Airbus Dirikan Pabrik di AS untuk Percepat Produksi

(Business Lounge – Global News) Airbus Group membuka pabrik pesawat jet pertama di wilayah Amerika Serikat pada hari Senin (14/9) dan tidak mengantisipasi untuk adanya kemungkinan penurunan pemesanan seiring dengan melambatnya perekenomian di Tiongkok, demikian dikatakan Chief Executive Tom Enders seperti dilansir oleh Reuters.

Pabrik seharga USD 600 juta atau sekitar IDR 8,5 trilyun yang dibangun di Alabama akan membantu Airbus memenuhi rencananya memproduksi 50 jet berbadan sempit setiap bulannya pada tahun 2017. Jumlah ini meningkat dari saat ini yaitu 42 pesawat. Airbus pun sedang mempertimbangkan untuk meningkatkannya lagi menjadi 60 atau lebih untuk memenuhi adanya simpanan lebih dari 5.400 pesawat.

Sebenarnya Enders pun khawatir adanya perlambatan permintaan, termasuk oleh karena adanya pelemahan ekonomi Tiongkok baru-baru ini. Jika itu terjadi maka akan ada pengurangan pekerja termasuk untuk Alabama.

Tiongkok juga merupakan pembeli utama pesawat Airbus bertubuh sempit tersebut, dan Airbus telah membangun sebuah pabrik di Tiongkok untuk memproduksi pesawat-pesawat, mirip dengan pabrik yang dibuka pada Senin (14/9) di Amerika Serikat untuk melayani pasar Amerika Utara.

“Jelas kami mengamati pasar kami dengan rasa ingin tahu yang besar,” demikian dikatakan Enders seperti dilansir oleh Reuters. “Tapi pada saat ini saya tidak punya alasan untuk percaya bahwa pasar Tiongkok akan terhenti atau sesuatu yang menyerupai itu.”

Enders juga mengatakan perusahaan Toulouse yang berbasis di Prancis merasa gembira dengan hubungan euro-dolar saat ini dan tidak memiliki rencana untuk mengubah strategi hedging valuta asing tersebut.

Dalam wawancara itu, Enders mengatakan pabrik AS, yang mempekerjakan 260 orang, dapat terbantu dengan penjualan militer.

“Pabrik ini tentu memiliki banyak kredibilitas industri,” demikian dikatakannya. “Jadi harus ada kesempatan yang muncul di sisi militer beberapa tahun dari sekarang (pabrik dan tenaga kerja) sehingga akan dipastikan tidak berdampak tidak baik kepada kredibilitas kami untuk proyek militer” demikian dikatakan Enders.

Airbus bertujuan untuk menjadikan pabrik di Amerika sebagai pabrik dengan biaya yang paling efisien. Tetapi hasil yang lebih besar adalah dengan memoles brand ini sebagai manufaktur Amerika. Sebuah acara yang diselenggarakan pada Senin (14/9) menayangkan rekamana dari puluhan pejabat AS terpilih, kepala maskapai, dan perusahaan manufaktur yang memberikan pujian kepada Airbus.

“Hubungan (dengan Airbus) sudah sangat kuat,” demikain dikatakan CEO American Airlines Group Doug Parker dalam sebuah tayangan bagaimana Airbus tidak mendapat dampak dari krisis yang ada.

Sedangkan rival Airbus, yaitu Boeing telah menunjukkan strategi lain dengan membangun fasilitas di Tiongkok untuk finishing pesawat jetnya yang bersaing dengan 737 jet bertubuh sempit. Hal ini diperkirakan akan diumumkan pada akhir bulan ini ketika Presiden China Xi Jinping akan berkunjung ke Seattle.

citra/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana
Image : Antara

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x