(Business Lounge Journal – Human Resources)
Setiap orang tahu sekarang bahwa semua manajer dan pemimpin perusahaan perlu melakukan coaching (pembinaan) terhadap timnya.
Dalam majalah perusahaan atau di media sosial perusahaan, artikel mengenai coaching tak habis-habisnya menjadi pembahasan. Bahkan para praktisi manajemen memberikan advice bahwa coaching merupakan salah satu perilaku kepemimpinan yang penting dilakukan.
Daniel Goleman, psikolog dan jurnalis yang mempopulerkan konsep kecerdasan emosional, mengatakan bahwa ada enam gaya kepemimpinan penting dan coaching adalah salah satu dari gaya kepemimpinan yang terbukti memiliki dampak yang “sangat” positif” terhadap kinerja, iklim (budaya), dan bottom line (neraca keuangan).
Namun pada saat yang sama, ada juga yang mengatakan bahwa coaching adalah gaya kepemimpinan yang paling jarang digunakan. Mengapa?
Goleman menulis, “Banyak pemimpin memberi tahu kami bahwa mereka tidak punya waktu untuk melakukan pembinaan dalam kondisi ekonomi yang penuh tekanan, karena akan memperlambat pekerjaan dan bagi mereka membosankan dalam mengajar orang dan membantu mereka berkembang.”
Kita harus ingat bahwa saat ini kita ada di era tahun 2000 dengan email masih berjaya, globalisasi baru saja memanas, dan kita masih belum dikuasai oleh smartphone. Berdasarkan pengalaman yang dialami para manager di seluruh dunia, yang dihadapi saat ini tidaklah menjadi lebih baik namun malah lebih buruk. Mereka harus berusaha berpikir lebih keras lagi seperti yang belum pernah terjadi. Praktek coaching masih tidak terlalu sering digunakan. Kalaupun ada yang melakukannya, tidak terlalu signifikan hasilnya.
Anda mungkin sudah pernah mencoba mempraktekkannya namun gagal.
Bisa jadi Anda sudah menemukan gaya coaching dalam beberapa bentuk. Penelitian pada tahun 2006 dari perusahaan pengembangan kepemimpinan Blessing White menyatakan bahwa 73% manajer memiliki beberapa bentuk pelatihan coaching. Sejauh ini cukup bagus. Namun, sepertinya itu bukan pelatihan pembinaan yang sangat baik. Hanya 23% orang yang dilakukan pembinaan—kurang dari seperempat— dengan pemikiran bahwa pembinaan memiliki dampak yang signifikan terhadap kinerja atau kepuasan kerja mereka.
Sejumlah 10% orang bahkan menyarankan bahwa pembinaan yang mereka dapatkan memiliki efek negatif. (Bisakah Anda bayangkan bagaimana rasanya menghadiri pertemuan seperti itu? Saya rasa saya akan menjadi lebih bingung dan kurang termotivasi setelah sesi pelatihan pembinaan ini.)
Jadi, ringkasnya: Anda mungkin tidak mendapatkan coaching yang efektif dan Anda mungkin tidak memberikan coachingyang efektif.
Dugaan saya adalah setidaknya ada tiga alasan mengapa upaya Anda mengembangkan kebiasaan coaching tidak berhasil. Alasan pertama adalah bahwa pelatihan coaching yang Anda dapatkan mungkin terlalu teoritis, rumit, sedikit membosankan dan terpisah dari dunia kehidupan kerja.
Sekalipun Anda sudah mengikuti pelatihan coaching yang sangat menarik, ini alasan nomor dua — bahwa Anda sepertinya tidak menyisihkan banyak waktu untuk mendapatkan bagaimana menerjemahkan pengertian yang baru menjadi tindakan-tindakan yang betul-betul berbeda. Ketika Anda kembali ke kantor, kembali dalam keadaan yang tetap sama seperti posisi yang terkunci dan tidak bisa keluar, kemudian Anda segera kembali melakukan hal-hal persis seperti yang Anda lakukan sebelumnya.
Alasan ketiga adalah bahwa perubahan perilaku yang tampaknya sederhana dengan memberikan sedikit saran dan mengajukan beberapa pertanyaan lagi. Sebenarnya Anda telah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk memberikan saran dan bahkan dipromosikan dan dipuji karenanya. Anda terlihat membuat hal ini sebagai “nilai tambah” dan Anda telah menambahkannya sebagai bonus untuk tetap mengendalikan situasi.
Namun ketika Anda mengajukan saran dan memberikan pertanyaan, Anda merasa kurang yakin apakah semua ini berguna, percakapan bisa terasa jadi lebih lambat dan Anda merasa seperti agak kehilangan kendali atas percakapan (padahal kendali atas percakapan memang Anda memilikinya. Dan ini disebut “memberdayakan”). Dengan menempatkan seperti itu, itu tidak terdengar seperti tawaran yang bagus.
Tapi sebetulnya tidak ada yang terlalu sukar.
