Menyelamatkan Dunia dari Plastik, Duo Rotterdam ini Mengubah Plastik Menjadi Furniture Keren

(Business Lounge Journal – News and Insight)

Sebuah proyek zero-waste (proyek meniadakan limbah) dari Belanda menggunakan teknologi pencetakan 3D untuk mengubah sampah plastik menjadi furnitur perkotaan yang gaya. Proyek Zero Waste Lab ini diluncurkan oleh The New Raw, sebuah studio riset & desain yang berbasis di Rotterdam, Belanda. Dua orang arsitek, Panos Sakkas dan Foteini Setaki berkolaborasi di dalam proyek ini. Mereka membuat segalanya mulai dari bangku taman hingga furnitur perkantoran, serta meja makan, guna mendorong banyak orang untuk memikirkan dampak konsumsi plastik sekali pakai.

Seperti dikatakan oleh Sakkas dan Setaki dalam Drupa Exhibition, sebuah pameran terbesar di dunia untuk peralatan percetakan, bahwa plastik mengalami sebuah kegagalan desain, sebab plastik dirancang untuk bertahan selamanya, tetapi sering kali kita menggunakannya sekali dan kemudian membuangnya.

Sakkas dan Setaki kemudian mendirikan The New Raw pada tahun 2015 sebagai respons atas krisis plastik secara global. Dengan The New Raw mereka berharap dapat membuat permasalahan plastik ini nampak ke permukaan serta menunjukkan bahwa sampah plastik dapat didaur ulang sebagai furnitur yang estetis, baik untuk rumah atau konsumsi publik.

Produk-produk daur ulang ini kemudian dimanfaatkan oleh Pots Plus bekerja sama dengan pejabat kota Eropa untuk diletakkan pada area publik untuk menambahkan keindahan sekaligus dapat dimanfaatkan oleh banyak orang. Produk-produk tersebut meliputi barang-barang untuk tanaman, rak buku, tempat makan, dan bahkan rak sepeda.

Lab Zero Waste New Raw memiliki fasilitas daur ulang langsung di tempat, yang mengubah sampah plastik yang dikumpulkan menjadi serpihan plastik yang dapat dicetak. Printer 3D robotik kemudian mengubah serpihan plastik menjadi furnitur yang dapat digunakan.

Bangku-bangku futuristik nan nyaman dibuat dari plastik daur ulang telah menghiasai kota Amsterdam di Belanda dan Mechelen di Belgia. Sedangkan Kota Thessaloniki, Yunani, juga pernah mengambil bagian dalam sebuah kemitraan dengan Coca Cola pada tahun 2019, menyelenggarakan Print Your City yang membuat koleksi kursi yang melalui metode pencetakan 3D untuk keperluan tanam-tanaman dan tempat sepeda. Proyek interaktif, Print Your City, mengundang warga Thessaloniki untuk memilih warna dan fungsi kursi, yang totalnya menggunakan sampah plastik seberat 1.763 pon (sekitar 800 kg). Proyek ini juga dipelopori oleh Sakkas dan Setaki.

Untuk diketahui, plastik sintetis pertama dibuat oleh Leo Hendrik Baekeland di Amerika Serikat pada awal tahun 1900-an, dan kemudian menjadi industri yang berkembang pesat. Produksi ini secara global kemudian meroket dari 1,5 juta metrik ton pada 1950 menjadi 359 miliar metrik ton pada 2018, seperti dilaporkan Statista. Sebab sampah plastik dalam jumlah besar berakhir di lautan, menimbulkan ancaman mematikan bagi satwa laut dan ekosistem yang rentan. Karena plastik sekali pakai, Ocean Conservancy memperkirakan bahwa hanya dalam beberapa tahun kita dapat menemukan satu pon (sekitar 454 g) plastik pada setiap tiga pon (sekitar 1,4 kg) ikan di lautan dunia. Itulah sebabnya Sakkas dan Setaki memiliki visi untuk memanfaatkan plastik serta meningkatkan kesadaran publik, dan membangkitkan produksi lokal. Dalam sosial media The New Raw, mereka memposting bagaimana walaupun mereka tidak bisa bepergian karena pembatasan COVID, tapi ide mereka tetap dapat pergi ke banyak tempat. Koleksi Pots Plus mereka juga dipajang di Museum Desain Moskow sebagai bagian dari pameran Plastic Fantastic yang berlangsung pada beberapa waktu yang lalu.

RB/VMN/BLJ

Pict: Courtesy of Stefanos Tsakiris/The New Raw

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x