(Business Lounge – Lead & Follow) Sebagai seorang atasan, bukan tidak mungkin Anda pernah – atau mungkin sedang – menghadapi suatu situasi di tempat kerja dengan orang-orang yang memandang bahwa Anda ditempatkan di posisi tersebut sebagai “alat” atau “perpanjangan tangan” dari pihak-pihak tertentu. Yang perlu Anda lakukan adalah segera lakukan sinkronisasi dengan dengan tim dibawah Anda/para bawahan. Hal ini penting agar suasana di tempat kerja tetap terjaga kondusif. Semua tetap memiliki pikiran positif sehingga produktivitas pun terjaga.
Mungkin ini hal yang sederhana tetapi lakukanlah berbagai hal yang ringan sebagai langkah awalnya, seperti membawakan makanan ringan untuk dinikmati bersama-sama sambil memanfatkan kesempatan untuk saling berbincang. Pada kesempatan seperti ini, jangan Anda membicarakan hal yang berat mengenai pekerjaan tetapi ajaklah mereka untuk mengobrol ringan mengenai keseharian atau yang sifatnya adalah hal-hal individu yang tidak berhubungan dengan pekerjaan. Saat demikian Anda akan melihat suatu yang mungkin belum pernah Anda temukan, yaitu suasana yang cair, hubungan yang akrab dan Anda akan dikenal sebagai atasan yang memiliki sisi humanis.
Selain hal di atas cobalah untuk melakukan beberapa trik mudah berikut agar Anda dapat membantu menciptakan perubahan di tempat kerja, sekaligus menjadikan diri Anda sebagai atasan yang lebih disukai oleh rekan-rekan kerja.
Dongkrak konflik kreatif. “Ciptakanlah lingkungan yang mendorong orang-orang untuk menantang ide-ide mereka, satu sama lain,” Penting bagi Anda sebagai Atasan memiki sense atas kondisi tempat kerja dan hubungan antar personal level di bawah Anda. Dengan demikian Anda tahu apa yang perlu Anda lakukan untuk menciptakan lingkungan kerja kondusif bagi pengembangan kreatifitas. Tapi sebagai atasan, Anda tidak boleh lalai menetapkan beberapa aturan dasar. Misalnya, tidak diperbolehkan menyerang pribadi seseorang, dan tegas membatasi kecenderungan destruktif yang mencoba mendominasi situasi.
Jadilah sandaran.
“Atasan yang hebat mampu menjadikan dirinya sebagai perisai bagi bawahannya. Ini artinya Anda melindungi tim dengan memperjuangkan mereka saat melakukan penilaian kinerja dengan atasan Anda sendiri. Tidak ada salahnya untuk turut menanggung beban atas kesalahan yang dilakukan bawahan Anda, karena hal itu termasuk risiko dari posisi yang Anda tempati.
Jalankan kebijakan pintu terbuka.
Artinya, jadilah atasan yang benar-benar membuka diri dan bersedia mendengarkan mereka yang berada di bawah supervisi Anda. Jangan pernah berpura-pura, karena ketidaktulusan itu mudah dirasakan oleh orang lain. “Untuk menghindari terjadinya makian akibat kejadian yang tidak beres, undanglah karyawan Anda ke dalam ruangan kerja Anda. Lalu berbicaralah dengannya secara personal, dan berikan umpan balik kepada Anda tentang bagaimana solusi yang semestinya.” Dengan begitu, Anda akan melapangkan jalan bagi diri sendiri untuk dapat menjadi atasan yang lebih baik.
Mulailah dan akhirilah dengan tepat waktu.
Ya, sebagai atasan Anda memang sewajarnya lebih sibuk daripada bawahan. Tapi hal itu tidak berarti Anda boleh datang terlambat pada rapat tim Anda sendiri. “Pemotongan waktu pribadi orang lain selalu punya efek membuat mereka jengkel. Anda sendiri tentu ‘ogah’ mengalaminya. Sedapat mungkin, jangan sampai Anda melakukannya kepada para bawahan Anda sendiri. Jika Anda benar-benar harus terlambat memulai rapat, setidaknya lakukanlah sebaik mungkin agar rapat dapat cepat selesai dan diakhiri tepat waktu.
Sebagai seorang atasan, Anda perlu memiliki sikap yang mengayomi. Ketulusan Anda juga akan membantu untuk suatu hubungan kerja yang baik dan benar. Sehingga Anda akan menjadi seorang teladan sebagai Atasan yang baik. Tunjukan profesionalitas dengan hati, maka Anda akan melihat hasil yang lebih baik. Ingat bahwa meski Anda seorang atasan, Anda juga memiliki atasan. Apa yang ingin atasan Anda lakukan kepada Anda, maka demikian yang dialami oleh orang yang ada di bawah Anda.
P. Adi/VMN/BL/Contributor
Editor: Ruth Berliana