(Business Lounge – Empower People) Jika ditanya manakah yang lebih suka kita dengarkan, kata-kata keluh kesah atau kata-kata positif? Dari hari-hari yang saya alami, rasanya saya akan lebih senang mendengarkan kata-kata positif, bahagia, daripada mendengarkan keluhan, sungut-sungut, dan sejenisnya.
“Kapan selesainya ya tugas-tugas ini? Susah sekali rasanya ingin beristirahat sejenak. Bos tidak senang diganggu anak buahnya. Benar-benar menyebalkan hari ini!”
“Kenapa ya harus saya lagi yang mengerjakan tugas ini? Si A kan sedang kosong tuh, kenapa bos maunya saya terus yang menanganinya? Ini tidak adil!
“Luar biasa, senangnya hari ini bisa menyelesaikan satu tugas! “
“Syukur ya, sekalian harus antri, saya bisa mendapatkan handphone ini dengan harga diskon cukup besar! “
Saya rasa akan lebih senang mendengarkan 2 kalimat positif yang terakhir. Apa yang sebenarnya Anda rasakan ketika harus mendengarkan kata-kata negatif? Rasanya seperti ada satu energi positif yang terserap keluar dari diri. Kondisinya saat itu, kita harus memberikan perhatian, empati, dapat berupa kata penghiburan, kata motivasi untuk membuat rekan kita ini kembali semangat dan bangkit kembali. Apa yang terjadi kalau kondisi ini seringkali terjadi atas diri kita? Sebaliknya akan beda rasanya ketika mendengarkan rekan kita mengatakan betapa bersyukurnya, betapa dia masih bersemangat ketika mengerjakan pekerjaan yang dipercayakan kepadanya karena menganggap itu adalah tantangan yang harus dia hadapi dengan optimis, berterima kasih kepada kita, maka kita seperti sebuah mobil yang sedang diisi bahan bakar kembali sehingga bisa tetap melaju sampai tujuan.
Jika Anda orang yang suka mengeluh, pernahkah Anda memikirkan apa yang ada dalam benak atasan Anda ketika mendengar Anda berkeluh kesah? Apakah Anda yakin bahwa atasan Anda ini akan tetap berpikir kalau Anda adalah orang yang bersemangat, yang senang dengan tantangan, yang tetap fokus pada tujuan menyelesaikan tugas dari atasan? Apakah kondisi ini menguntungkan diri Anda sebagai bawahan? Seringkali Anda hanya fokus pada apa yang Anda rasakan tapi seringkali lupa dengan apa yang dirasakan oleh atasan Anda. Anda tidak bisa berpikir tidak mau tahu dengan apa yang dipikirkan atasan karena Anda juga harus fair dalam bersikap.
Berikut tips yang diberikan oleh Jon Gordon dalam bukunya “The No Complaining Rule” untuk memudahkan kita mengubah tombol negatif menjadi tombol positif :
1. Bersyukur dan senantiasa mengucapkan terima kasih.
Mengapa demikian? Dengan melihat sekeliling Anda, banyak orang yang tidak lebih beruntung dibandingkan diri Anda. Jadi bersyukurlah.
2. Memuji dan mengerti orang lain.
Jangan selalu menuntut oranglain mengerti Anda. Tapi berusahalah untuk Anda dapat memahami orang lain.
3. Fokus pada tujuan untuk sukses.
Dengan fokus pada tujuan, Anda tidak akan mudah menyerah ketika menghadapi halangan, atau keterbatasan yang ada. Jadikan keterbatasan Anda sebagai kekuatan Anda.
4. Melepaskan ganjalan (beban/hambatan) Anda.
Jangan mudah patah ketika datang kritikan sehingga tercipta ganjalan yang dapat menjegal langkah Anda untuk maju. Bebaskan diri Anda dari segala ganjalan dan halangan.
5. Berdoa sebelum memulai satu hari dan pikirkan semua aktivitas Anda sepanjang hari dan jadikanlah sebagai bahan evaluasi untuk langkah Anda selanjutnya di esok hari.
Daripada sibuk mengumbar rasa tidak puas, mengeluh tak berujung, lebih baik Anda menggunakan waktu yang ada untuk menunjukkan bahwa Anda layak mendapatkan good performance dan bukan low performance. Stop kata-kata negatif yang merugikan diri Anda sendiri dan mulailah dengan kata-kata positif. Just do it and keep consistent!
Susan Kevin/VMN/BL/Contributor
Editor: Ruth Berliana