(Business Lounge Journal – News and Insight) Sepuluh tahun dari sekarang, sebagian besar baby boomer akan pensiun dan para milenium, yaitu mereka yang lahir antara tahun 1980 dan 2000, akan mengambil porsi hingga 75 persen dari angkatan kerja. Sebuah studi baru dari Bentley University, The Millennial Mind Goes to Work, melihat “bagaimana preferensi milenium akan membentuk masa depan tempat kerja yang modern.”
Hal ini sudah beberapa kali kita bahas, termasuk munculnya sharing office (Baca: Sebuah Budaya Telah Menggeser Arti Sebuah Kantor).
Nampak dari studi yang dilakukan ini bagaimana 51 persen dari milenium lebih suka berbicara secara pribadi, 19 peren menyukai email, 21 persen menyukai chating atau mengirimkan pesan tertulis, sedangkan menelepon hanya 9 persen. Namun demikian masih menurut studi ini bahwa pada awal karir mereka, milenium membutuhkan validasi lebih dari generasi sebelumnya. Mereka menyukai pujian, dan mereka meninginkan arahan yang jelas dari atasan mereka dalam bentuk pembicaraan langsung. Namun demikian tidak menutup kemungkinan bahwa para milenium juga menyukai berkomunikasi dnegan mengirimkan pesan tertulis. Hal ini juga merupakan sarana bagi mereka untuk berinteraksi sosial.
Hal lainnya lagi adalah bagaimana sekitar 77 persen dari milenium yang disurvei mengatakan bahwa jam kerja fleksibel akan membuat mereka lebih produktif, sementara 39 persen dari mereka ingin bekerja dengan sistem remote working. Studi ini juga mencatat bahwa “31 persen dari milenium juga khawatir bahwa keinginan mereka untuk fleksibilitas tempat kerja sering keliru dan menimbulkan etos kerja yang buruk.” Mungkin ada beberapa rasa khawatir bahwa jika mereka tidak terlihat, maka mereka akan disingkirkan sehingga mereka ingin tetap memiliki waktu untuk bertemu dengan atasan mereka.
Dalam studi ini juga diidentifikasi adanya keluhan sehubungan dengan cara kerja milenium yang berbeda dengan generasi pendahulunya. Terutama terkait masalah waktu dan tempat untuk bekerja. Apakah hal ini merupakan sesuatu yang buruk atau malah sebuah kesempatan?
Masih menurut studi ini bahwa generasi pendahulu menganggap pekerjaan mereka sebagai bagian besar dari diri mereka sedangkan milenium melihat pekerjaan sebagai sepotong kecil dari kehidupan mereka, dan bukan segalanya. Dengan kata lain, pekerjaan tidak mendefinisikan mereka. Keluarga, teman-teman, dan komunitas merupakan tiga hal yang jauh lebih penting bagi para milienium dibandingkan arti keluarga, teman-teman, dan komunitas bagi generasi sebelumnya. Akibatnya, milenium berusaha untuk memiliki work-life balance yang lebih. Hal ini dipandang sebagai penyesuaian yang sehat bagi dunia kerja.
Studi ini menggarisbawahi beberapa hal yang nampak pada para milenium:
– Bagaimana mereka ingin menjadi bagian dari komunitas mereka dan memiliki keseimbangan kerja/ hidup yang lebih baik,
– Mereka menginginkan lebih banyak fleksibilitas dalam jam kerja dan lokasi,
– Mereka juga ingin mempertahankan kesempatan untuk bertatap muka dengan atasan dan rekan kerja mereka.
Anda akan bersama-sama ketika Anda ingin atau perlu bicara, hang out jika Anda ingin dilihat, tetapi sebaliknya pada umumnya bekerja di mana dan saat mereka menginginkannya. Hal ini terdengar sangat familiar.
Beberapa tahun yang lalu tujuan utama kantor adalah untuk berinteraksi, untuk duduk bersama dan berbicara dengan lebih intim. Hal yang sama yang Anda lakukan di warung kopi. Begitulah kantor dimulai pada 400 tahun yang lalu di kedai kopi Edward Lloyd di London (sekarang Lloyd dari London) dan itu mungkin cara Anda merancang kantor Anda untuk generasi milenium yaitu sebuah konsep coffee shop yang memungkinkan para milenium saling bertatap muka sambil menjalin sebuah hubungan.
citra/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana
Image : wikipedia