Pasar Tradisional Tetap Nantikan Terobosan Teknologi

(Business Lounge Journal – News)

Seperti sudah kita ketahui ada beberapa startup yang memutuskan untuk “gulung tikar” oleh karena tidak dapat bersaing lagi di pasaran. Salah satunya adalah Tumbasin sebagaimana telah disampaikan oleh Bayu Saubig selaku CEO dan Co-Founder lewat akun LinkedIn personalnya.

Startup sayur dan buah (e-grocery) ini tidak hanya telah melakukan penutupan, tetapi perusahaan rintisan ini juga mengajukan kebangkrutan. Sehingga semua usaha yang dilakukan oleh Tumbasin – baik website maupun aplikasi – sudah tidak berjalan lagi.

Berdirinya Tumbasin

Sedikit mengenal Tumbasin. Perusahaan ini adalah perusahaan rintisan dari program Indigo (startup inkubator dari MDI Ventures) yang berdiri sejak Maret 2017. Tumbasin sendiri adalah salah satu produk gerakan ‘1000 Startup Digital’ yang dibuat oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Tujuan utama dari startup ini sendiri adalah untuk membantu ekosistem pasar tradisional, dengan menghubungkannya dengan audiens luas melalui internet.

Aplikasi Tumbasin sebenarnya diharapkan akan dapat membantu masyarakat dalam berbelanja di pasar tradisional dengan visi memberdayakan pasar tradisional dengan teknologi. Selain itu, Tumbasin semula juga diharapkan dapat menjadi solusi utama yang menghubungkan dan mempertemukan pasar tradisional dengan kebutuhan harian masyarakat Indonesia.

Manfaatkan Peluang

Semua bermula ketika Tumbasin melihat peluang dan potensi yang besar pada pasar tradisional kita. Tumbasin berupaya memanfaatkan teknologi untuk dapat mendekatkan pasar tradisional dengan masyarakat. Karena itu dihadirkanlah aplikasi yang diharapkan akan bermanfaat bagi masyarakat luas. Sebab dapat dipastikan bagaimana belanja telah menjadi salah satu aktivitas primer yang dilakukan banyak orang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tumbasin pun hadir untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat.

Masalah Keuangan

Namun, masalah keuangan yang sudah lama dialami oleh Tumbasin tidak mudah untuk dapat diselesaikan. Setelah berdiri selama 6 tahun, startup asal Semarang ini pun akhirnya tidak dapat bertahan lagi.

Itulah sebabnya, Bayu dalam ungkapan perpisahannya mengucapkan terima kasih kepada para pembelinya yang setia, pihak penyuplai barang, serta mitra bisnisnya. Bayu juga mengatakan bahwa dirinya berharap dapat mengambil pelajaran dari pengalaman ini dan berdiri sebagai individu dan organisasi yang lebih siap untuk berbisnis.

Bayu menyampaikan bahwa ini merupakan masa-masa yang tidak mudah. Tetapi adanya ketekunan dan ketangguhan akan memampukan Bayu dan tim untuk dapat bangkit kembali di kemudian hari. Bayu pun menyampaikan terimakasih untuk semua pelanggan setia Tumbasin serta segala dukungan yang sudah diperoleh selama ini.

Menggerakkan Pasar Tradisional

Ditutupnya Tumbasin bukan berarti sebuah kegagalan untuk mengkombinasikan teknologi dan pasar tradisional. Namun memang sangat dibutuhkan formula dan perhitungan yang tepat bagaimana menyelaraskan teknologi dan kegiatan jual beli di pasar tradisional.

Sebab menggerakkan pasar tradisional sangat dibutuhkan pada saat ini. Karena itu penting bagi para tech startup untuk kembali merumuskan business model yang tepat untuk dapat memasukkan unsur teknologi guna menghidupkan pasar tradisional.