Pemodelan Keuangan

(Business Lounge – Finance) – Sebagai seorang yang memulai usaha, maka tentunya Anda harus bisa melakukan pemodelan keuangan untuk mengukur kelayakan usaha/investasi hingga prospek bisnis Anda ke depannya. Berikut ini adalah langkah-langkah yang bisa Anda jalankan.

1. Tentukan apa yang ingin Anda kerjakan
Sebagai entrepreneur, tentunya Anda mempunyai beberapa tujuan yang bersaing. Anda jelas punya bisnis yang harus dijalankan sehari-hari dan tenunya sulit untuk menemukan waktu untuk mengatur rencana, serta membentuk financial model (model financial).

Anda mungkin bisa membuat laporan laba rugi sederhana dengan tipe spreadsheet yang berisikan asumsi pendapatan serta biaya. Namun, model keuangan yang efektif tidak seharusnya digunakan hanya untuk itu saja.

Dengan menggunakan model keuangan tersebut, maka Anda dapat merancang perencanaan pertumbuhan organic, hingga mengevaluasi kesempatan untuk memasuki pasar baru, memperoleh sumber modal baru hingga mengantisipasi masalah likuiditas.

2. Planning

Dalam melakukan perencanaan, maka terdapat pertimbangan-pertimbangan utama sebagai berikut:

• merinci asumsi dan key business driver, dan bagaimana mereka baerhubungan satu sama lain
• membuat map sederhana bagaimana sheet yang Anda kerjakan akan menjadi laporan keuangan konsolidasi
• menentukan jenis sensitivity analysis

3. Identifikasi key business driver dan asumsi

Melakukan permodelan dari asumsi dan driver bisnis Anda adalah sanagt penting dalam melakukan proyeksi. Dengan melakukannya, maka Anda akan memahami growth opportunities dan driver, hingga persyaratan operasional yang diperlukan supaya bisnis berjalan lancar.

Misalnya jika Anda ingin mengeluarkan produk baru, tidak cukup hanya menyatakan Anda menjual dengan harga sekian dan kuantitas sekian. Namun, Anda harus menjelaskan apa yang mendorong penjualan, kemudian elemen pricing apa yang Anda aplikasikan, misalnya discount, bundling, dan lainnya. Kemudian bagaimana elemen ini berubah seiring dengan waktu, dan sebagainya.

4. Cek Asumsi
Anda harus melakukan pengecekan apakan asumsi-asumsi yang Anda gunakan masih relevan. Karena asumsi yang tidak pas akan menghasilkan informasi yang kurang akurat. Misalnya jika pada suatu proyek angka risk free yang Anda masukkan lebih kecil, maka cash flow Anda bisa overstated.

5. Skenario
Dalam melakukan pemodelan, buat dalam beberapa scenario. Misalnya scenario optimis dimana growth perekonomian tinggi, scenario moderat dimana growth perekonomian sedang, dan scenario pesimis ketika perekonomian sedang menurun.

Sehingga, kelayakan bisnis dapat terukur di berbagai kondisi perekonomian. Sehingga, dengan gambaran yang jelas, kita dapat bersiap mengatasi kondisi terburuk sekalipun.
“Account Receivable and Bad Debt”
Oleh : Dina Aryati

Rabu, 11 Juli 2012 15.04 WIB
(Managementdaily – Finance), Ketika anda memulai bisnis anda maka anda harus siap untuk menjual barang/jasa anda secara kredit, mengapa? Karena tidak sedikit pembeli yang menyukai cara demikian dengan berbagai alasan dan perlu kita akui bahwa pembelian barang secara kredit memang banyak peminatnya, anda harus menerbitkan faktur penjualan lalu pembeli akan membayar barang/jasa di kemudian hari.

Sebenarnya ketika anda menjual barang anda secara kredit dapat meningkatkan pendapatan anda, sekalipun tetap ada resikonya, sebab anda memberikan kepercayaan lebih kepada customer anda, dengan demikian customer merasa lebih dihargai, sementara resikonya adalah jika pelanggan anda tidak membayar tagihan pada waktu yang sudah ditetapkan. Sebelum kita bahas mengenai account receivable and bad debts mari kita lihat pengertiannya terlebih dahulu,

Berikut adalah beberapa pengertian Account receivable atau Piutang menurut para ahli

pengertian piutang menurut Warren Reeve dan Fess (2005:404) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan piutang adalah sebagai berikut : ”Piutang meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, perusahaan atau organisasi lainnya”.

pengertian piutang menurut Smith (2005 : 286) mengatakan “piutang dapat didefinisikan dalam arti luas sebagai hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang, dan jasa. Namun, untuk tujuan akuntansi, istilah ini umumnya diterpakan sebagai klaim yang diharapkan dapat diselesaikan melalui penerimaan kas”.

pengertian piutang menurut Syamsuddin (2001 : 254) adalah sebagai berikut : ”Piutang meliputi semua transaksi-transaksi pembelian secara kredit tetapi tidak membutuhkan suatu bentuk catatan atau surat formal yang ditandatangani yang menyatakan kewajiban pihak pembeli kepada pihak penjual”.

pengertian piutang menurut Soemarso (2004:338) yang dimaksud dengan Piutang yaitu : “Piutang merupakan kebiasaan bagi perusahaan untuk  memberikan kelonggaran-kelonggaran kepada para pelanggan pada waktu melakukan penjualan. Kelonggaran-kelonggaran yang diberikan biasanya dalam bentuk memperbolehkan para pelanggan tersebut membayar kemudian atas penjualan barang atau jasa yang dilakukan.”

