(Business Lounge-Leadership) Organisasi yang sehat akan memiliki pegawai atau karyawan (employee) yang senang bekerja dalam organisasi tersebut, memiliki rasa bangga menjadi bagian organisasi dan tidak mudah berpindah ke organisasi atau perusahaan lain hanya karena tawaran-tawaran seperti penghasilan dan fasilitas yang lebih baik. Mengapa? Karena pegawai akan merasa sayang kehilangan suasana, semangat kerja dan kebanggaan bekerja di perusahaan yang belum tentu dia peroleh di tempat lain. Atau minimal perlu waktu yang panjang untuk menyesuaikan diri dan mendapatkan rasa aman dan nyaman yang sama di tempat kerja yang baru, dan bekerja dengan produktivitas yang maksimal. Beberapa perusahaan yang dikenal memiliki employee engagement cukup kuat adalah Toyota Corporation dengan slogan “The Toyota Way”nya, Astra Group, Citibank , dan HM Sampoerna . Pada perusahaan-perusahaan ini terdapat budaya yang cukup kuat yang dapat ‘mengikat’ karyawan untuk bertahan dan bahkan memiliki kebanggaan tersendiri menjadi karyawan di perusahaan tersebut.
Apa itu Employee Engagement?
Definisi yang cukup terkenal untuk employee engagement salah satunya adalah dari yang disebutkan dalam The Academic Literature oleh Schmidt et al. (1993). “an employee’s involvement with, commitment to, and satisfaction with work.” Intinya adalah keterlibatan atau kerikatan karyawan dengan organisasi atau perusahaan yang membuat mereka memiliki komitmen yang kuat terhadap perusahaan sehingga dapat merasakan kepuasan bekerja di perusahaan tersebut.
Employee engagement juga sering disebut work engagement atau worker engagement, yaitu sebuah konsep manajemen bisnis s yang menyatakan bahwa karyawan yang memiliki engagement tinggi adalah karyawan yang memiliki keterlibatan penuh dan memiliki semangat bekerja tinggi dalam pekerjaannya maupun dalam hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan jangka panjang.
Bagaimana perusahaan atau organisasi mengetahui seberapa besar atau kuatnya keterikatan karyawan terhadap perusahaan atau organisasi, diperlukan pengukuran . Metoda pengukuran yang paling banyak digunakan adalah GALLUP Q12 – EMPLOYEE ENGAGEMENT. Metode Gallup ini paling banyak publikasinya dan digunakan secara meluas di seluruh dunia. Gallup memformulasikan pengukuran dan sistem umpan balik kepada perusahaan yang akan mengidentifikasikan elemen-elemen komitmen karyawan yang berkaitan langsung “bottom line”, yaitu:
1. Employee Retantion Rate
2. Customer Loyalty
3. Profitability
4. Productivity
5. Safety
Berdasarkan penelitian dalam waktu panjang termasuk ratusan kali Focus Group Discussion, dan ribuan kali interview dengan karyawan dari berbagai macam industri, Gallup akhirnya menemukan formulasi Q 12, suatu kuesioner 12 pertanyaan yang mengindikasikan perasaan komitmen karyawan. Hasil dari survei yang dilakukan, menunjukkan korelasi yang kuat antara hasil skor survei yang tinggi dengan kinerja karyawan yang bagus.
Tiga tipe komitmen karyawan menurut Gallup adalah:
1. Engaged
2. Not Engaged
3. Actively Disengaged
Apa Benefitnya bagi Perusahaan ?
Dengan mengetahui tingkat engagement karyawan dan memeliharanya untuk tetap tinggi maka secara umum perusahaan atau organisasi akan diuntungkan dengan berbagai hal seperti:
· Dapat mempertahankan dan meningkatkan produktivitas karyawan karena mereka merasa happy berkarya di perusahaan tersebut.
· Membantu mempertahankan karyawan terbaik, karena mereka tidak mudah tergiutr dengan tawaran perusahaan lain.
· Membantu pencapaian target perusahaan, karena beberapa studi yang mengkorelasikan antara tingginya employee engagement dengan pencapaian target perusahaan membuktikan kebenaran hipotesanya bahwa korelasinya adalah sangat positif.
Bagaimana menerapkannya?
Banyak kalangan management berpendapat bahwa mengetahui tingkat engagement karyawan itu penting, tapi perlu investasi yang mahal. Mungkin benar apabila perusahaan langsung melakukan survey secara komprehensif dengan menggunakan konsultan dari Luar Negeri misalnya. Tetapi sebenarnya dapat dilakukan dengan penerapan budaya perusahaan berkaitan hal-hal di bawah ini:
· Ciptakan iklim kerja yang kondusif, khususnya tingkatkan teamwork, minimalisasikan hal-hal yang bersifat SARA di perusahaan, dan ciptakan program-program rekreasi atau kebersamaan yang menyenangkan secara regular.
· Lakukan praktek bisnis perusahaan yang bersih dan membuat karyawan bangga. Sekali waktu dapat dibuat program CSR yang dilakukan bersama karyawan sehingga mereka bangga memiliki perusahaan yang care terhadap kebutuhan lingkungan.
· Pendekatan budaya organisasi, berikan contoh yang kuat dari manajemen puncak sampai lini terbawah, nilai-nilai budaya perusahaan yang baik.
Selalu diingatkan bahwa apa yang dikerjakan karyawan bermanfaat bagi masyarakat atau membawa perubahan yang lebih baik.
· Sistim kompensasi yang bagus dan cukup transparan.
· Lakukan internal survey untuk mengetahui nilai-nilai apa yang mereka hargai dan mau sejak dari pimpinan atas sampai karyawan terendah melakukannya.
Mempertahankan karyawan khususnya karyawan kunci adalah hal yang sangat penting untuk dilakukan supaya perusahaan atau organisasi dapat terus berjalan dengan sehat dan mampu bersaing. Jadi, mempertahankan karyawan melalui pendekatan budaya perusahaan seperti wacana ini adalah hal yang dapat Anda jadikan referensi.
“Devising and maintaining an atmosphere in which others can put a dent in the universe is the leader’s creative act.” (Warren Bennis).
(et/ic/bl-vbm)