CEO Nintendo Tutup Usia

(Business Lounge – Business Insight) Sebuah berita duka datang dari perusahaan video game, Nintendo yang mengabarkan meninggalnya CEO Satoru Iwata pada usianya yang ke-55 karena penyakit kanker saluran empedu. Serta merta dunia mengingat Steve Jobs yang juga tutup usia akibat penyakit kanker, yaitu kanker pankreas pada usianya yangke-56.

Dalam pernyataan singkat, perusahaan yang berbasis di Kyoto ini mengumumkan bahwa Iwata meninggal pada hari Sabtu (11/7) ditengah upaya untuk memimpin perusahaan raksasa video game ini untuk melakukan perubahan pada perusahaannya. Iwata menjalani operasi pada tahun 2014 untuk menghapus pertumbuhan sel kanker di saluran empedunya dan sempat kembali bertugas setelah melewati periode pemulihan yang cukup singkat.

Nintendo memang pernah menjadi pemimpin dalam industri game namun kemudian mengalami kemunduran karena semakin majunya teknologi yang mulai meninggalkan video game sehingga nintendo pun mengalami kerugian.

Iwata memulai karirnya sebagai seorang programmer di HAL Laboratorium dan kemudian bergabung dengan Nintendo pada tahun 2000 sebagai kepala divisi perencanaan perusahaan. Pada Mei 2002, kemudian ia diangkat menduduki jabatan puncak di perusahaan itu sebagai presiden ke-4 sekaligus CEO yang kemudian dikenal sebagai salah satu CEO top dunia, oleh karena penjualan Wii dan peningkatan harga saham Nintendo hampir dua kali lipat.

Pada bulan Juni tahun 2013, ia juga mengambil peran sebagai CEO Nintendo Amerika. Sebagai salah satu perubahan pertamanya sebagai CEO Nintendo of America, Iwata memutuskan bahwa mereka tidak akan mengadakan konferensi pers besar di E3, dan sebaliknya memiliki beberapa acara yang lebih kecil, masing-masing ditujukan untuk demografis tertentu. Ini merupakan sebuah strategi yang diterapkannya.

Tahun lalu, Iwata mengatakan ia akan memangkas gajinya setengah selama beberapa bulan untuk menebus penurunan pada pembuat Donkey Kong dan Pokemon waralaba, yang telah berjuang melawan saingan Sony dan Microsoft yang telah unggul dalam penjualan konsol. Ketiga perusahaan ini juga sedang melawan kecenderungan murahnya bahkan terkadang gratis bagaimana game dapat di-download untuk smartphone dan perangkat mobile lainnya.

Pada tahun 2015, Iwata mulai berfokus pada pertumbuhan pasar mobile game sebab penjualan konsol hardware tradisional Nintendo sudah mulai goyah. Iwata juga terus mengupayakan untuk memperbaiki neraca keuangan perusahaannya yang babak belur.

Kepala Nintendo ini telah menegaskan bahwa berpetualang di dunia yang padat penduduk serta sebagian besar telah memiliki smartphone dan tablet merupakan suatu pertaruhan. Hal ini dapat mengakibatkan perusahaan kemudian dapat saja meninggalkan bisnis inti dan kemudian mengorbankan nilai-nilai yang telah ada sebelumnya, untuk berjuang keras tetap bertahan dengan membuat kreasi-kreasi baru pada produk game mereka.

Tapi Iwata kemudian mengakui Nintendo harus pindah ke daerah baru. “Dunia berubah, sehingga setiap perusahaan yang tidak siap untuk menghadapi perubahan akan jatuh ke dalam penurunan,” demikian pernah dikatakannya seperti dilansir oleh AFP.

Nintendo pada Maret lalu mengumumkan rencananya untuk membeli saham perusahaan mobile gaming DeNA yang berbasis di Tokyo sebagai bagian dari kesepakatan untuk mengembangkan game yang berbasis pada smartphone berbasis yang mengambil karakter-karakter populer dari Nintendo.

citra/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana
Image : wikipedia

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x