(Business Lounge – Culture) Tersebut sebuah kapal layar yang diciptakan pada tahun 1892 di Norwegia. Kapal Vega, demikian orang menyebutnya. Sebuah kapal layar yang dibuat dari kayu oak yang kokoh dan tahan lama serta berfungsi sebagai sarana pengangkut untuk material bangunan dari satu pulau ke pulau lainnya pada waktu itu.
Seiring usianya yang telah melebihi satu abad, banyak orang telah melupakannya sehingga kapal ini menjadi kapal yang terlantar tanpa ada yang mengurus.
Pada akhir tahun 2001, Shane Granger dan Magie menemukan kapal ini telantar di kawasan Benua Afrika dalam kondisi tidak terurus. Kemudian pasangan ini memperbaiki kapal Vega dan mulai mengaktifkannya kembali.


Bermodal informasi dari masyarakat, Granger dan sejumlah awaknya berlayar ke negara-negara di Asia Tenggara, seperti Thailand, Singapura, Malaysia, dan Indonesia (Jakarta) untuk menemukan donatur yang peduli dengan aksi kemanusiaan mereka, serta membeli barang-barang kebutuhan.
Pada tahun 2012 lalu, Kapal Vega merapat di dermaga milik Jetski Club, Pantai Mutiara, Jakata Utara. Kehadirannya di Jakarta kala itu untuk menambah berbagai barang yang dibutuhkan serta menjemput beberapa sukarelawan yang terlibat dalam pelayaran ke Indonesia Timur.
Kemudian Kapal Vega berlayar menuju Indonesia bagian timur dari bulan Mei hingga September 2012 dalam rangka menjalankan misi kemanusiaan seperti memberikan suplai bantuan makanan, obat-obatan juga termasuk memberikan materi pelajaran.
Berlayar sejauh 600 mil dari Singapura, Vega telah menjalankan banyak visi kemanusiaan.
Sonang Elyas/Journalist/VMN/BL
Editor: Ruth Berliana
Foto : Sonang Elyas.