(Business Lounge – Business Insight)-Dunia perbankan mulai alami goncangan. Dikabarkan, Standard Chartered PLC akan menutup unit usaha ekuitas dengan cakupan usaha jual-beli saham serta penjaminan emisi. Langkah ini ditempuh agar perusahaan dapat memangkas $400 juta dari pos pengeluaran dan dapat memulihkan laba. Penutupan ini diperkirakan akan berdampak bagi 200 pegawai. Mereka terancam kehilangan pekerjaan.
Bank asal Inggris ini akan menutup bisnis ekuitas tunai, riset ekuitas, dan pasar modal ekuitas. Dikarenakan belum berhasil mencatat laba. Penutupan akan menyisakan anggaran $100 juta bagi perusahaan. StanChart hanya akan mempertahankan bisnis derivatif ekuitas, juga riset pasar obligasi, valuta asing, dan ekonomi.
Seperti yang dikutip oleh The Wall Street Journal, pihak internal StanChart telah memangkas 2.000 staf di unit perbankan ritel mereka dalam beberapa bulan belakangan. StanChart juga umumkan akan memangkas lagi sekitar 2.000 karyawan lain pada tahun 2015.
Melihat pada profilnya maka sebagian besar pendapatan global StanChart bersumber dari operasi bank ritel dan korporasi. Keduanya mengurus tabungan, pinjaman, serta kebutuhan perbankan lain bagi dunia usaha dan konsumen di negara-negara berkembang, khususnya Asia. StanChart juga menjalankan bisnis perdagangan mata uang dan obligasi yang besar. Secara historis, bisnis ini menjadi kekuatan StanChart.
Rencana StanChart keluar dari bisnis ekuitas menjadi cerminan langkah serupa dari para pesaingnya. Pada masa-masa setelah krisis finansial, mereka berupaya banting kemudi menjadi bank investasi layanan penuh. Namun, fokus bank-bank itu ke arah perbankan investasi mulai dikendorkan.
Sampai sejauh ini, StanChart merupakan satu dari tiga bank, termasuk Nomura Holdings Inc di Jepang dan Barclays PLC dari Inggris, yang menggelar aksi rekrutmen besar-besaran dalam beberapa area perdagangan saham sesaat sesudah krisis finansial tahun 2008. Namun, mereka hanya menunjukkan sedikit kemajuan.
Seperti dua bank lain, pertaruhan StanChart berekspansi kala pesaingnya sedang lemah ternyata tak berjalan baik. Bank-bank besar semacam Goldman Sachs Group Inc serta Citigroup Inc ternyata cepat memulihkan diri sesudah krisis finansial 2008. Sejak saat itu, Nomura dan Barclays kembali kepada kekuatan lama.
Febe/Journalist/VMN/BL
Editor: Tania Tobing