alergi kambuh, beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:

1. Hindari pemicu alergi: Usahakan untuk menghindari paparan alergen yang memicu gejala, seperti serbuk sari, bulu hewan, atau debu.

2. Gunakan obat-obatan antihistamin: Obat antihistamin dapat membantu mengurangi gejala alergi seperti hidung berair, gatal-gatal, dan bersin. Konsultasikan dengan dokter untuk dosis dan jenis antihistamin yang tepat.

3. Gunakan balsem hidung dengan hati-hati: Balsem hidung atau nasal decongestant bisa membantu melegakan hidung tersumbat secara sementara, tapi penggunaannya perlu hati-hati karena dapat menyebabkan ketergantungan jika digunakan dalam jangka panjang.

4. Kompres mata dengan air dingin: Untuk mengurangi mata yang berair atau gatal, bisa menggunakan kompres mata dengan air dingin.

5. Rajin mencuci hidung dengan NaCl, bisa dilakukan setiap dua sampai empat jam sekali.

Agar alergi tidak berkembang menjadi infeksi bakteri, beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:

1. Jaga kebersihan: Menjaga kebersihan diri dengan mencuci tangan secara teratur dan menghindari menyentuh wajah dengan tangan yang kotor.

2. Hindari paparan alergen: Upayakan untuk menghindari paparan alergen yang dapat memperburuk gejala alergi.

3. Gunakan obat alergi dengan tepat: Penggunaan obat antihistamin atau obat alergi lainnya sesuai dengan petunjuk dokter dapat membantu mengendalikan gejala alergi dan mengurangi risiko infeksi sekunder.

4. Tetap jaga tubuh sehat: Mengonsumsi makanan bergizi, beristirahat yang cukup, dan tetap aktif secara fisik dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh dan mengurangi risiko infeksi sekunder.

Bagaimana jika ternyata terkena influenza dan bukan alergi? Langkah-langkah berikut ini bisa dilakukan antara lain:

1. Istirahat yang cukup: Istirahat yang adekuat membantu tubuh untuk pulih dan memperkuat sistem kekebalan tubuh.

2. Konsumsi cairan yang cukup: Minum banyak cairan seperti air putih, sup hangat, atau teh herbal dapat membantu menjaga hidrasi dan mempercepat pemulihan.

3. Mengonsumsi obat pereda gejala: Obat pereda gejala seperti obat penurun demam atau obat batuk dan flu dapat membantu mengurangi gejala influenza.

4. Hindari penyebaran virus: Tutup mulut dan hidung saat bersin atau batuk, cuci tangan secara teratur, hindari kontak dengan orang yang sedang sakit, dan gunakan masker jika diperlukan untuk mencegah penyebaran virus.

Vitamin dan antioksidan diperlukan untuk menjaga daya tahan tubuh dan kesehatan yang baik secara umum. Makan makanan yang kaya akan vitamin dan antioksidan seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan dapat membantu memenuhi kebutuhan tersebut. Namun, tergantung pada kondisi kesehatan dan kebutuhan individu. Konsumsi suplemen vitamin atau antioksidan harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.