Piutang Dagang (Trade Receivable) adalah jumlah yang terutang oleh pelanggan untuk barang dan jasa yang telah diberikan sebagai bagian dari operasi bisnis normal. Piutang dagang biasanya yang paling signifikan yang dimiliki perusahaan.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa piutang meliputi semua transaksi pembelian barang/jasa secara kredit, dan dapat di claim sehingga menjadi penerimaan pada kas atau dengan kata lain piutang muncul karena transaksi secara kredit, Dapat diperkirakan apa saja yang berhubungan dengan piutang yaitu antara lain pendapatan atas penjualan, retur penjualan, penghapusan piutang, biaya piutang ragu-ragu.

Jika anda siap menjual barang secara kredit maka anda pun harus siap dengan pembayaran yang macet atau bahkan menghadapi pembeli yang tidak akan membayar barang/jasa yg sudah mereka nikmati, untuk itu anda perlu mengerti mengenai penghapusan piutang tak tertagih karena anda tidak akan mungkin membiarkan jumlah piutang anda terus menggantung atau bahkan bertambah banyak sementara anda tahu bahwa jumlah tersebut tidak akan dibayarkan lagi oleh customer anda. Saat ini kita akan membahas mengenai piutang tak tertagih atau dikenal dengan bad debt.

Kita pelajari dulu apa yang dimaksud dengan piutang tak tertagih

Menurut Carl S. Warrant, James M. Reeve dan Philip E. Fess (2005: 395) yang diterjemahkan oleh Aria Farahmita, Amanugrahani, dan Taufik Hendrawan pengertian piutang tak tertagih (bad debt) adalah sebagai berikut:“Beban operasi yang muncul karena tidak tertagihnya piutang”.

Pengertian lainnya dari piutang tak tertagih adalah Hutang yang tidak mampu dibayar oleh debitur menyebabkan adanya piutang tak tertagih di sisi kreditur

Piutang tak tertagih timbul karena adanya penunggakan atau kredit macet, untuk menagani hal ini maka anda perlu mengetahui bahwa anda dapat menghapuskan piutang yang tak tertagih pada pencatatan anda, hal ini lazim dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yg ada sebab seringkali hal ini tidak dapat dihindari lagi dan anda tidak mungkin membiarkan jumlah piutang tak tertagih anda begitu saja.

Beberapa hal yang biasanya mengakibatkan anda harus melakukan penghapusan terhadap piutang tak tertagih adalah sebagai berikut:

1.Debitur mengalami kebangkrutan

2.Debtur mengalami musibah

3.Debitur mengambil barang dalam jumlah yang melebihi kemampuan menjualnya

4.Kesalahan strategi dalam pendistribusian, misalnya : produk yang seharusnya dijual kepada konsumen menengah keatas dijual kepada konsumen menengah kebawah demikian sebaliknya.

Tentunya anda tidak begitu saja menghapuskan piutang, anda perlu melakukan analisa sebelumnya baru memutuskan apakah anda perlu menjadikanya piutang tak tertagih, ada dua estimasi yang dapat digunakan dalam menganalisa piutang anda yaitu :

1.Estimasi berdasarkan jumlah penjulan, penjualan kredit selama satu periode dapat dignakan, jumlah estimasi ini ditambahkan ke saldo yg telah ada pada aku penyisihan piutang ragu-ragu

2.Estimasi berdasarkan jumlah piutang, hal ini menjelaskan bahwa semakin lama peredaran piutang maka semakin kecil kemungkinan piutang dapat ditagih.

Sementara itu jika anda merasa perlu menghapuskan piutang tak tertagih anda maka ada dua metode penghapusan piutang tak tertagih yg umum digunakan yaitu:

1.Metode langsung, yaitu metode yang langsung menghapus piutang yang benar-benar sudah diketahui tidak akan dapat dibayar.

2.Metode tidak langsung, yaitu metode yang melakukan pencadangan/penyisihan piutang yang tidak dapat tertagih.

Memang benar bahwa piutang tak tertagih adalah hal yg pasti akan terjadi dalam sebuah perusahaan tapi anda dapat memperkecil resiko ini dengan cara mengawasi atau dapat juga dengan menganalisa fungsi piutang anda dengan cara sebagai berikut :

1.Memeriksa jumlah piutang yang tertera pada buku piutang apakah sesuai dengan transaksi penjualan.

2.Melakukan estimasi umur piutang, supaya masa pemberian kredit kepada debitur sesuai dengan perjanjian
Dapat kita simpulkan bahwa piutang sebagai aktiva lancer perusahaan yg besar setelah kas perlu mendapatkan pengawasan yang kuat dan tepat dan dengan adanya pengawasan atas berbagai kebijakan yang sudah ditetapkan maka diharapkan anda dapat memperkecil jumlah piutang tak tertagih pada bisnis atau perusahaan anda.

(Dina Aryati/IK/md)

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x