(managementfile – Risk) – Setiap bisnis idealnya melakukan manajemen risiko, demi mengantisipasi dampak dari peristiwa-peristiwa yang tidak diinginkan. Salah satu perangkat yang terkenal dalam manajemen risiko adalah risk matrix.
Risk matrix merupakan tools yang powerful dan populer dalam manajemen risiko serta mengembangkan strategi manajemen risiko. Risk matrix mempunyai beberapa keunggulan utama, diantaranya:
• perangkat yang efektif dalam menggambarkan strategi manajemen risiko, sebagai bagian dari contingency planning (Marshall & Alexander, 2006)
• cenderung mudah digunakan dan mudah dipahami, sehingga memperlancar komunikasi dalam hal manajemen risiko
• memudahkan manajemen dalam rangka menentukan strategi manajemen risiko yang akan diambil
Cara Menggunakan Risk Matrix
Sebelum membuat risk matrix, lakukan pendaftaran mengenai risiko-risiko apa saja yang dihadapi oleh bisnis. Seluruh risiko, tanpa terkecuali, sehingga ini memang butuh input dari banyak pihak.
Untuk setiap risiko, Anda harus mengevaluasi probabilitas dan tingkat keparahan (severity) dari risiko tersebut. Misalnya menggunakan skala dari 1 hingga 10, dimana 1 untuk probabilitas dan tingkat keparahan paling rendah dan 10 untuk sebaliknya. Evaluasi ini dapat didasari oleh data historis maupun judgement dari tim manajemen.
Skala disini tidak berlaku saklek, dan bisa dimodifikasi sesuai dengan keperluan dan preferensi. Misalnya, skalanya dari 1 hingga 5, atau malah dimodifikasi dari 1 hingga 100, lebih mendetail lagi seperti contoh di bawah ini. Jika sudah menentukan probabilitas dan tingkat keparahan, selanjutnya ini akan menentukan treatment terhadap risiko tersebut. Semakin tinggi probabilitas dan tingkat keparahan suatu risiko, maka strategi yang diambil juga semakin canggih.
Menentukan Strategi Manajemen Risiko
Seperti telah disebutkan, risk matrix dapat membantu menentukan strategi manajemen risiko. Strategi manajemen risiko terdiri dari beberapa teknik:
Menghindari Risiko
Keputusan yang diambil adalah menghindari risiko, sehingga aktivitas tertentu, yang menimbulkan risiko tersebut, tidak dikerjakan sama sekali. Misalnya, petani yang memutuskan untuk tidak menanam komoditas tertentu karena kondisi lingkungan tidak memungkinkan dan kemungkinan gagal panen sangat tinggi.
Meminimalisir Risiko
Keputusan yang diambil adalah mengambil langkah-langkah yang dapat meminimalisir risiko, entah itu mengurangi probabilitasnya, maupun mengurangi dampak yang ditimbulkan. Misalnya adalah melakukan safety training dan menggunakan perangkat yang aman di lingkungan kerja, berupaya meminimalisir risiko kecelakaan kerja.
Membiarkan Risiko
Keputusan yang diambil adalah membiarkan suatu risiko terjadi, karena memang cenderung jarang terjadi dan/atau tingkat keparahannya memang cenderung rendah. Misalnya, sebuah ritel yang membiarkan pelanggannya yang memang bukan target market utama untuk switching ke kompetitor.
Transfer Risiko
Langkah yang diambil yakni mentransfer risiko ke perusahaan asuransi, yang nantinya akan memberikan ganti rugi jika suatu risiko terjadi. Biasanya, risiko yang ditransfer adalah risiko yang punya dampak keparahan sangat hebat. Misalnya kebakaran, kematian, kendaraan, rumah dan sebagainya.
(RP/IK/BL)