(Business Lounge, Risk Management) – Institusi keuangan harus meyakinkan kapan dan pada situasi apa mereka harus menggunakan sumberdaya mereka untuk menyediakan jasa dan bagaimana mereka mengelola portfolio guna meraih nilai tertinggi bagi stakeholder. Oldfield dan Santomero menghadapi dua isu, yaitu mendefinisikan peran institusi pada sektor keuangan dan berfokus pada manajemen risiko. Mereka menjelaskan manakala institusi harus mentransfer risiko dalam membeli asset yang perusahaan hadapi.
Manajer dapat meyakinkan tiga strategi untuk mengurangi risiko :
1. Menghindari risiko melalui eliminasi yang tidak penting.
2. Melakukan transfer risiko.
3. Secara agresif mengelola risiko yang berhubungan dengan aktivitas bisnis.
Artikel ini melukiskan beberapa tipe institusi keuangan dan jasa yang berbeda serta risiko yang diasosiasikan kepada masing-masing. Jasa dibagi menjadi enam kategori : awal, distribusi, jasa, pengepakan, intermediasi dan pembuatan pasar. Prinsipal dan aktivitas agen bervariasi pada setiap jasa karena risiko dan insentif berbeda.
Ada lima risiko umum dalam menyediakan jasa : systematik, kredit, counterparty, operasional, dan legal. Pada perluasannya, semua institusi keuangan menghadapi risiko ini. Ada dua tipe intermediary yaitu REMIC (real estate mortgage investment conduit) dan bank komersial.
Pada bisnis perbankan, secara alamiah manajemen risiko mengasumsikan peran penting dibandingkan REMIC yang pasif. Perbedaannya adalah transparansi investor. Ada empat cara dimana perusahaan secara aktif mengelola risiko :
1. Membangun standard dan pelaporan. Manajer membutuhkan informasi yang konsisten untuk mengerti risiko portfolio. Investor membutuhkan pelaporan standar untuk menaksir kualitas asset
2. Menentukan batasan posisi dan peraturan
3. Menentukan arahan dan strategi investasi. Perusahaan harus menggariskan strategi untuk mengelola risiko.
4. Menyesuaikan kontrak insentif dan kompensasi. Perusahaan harus mengkompensasi manajer disesuaikan dengan risiko yang dihadapi.
Untuk mengimplementasikan manajemen risiko didalam perusahaan ada lima arahan : (1) membuat manajemen risiko integral dengan perencanaan bisnis (2) mendefinisikan risiko yang spesifik pada setiap aktivitas dan mengukurnya (3) membangun prosedur sehingga manajemen risiko memulai dengan asumsi risiko (4) mengembangkan database dan pengukuran system yang dihubungkan dengan bagaimana perusahaan melakukan bisnis (5) meyakinkan bahwa manajer senior menggunakan keseluruhan system manajemern risiko untuk mengevaluasi bisnis, kinerja individu dan nilai tambah.
pic.:aon.com
(Permata Wulandari/TA/TML)