(Business Lounge Journal – Global News) Jepang kekurangan baja, Toyota Motor Corp pun terpaksa harus menghentikan produksinya di semua pabrik perakitan mobilnya di Jepang, demikian dikatakan raksasa produsen mobil ini pada Senin (1/2).
Penghentian produksi mobil ini akan dimulai pada Senin (8/2) hingga Sabtu (13/2) menyusul terjadinya ledakan di sebuah pabrik baja yang adalah salah satu afiliasi Toyota Motor Corp.
Pada Sabtu (30/1), produsen mobil terbesar di dunia ini memberikan keterangan bagaimana terjadi ledakan di Aichi Steel Corp, sebuah pabrik baja pada 8 Januari yang mengakibatkan terganggunya produksi baja yang digunakan dalam suku cadang mobil termasuk mesin, transmisi, dan sasis. Namun memang tidak disebutkan secara spesifik bagaimanakah peristiwa ini akan mempengaruhi produksi mobil.
“Operasional akan kembali dijadwalkan untuk dimulai pada 15 Februari, sedangkan produksi kendaraan di luar Jepang tidak akan ditangguhkan,” demikian dikatakan Toyota dalam sebuah pernyataan.
Toyota mengatakan, pihaknya menjajaki beberapa opsi termasuk meminta Aichi Steel untuk menghasilkan spare parts dengan cara alternatif termasuk memesan baja khusus dari produsen lainnya. Pada akhir pekan lalu, dikatakan bahwa pabrik ini memiliki cukup persediaan untuk menjaga pabrik tetap berjalan hingga 6 Februari
Saham Toyota naik 1,8 persen pada hari Senin, mengikuti keuntungan pasar yang luas, karena investor mengabaikan pengumuman. Toyota memproduksi 40 juta kendaraan di Jepang pada tahun 2015, sekitar 46 persen dari yang diekspor. Selain itu, perusahaan juga menghasilkan sekitar 13.600 kendaraan per hari pada bulan Desember, atau naik 10 persen dari tahun sebelumnya, sebagian karena dimulainya produksi terbaru Prius hybrid berbahan bakar bensin.
Penghentian ini menggambarkan bahwa sebenarnya Toyota yang memiliki sistem inventori “just-in-time” memiliki risiko, dengan perusahaan menerima spare parts beberapa kali sehari sesuai dengan persyaratan, menghindari kebutuhan untuk persediaan yang berlebihan.
Kebakaran pabrik pada pemasok yang berafiliasi dengan Toyota juga pernah menyebabkan produksi dalam negeri terhenti pada tahun 1997. Pabrik Toyota kembali beroperasi sekitar lima hari kemudian setelah Toyota mendapatkan bantuan pemasok yang erat dengan kelompok “keiretsu” dan perusahaan lainnya untuk berimprovisasi pada sistem yang menghasilkan suku cadang.
nancy/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana
Image : Business Lounge Journal