Google Bersiap Luncurkan Layanan Perbankannya

(Business Lounge Journal – News and Insight)

Siapa yang tak kenal Google? Search engine buatan Sergey Brin dan Larry Page ini sudah menguasai dunia pencarian di internet. Di era digital ini, sebagian besar orang akan memilih mencari informasi lewat Google, ketimbang harus melangkahkan kaki ke perpustakaan. “Tanya mbah Google aja”, demikian yang sering kita dengar. Nah Google yang dikenal sebagai mesin pencari nomor satu di dunia, sudah melebarkan layanannya ke berbagai sektor kehidupan konsumennya. Google terus berinovasi, menawarkan perangkat rumah pintar, memasuki layanan kesehatan dan kini Google akan memasuki layanan perbankan.

Google dikabarkan akan segera membuka layanan perbankannya pada tahun depan. Proyek yang disebut “Cache” ini adalah sebuah layanan rekening giro (current account) yang rencananya bermitra dengan Citigroup dan Stanford Federal Credit Union. Citigroup dan Stanford Federal Credit Union akan berperan dalam  pengurusan  persoalan regulasi, sedangkan layanan rekening giro ini akan tetap disediakan di Google Pay.

Dengan adanya layanan “cache” ini, pemilik rekening nantinya akan dapat mengakses akun mereka langsung melalui aplikasi Google Pay. Dengan demikian semakin memudahkan penguna dalam bertransaksi. Selain bagi pelanggan, masuknya Google dalam layanan perbankan ini juga akan memberikan keuntungan bagi toko dan juga bagi pihak bank melalui program loyalitas. Adapun Apple sebelumnya telah membuka layanan serupa ini juga. Belum diketahui apakah Google akan mengenakan biaya untuk pembukaan akun ini atau tidak.

Bergabungnya Google dalam layanan perbankan bukanlah merupakan yang pertama bagi sebuah perusahaan teknologi. Perusahaan-perusahaan teknologi lainnya sudah melangkah terlebih dahulu kepada layanan perbankan. Jauh sebelum Google, ada Amazon yang lebih dulu masuk bisnis perbankan dengan menawarkan pinjaman mikro sejak 2011 dan meluncurkan kartu kredit dengan menggandeng JP Morgan di 2017. Selanjutnya ada Apple yang telah meluncurkan kartu kredit bermitra Goldman Sach dan telah meluncutkan layanan Apple Pay bagi pelanggan Iphone. Facebook juga tidak mau ketinggalan, layanan sosial media ini telah membuat proyek pembuatan uang digital yang diberi nama “Cryptocurrency Libra” dan proyek “Facebook Pay”.

Tampaknya proyek Google ini akan mendapatkan tantangan dari pihak regulator. Hal ini disebabkan karena sebuah layanan perbankan memerlukan informasi yang sensitif. Meskipun pihak Google sendiri telah berjanji untuk tidak akan menyalahgunakan data keuangan konsumen mereka, namun hal ini tidak bisa menghilangkan kecurigaan dari pihak regulator.  Tantangan lainnya datang dari pihak pelanggan. Dengan adanya layanan ini, tentunya Google akan dapat menggali lebih banyak data pengguna, bahkan sampai data penghasilan dan jumlah uang yang dihabiskan dalam belanja setiap bulan. Nah bagaimana Google dapat menyakinkan para penggunanya mengenai keamanan data pribadinya ini? Hal ini merupakan sebuah pekerjaan rumah yang berat bagi Google. Sementara Google sendiri sedang berada dalam pengawasan yang lebih ketat terkait kasus antimonopoli.

Rebecca Hayati/Partner in Management and Technology Services, Vibiz Consulting Group

1
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x