Banyak perusahaan besar telah melatih lebih dari sepuluh ribu manajer sibuk dalam pembinaan-pembinaan praktis. Setelah bertahun-tahun mengerjakannya maka kebenarannya adalah:
• bahwa coaching itu sangat sederhana. Anda dapat melatih seseorang dalam sepuluh menit atau kurang.
• Sehingga sesibuk apapun hari ini, Anda bisa melakukan coaching dalam waktu sepuluh menit bahkan kurang.
• Pembinaan harus dilakukan setiap hari, melalui tindakan informal, dan bukan hanya dilakukan sesekali saat diadakan pelatihan formal.
• Anda dapat mulai membangun kebiasaan pembinaan ini, tetapi pastikan Anda benar-benar memahami dan mempraktekkan menjadi kebiasaan yang baru.
Tapi mengapa repot-repot mengubah keadaan? Mengapa Anda ingin membangun kebiasaan melakukan pembinaan coaching? Inilah Alasan bahwa usaha-usaha yang dilakukan sangatlah berharga.
Kebiasaan melakukan coaching layak untuk diusahakan karena coaching akan sangat membantu orang lain membuka kunci potensi mereka.
Tapi sekalipun Anda sudah berkomitmen untuk siap membantu, namun hal itu tidak membuat Anda melakukan coaching lebih sering.
Jadi mari kita lihat mengapa coaching orang lain membantu Anda. Ini membutuhkan usaha Anda bekerja lebih sedikit keras dan lebih berdampak. Ketika Anda membangun kebiasaan melakukan coaching, Anda bisa lebih mudah keluar dari tiga lingkaran setan yang mengganggu tempat kerja kita: menciptakan ketergantungan berlebihan, menjadi kewalahan dan menjadi terputus.
Lingkaran #1: Menciptakan Ketergantungan Berlebihan
Anda mungkin menemukan bahwa Anda telah menjadi bagian dari tim yang terlalu bergantung. Ada pukulan ganda di sini. Pertama, Anda telah melatih tim Anda terlalu bergantung padamu, situasi yang ternyata melemahkan bagi mereka dan membuat Anda frustrasi. Kemudian sebagai bonus yang tidak diinginkan, karena Anda berhasil menciptakan ketergantungan ini sehingga Anda sekarang memiliki terlalu banyak pekerjaan yang harus dilakukan, Anda mungkin juga jadi penghambat didalam sistem. Semua orang kehilangan momentum dan motivasi. Semakin banyak Anda membantu tim Anda, semakin mereka membutuhkan bantuan Anda. Semakin banyak mereka membutuhkan bantuan Anda, semakin banyak waktu yang Anda habiskan untuk membantu mereka.
Membangun kebiasaan membina akan membantu tim Anda menjadi lebih mandiri dengan meningkatkan otonomi dan rasa penguasaan mereka dan dengan mengurangi kehadiran Anda untuk terjun dan mengambil alih dan menjadi penghambat.
Lingkaran #2: Menjadi Kewalahan
Anda mungkin juga kewalahan dengan jumlah pekerjaan yang Anda miliki. Tidak masalah jika Anda menguasai semua peretasan produktivitas di dunia, semakin cepat Anda menggali, semakin cepat dunia terus membanjiri. Saat Anda ditarik masuk arah yang berbeda dengan memperbanyak prioritas, terganggu oleh notifikasi email masuk tanpa henti dan bergegas dari rapat ke rapat, Anda kehilangan fokus. Semakin Anda kehilangan fokus, semakin Anda merasa kewalahan. Semakin Anda kewalahan, semakin Anda kehilangan fokus.
Membangun kebiasaan coaching akan membantu Anda mendapatkan kembali fokus sehingga Anda dan tim dapat melakukan pekerjaan yang memiliki dampak nyata sehingga Anda dapat mengarahkan waktu, tenaga dan sumber daya untuk memecahkan tantangan yang membuat suatu perbedaan.
Lingkaran #3: Menjadi terputus
Akhirnya, Anda mungkin terputus dari pekerjaan yang penting. saya sebelumnya. Anda harus membantu orang melakukan lebih banyak pekerjaan yang memiliki dampak dan makna. Semakin banyak kita melakukan pekerjaan yang tidak nyata arah tujuannya, semakin kurang terlibat dan termotivasi kita. Semakin sedikit kita terlibat adalah, semakin kecil kemungkinan kita untuk menemukan dan menciptakan karya yang hebat.
Membangun kebiasaan coaching akan membantu Anda dan tim Anda terlibat kembali ke proyek yang tidak hanya berdampak tetapi juga memiliki makna. Coaching bisa menyulut keberanian untuk melangkah keluar dari kenyamanan dan keakraban, bisa membantu orang belajar dari pengalaman mereka dan dapat secara harfiah dan metaforis meningkatkan dan membantu memenuhi potensi seseorang.
Jadi, dari semua penjelasan di atas, membangun kebiasaan pembinaan (building coaching habit) adalah cara menerobos ke cara bekerja yang lebih baik.
Indiah Irma/VMN/BLJ