(Business Lounge – Manage Your Finances) IPO yang berhasil terjadi bila perusahaan memiliki nilai yang optimum saat dilakukan IPO dan saham terjual habis dibeli oleh masyarakat. Tentunya bukan hanya hal tersebut yang menjadi tujuan melakukan IPO, bisa juga memang perusahaan bertujuan untuk meningkatkan kredibilitas perusahaan itu sendiri. Namun apapun tujuannya, IPO akan berhasil bila disertai dengan strategi pre IPO. Terdapat beberapa alternatif rencana strategis pre IPO yang dapat dilakukan Perusahaan untuk memaksimalkan proses, dimulai dari revaluasi aktiva tetap, kapitalisasi saldo laba, pemecahan nominal saham, marketing campaign, non-deal roadshow, pre IPO research, dan banyak cara yang lain. Mari kita membahasnya satu per satu.
Revaluasi Aktiva Tetap
Perusahaan memiliki pilihan untuk melakukan revaluasi aset yang dapat memperbesar aktiva sehingga memperbaiki struktur hutang dan permodalan. Kebijakan ini memiliki implikasi pajak, yaitu atas kelebihan atau selisih bersih nilai aktiva yang direvaluasi setelah dikurangi kompensasi kerugian (bila ada) dibebankan pajak final sebesar 10 persen.
Kapitalisasi Saldo Laba
Kapitalisasi laba ditahan akan meningkatkan modal disetor dan ditempatkan yang pada akhirnya akan menentukan jumlah saham yang akan dilepas ke pasar dan likuiditasnya. Peraturan BAPEPAM melarang penjualan saham yang baru diperoleh 6 bulan sebelum registrasi dengan harga dibawah IPO price, selama 8 bulan setelah efektif.
Pemecahan Nominal Saham
Memecah denominasi saham (misalnya: menjadi Rp 100; Rp 250 atau Rp 500 per lembar saham) yang akan menambah jumlah lembar saham yang beredar sehingga akan meningkatkan likuditas di pasar. Bila pecahan saham bernilai besar, penjualan atau pembeliannya tidak semudah bila denominasi dalam nilai yang kecil.
Marketing Campaign
Penunjukan Public Relation (PR) untuk melakukan marketing campaign yang akan dapat meningkatkan awareness masyarakat atas rencana IPO. Seperti contoh IPO yang dilakukan Sari Roti, semula tidak terkenal, namun melalui kampanye pemasaran menjadi terkenal dan pada saat IPO dapat dengan mudah dilakukan, karena sudah memiliki merek yang kuat.
Non-Deal Roadshow
Non-deal road show akan dilakukan untuk meningkatkan ‘awareness’ investor dan menciptakan momentum awal untuk IPO. Melalui format ini, dapat diidentifikasi ‘anchor order’ dipasar domestik dan potensi minat investor. Format 1-on-1 akan digunakan dengan key accounts yang sebelumnya telah berpartisipasi dalam transaksi IPO sebelumnya yang telah dilakukan underwriter.
Pre-IPO Research
Akan mengembangkan equity story atau tema investasi (Investment thesis) perusahaan yang akan meliputi company fundamental dan persepsi investor mengenai sektor dan pasar modal. Edukasi investor secara komprehensif yang disiapkan oleh analis konsultan.
Bentuk-bentuk strategi pre IPO masih terdiri dari banyak alternatif lagi, termasuk didalamnya melibatkan standby buyer yang sudah terlibat sejak masa pre IPO dengan melakukan investasi pada perusahaan untuk memberikan global picture yang menarik bagi investor, sehingga memberikan keuntungan bersama baik perusahaan maupun investor. Berbagai strategi IPO ini biasanya digabungkan beberapa strategi. yang penting menjadi tujuan pre IPO dalam proses Initial Public Offering secara keseluruhan.
Fadjar Ari Dewanto/VMN/BD/Regional Head-Vibiz Research Center