(Business Lounge – News & Insight)
Konflik yang berkepanjangan telah menyebabkan kondisi yang memprihatinkan di Ukraina Timur. Pasokan listrik dan air bagi warga sipil yang semakin langka, rumah-rumah yang hancur serta kurangnya petugas kesehatan telah memuat seorang pejabat senior PBB memperingatkan Dewan Keamanan PBB untuk memperhatikan situasi kemanusiaan di Ukraina Timur ini.
Seperti dilansir oleh Aljazeera, Direktur Operasional Kemanusiaan PBB mengatakan pada pertemuan darurat hari Selasa (5/8) bahwa aksi kekerasan yang terjadi, terutama di daerah perkotaan, akan menempatkan lebih banyak lagi orang yang beresiko menjadi korban apalagi jika solusi politik tidak dapat ditemukan. Karena itu diperlukan suatu tindakan dengan segera untuk mencegah lebih banyak lagi korban yang jatuh. Sampai saat ini telah tercatat 1.367 orang tewas baik warga sipil maupun tentara.
Bentrokan di Donetsk
Sebuah pertempuran sengit telah terjadi di Donetsk, Ukraina Timur antara pasukan pemerintah dan separatis pro-Rusia pada Selasa (5/8). Baku tembak roket terjadi dalam bentrokan kemarin, setidaknya dua warga sipil tewas ketika pasukan pemerintah berjuang untuk merebut kembali kota dari separatis pro-Rusia seperti yang telah dikonfirmasikan oleh dewan kota Donetsk. Aliran listrik pun telah diputus untuk beberapa bagian kabupaten setelah peluru mengenai gardu listrik yang ada.
Suara tembakan dan ledakan dapat terdengar dari kota-kota sekitarnya.
Oleksandr Pavlichenko, wakil duta besar Ukraina, membantah ada krisis kemanusiaan di Ukraina tetapi ia mengakui bahwa situasi kemanusiaan di Donetsk dan Luhansk memang masih serius. Pavlichenko juga mengatakan bahwa sebenarnya situasi ini ada dibawah kordinasi pemerintah Ukraina namun tetap terbuka untuk adanya kerjasama dengan mitra internasional. Hampir empat juta orang yang tinggal di wilayah itu terpengaruh oleh kekerasan yang terjadi belum lagi sulitnya air dan pasokan listrik akibat adanya kerusakan yang signifikan.
Rusia Ingin Kirimkan Bantuan Kemanusiaan
Di Donetsk dan Luhansk, pasokan air telah dibatasi sampai beberapa jam per hari, perlengkapan kesehatan semakin menipis dan diperkirakan 70 persen dari tenaga kesehatan telah melarikan diri. Vitaly Churkin, Duta Besar Rusia untuk PBB, mengatakan situasi di timur, khususnya di Luhansk dan Donetsk dapat dikategorikan sebagai “bencana”. Dia menuduh militer Ukraina telah melakukan penembakan pada perumahan di sana. Dalam banyak kota-kota kecil, terdapat 80 persen dari rumah hancur dan ratusan bangunan telah runtuh. Churkin mengatakan Rusia ingin mengirim konvoi kemanusiaan ke Luhansk dan Donetsk di bawah naungan Komite Internasional Palang Merah.
Rusia Serukan Pertemuan Darurat
Setelah bentrokan hebat yang terjadi semalam, Rusia pun meminta diadakannya pertemuan darurat. Mark Lyall Grant, Duta Besar Inggris untuk PBB, mengatakan bahwa adalah sangat ironis bila Rusia menyerukan pertemuan darurat untuk Dewan Keamanan PBB serta mengharapkan dewan untuk membahas krisis kemanusiaan yang sebagian besar adalah ciptaan sendiri.
Pertempuran di timur Ukraina juga telah memaksa lebih dari 285.000 orang meninggalkan rumah mereka, menurut hitungan PBB yang dirilis pada hari Selasa (5/8).
Di sisi lain, Ukraina dan negara-negara Barat terus menuduh Rusia telah memberikan senjata dan tentara untuk mendukung separatis pro-Rusia. Tetapi berulang kali juga hal ini dibantah oleh pemerintah Rusia.
Anehnya lagi sementara ketegangan antara Ukraina dan separatis pro-Rusia semakin meningkat, juru bicara pertahanan Ukraina Andriy Lysenko pada Selasa (5/8) mengatakan adanya rencana Rusia untuk melakukan latihan militer di Rusia selatan. Lysenko menyebut tindakan ini sebagai suatu tindakan provokasi. Menurutnya telah berkumpul sekitar 45.000 tentara di sepanjang perbatasan Rusia dan Ukraina untuk melakukan latihan ini.
uthe/Journalist/VMN/BL