Mengatur Energi Agar Tetap “On-Fire”

(Business Lounge Journal – Empower People) Seorang sales manager dari sebuah perusahaan besar pernah bertutur kepada saya pengalaman suka-duka menjadi seorang sales manager. Salah satu momok ‘mengerikan’ dalam keseharian tugasnya bukanlah masalah target yang ditetapkan perusahaan sekalipun itu cukup besar. Bukan pula kesulitan me-manage tim yang memiliki karakter beragam, atau suasana tempat kerja. Apakah itu? Sales manager tersebut mengatakan, “Kalau tiba-tiba saya tidak semangat melakukan sesuatu. Itu sangat mengerikan”. Menurut pengalamannya, kalau kondisi seperti itu sedang datang maka tidak hanya kehilangan ide-ide yang baik tapi juga lutut bahkan seluruh tubuh terasa lemas, susah diajak bergerak.

Bersemangat melakukan sesuatu yang baru tidaklah sukar, namun menjaga suasana hati agar tetap bersemangat apapun kondisi yang dihadapi, memang tidak mudah. Jim Loehr & Tony Schwartz dalam bukunya The Power of Full Engagement: Managing Energy, Not Time, is the Key to High Performance and Personal Renewal menuliskan antara lain sebagai berikut:

“The number of hours in a day is fixed, but the quantity and quality of energy available to us is not.”

Semua orang memiliki waktu kerja atau jumlah jam yang tetap, maksimal 24 jam sehari, namun kuantitas dan kualitas energi yang tersedia berbeda, tergantung masing-masing orang me-manage-nya. Hal ini perlu disadari dengan baik oleh seorang pemimpin. Faktor emosional, kedewasaan berpikir, dan luasnya wawasan akan mempengaruhi. Sebagai contoh, bagi seorang yang terlalu mengikuti perasaan sehingga menjadi “moody” akan lebih mudah terjebak dalam kondisi kehilangan semangat kerja. Karena berbicara mengenai “on-fire” bukan bicara sesuatu yang kadang-kadang dilakukan, tetapi suatu kebiasaan baik yang dilakukan dengan konsisten untuk menjaga agar api atau semangat kerja tetap ada dan berkobar kuat.

Apa yang perlu dilakukan agar tetap “on-fire”?

1.      Hiduplah jadi diri Anda sendiri dan bukan orang lain

Seringkali seseorang kehabisan energi karena terlalu ingin mendapatkan sesuatu seperti yang orang lain miliki. Memiliki ambisi tidak salah, terinspirasi keberhasilan orang lain juga bagus, tetapi ingin menjadi seperti orang lain sangatlah menguras energi dan tentunya tidak akan berhasil. Kembali kepada diri sendiri dan konsentrasi maksimalkan strength point yang dimiliki serta minimalkan weakness yang dimiliki.

2.      Berhenti mencoba mengendalikan orang lain

Apabila orang lain termasuk anak buah sulit dikendalikan, berhentilah untuk terus berusaha mengendalikan mereka dengan cara yang sama. Fokus kepada apa yang masih bisa Anda lakukan dengan kontribusi mereka seberapa yang ada, sambil terus tunjukkan itikad yang baik kepada semua orang. Ini akan membantu Anda memanfaatkan energi yang ada untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat.

3.      Buat perencanaan dengan sistim yang mudah Anda monitor sendiri.

Banyak cara untuk mendukung penyusunan perencanaan dan bagaimana melakukan monitoring. Bagi Anda, temukan sendiri cara untuk terus memonitor hasil perencanaan Anda jangka pendek maupun jangka panjang. Termasuk menemukan bagaimana cara memonitor anak buah yang malas atau yang suka “mau-maunya sendiri”, meskipun kelihatannya tidak ada teori yang mendukung, selama memberikan hasil lakukan saja dulu.

4.      Hindari kekacauan

Hal-hal yang selama ini selalu membuat kacau harus dikenali dan dihindari. Melibatkan seseorang yang dikenal trouble maker meskipun memiliki keahlian, sebaiknya dihindari.

5.      Biarkan hal-hal kecil tetap menjadi kecil

Anda tentu mengenal snowball effect bukan? Hal kecil yang menjadi besar. Selesaikan hal-hal kecil satu per satu tanpa membesar-besarkannya, tanpa kepanikan karena memandang masalah terlalu tapi juga tanpa menyepelekannya. Masalah kecil diselesaikan agar tidak menjadi besar, sesuai porsi, sehingga tidak menghabiskan energi.

6.      Lakukan lebih banyak apa yang Anda sukai

Jika Anda dalam kondisi tertekan, merasa demotivasi, lakukan lebih banyak hal-hal yang Anda sukai. Misalnya Anda suka berkawan atau “ngobrol” dengan seseorang untuk menghilangkan stress silakan lakukan. Atau sejenak berjalan kaki melintasi taman sambil bersenandung, makan makanan kesukaan di restoran favorit. Bahkan kalau memang memerlukan tidur untuk benar-benar beristirahat juga bisa dilakukan.

Anda yang tahu porsinya, yang penting menjaga api atau semangat Anda karena api akan meredup tanpa tambahan bahan bakar. Lakukan hal-hal positif yang akan membakar semangat Anda untuk melakukan sesuatu atau memimpin tim.

bu-emyEmy Trimahanani/VMN/BL/Managing Partner for Wealth Management Vibiz Consulting, Vibiz Consulting Group

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x