(Business Lounge – Manage Your Business) Sebuah insiden atau musibah merupakan kejadian yang tidak terduga, terjadinya mendadak (suddenly), dan sudah tentu bukan sesuatu yang direncanakan sebelumnya. Sehingga ketika insiden atau kejadian tak terduga itu terjadi, tentunya harus ada action plan atau tindakan yang harus dilakukan sebagai langkah antisipasi.Sebagai contoh yang dapat terjadi pada bisnis airplane, ketika terjadi cuaca buruk yang mengakibatkan penerbangan ditunda sehingga terjadilah delayed berjam-jam yang membuat calon penumpang terkatung-katung.
Atau suatu ketika terjadi demo menentang kebijakan yang dibuat oleh management sebuah perusahaan tanpa diduga sebelumnya sama sekali, dan banyak hal lain lagi yang mungkin saja dapat terjadi. Karena itu betapa pentingnya sebuah perencanaan terhadap sebuah insiden sebagai langkah preventif.
Ya, masih membahas seputar BCM (Business Continuity Management), mari kita mengenali lebih jauh tentang apa yang dimaksud dengan Manajemen Insiden.
Apa sebenarnya yang dimaksud dengan Incident Management Plan (IMP)?
IMP atau Rencana Manajemen Insiden adalah:
- Sebuah rencana tingkat strategis yang jelas dan didokumentasikan sebagai rencana aksi atau tindakan yang akan di lakukan pada saat terjadinya insiden·
- Biasanya meliputi personil, sumber daya, jasa, dan tindakan yang diperlukan untuk melaksanakan proses manajemen insiden·
- Diterapkan pada tingkat perusahaan dan regional
Struktur dari Incident Management Plan
- Tanggap Darurat (Emergency Response)
- Respon Pemulihan (Recovery Response)
- Sumber Daya & Komunikasi (People & Communication)
- Keuangan & Logistik (Financial & Logistic)
IMP ada pada skala yang lebih tinggi dari BCP (Business Continuity Plan) berupa respons eskalasi ke level management tertinggi karena berdampak pada perusahaan. Dampak yang terjadi bisa berupa fisik dan non fisik.
Sementara pada level BCP akan berdampak pada bisnis tertentu sebagai contoh adanya gangguan infrastruktur, gangguan bisnis pada sebuah unit kerja atau departemen, atau gangguan pada pasokan produk/barang yang mengakibatkan kegagalan produksi.
Berikut beberapa hal penting (atribut) yang harus dibuat untuk IMP & BCP
1. Fungsi bisnis yang dapat mengalami kondisi kritis harus dapat diidentifikasi sebagai suatu tindakan preventif dan sebagai sesuatu yang diprioritaskan
2. Tujuan Waktu pemulihan apabila terjadi sebuah insiden atau masa kritis
3. Tujuan titik pemulihan telah ditetapkan untuk aplikasi kritis
4. Komprehensif penilaian risiko telah dilakukan untuk fasilitas-fasilitas yang penting
5. Rencana Suksesi yaitu adanya karyawan atau personil kunci atau konsultan
6. Adanya sebuah strategi cadangan teknologi yang telah diuji secara teratur
7. Beberapa sumber yang tersedia untuk pemasok dan proses kritis
8. Orang (yang sering diabaikan sumber daya kritis bisnis) termasuk dalam kelangsungan bisnis
9. Alat dan pelatihan di tempat untuk memberikan peringatan sebelum insiden
10. Semua proyek mencakup komponen pemulihan bencana
11. Domain Teknologi didefinisikan untuk memasukkan bisnis kontinuitas & keamanan
Hal-hal tersebut diatas adalah hal yang penting untuk menghadapi sebuah insiden, bencana atas suatu kejadian yang tidak terduga. Mungkin istilah sederhana yang banyak dipakai bahkan oleh masyarakat umum adalah “sedia payung sebelum hujan”, maka tindakan pencegahan atau pemulihan dini amat sangat di perlukan.
Selama bertahun-tahun asumsi perencanaan pemulihan bencana hanya terlihat yang diperlukan untuk membuat cadangan sistem IT perusahaan, dan sangat sedikit organisasi atau perusahaan yang menyiapkan BCP dan IMP pada strategi bisnisnya.
Saya mencoba mengajukan pertanyaan yang sekaligus menutup tulisan saya ini sebagai refleksi yang dapat Anda pikirkan untuk Anda putuskan.Jika terjadi sesuatu yang dapat mengganggu proses bisnis Anda, apa yang akan Anda lakukan sebagai rencana cadangan Anda untuk menghadapinya?Jika sesuatu terjadi dan mengganggu proses bisnis Anda dan Anda tidak bisa mengatasinya, apa yang akan Anda lakukan?
Salam Pencegahan.
Salam Pemulihan.
Salam Perbaikan.
Ria Felisha/VMN/BL/Contributor
Editor: Ruth Berliana