(Businesslounge – Leadership) – Followership, pernahkan anda mendengar kata ini? Memang saat ini agak jarang kita mendengar kata followership, yang lebih sering kita dengar adalah leadership. Leadership menjadi perhatian utama dari para akademisi maupun para praktisi manajemen. Sangat sedikit riset, teori ataupun pelajaran tentang followership, dan jikalau adapun terkadang hanya sebagai bagian untuk mempelajari leadership.
Followership – kaitannya dengan Leadership
Kurang popularnya referensi atau hasil riset tentang followership mengakibatkan beberapa orang bahkan tidak menaruh perhatian terhadap followership. Dalam beberapa kali kesempatan di seminar ataupun training yang membahas topik followership – perlunya kita mengetahui arti followership dan apa kontribusi yang dapat dilakukan apabila followership dapat diajarkan kepada organisasi tempat kita berada saat ini – seringkali ada tanggapan dari beberapa orang yang berpendapat mempelajari followership kurang berguna bagi organisasi. Jauh lebih baik apabila kita mengupas lebih dalam tentang leadership.
Mari kita lihat kondisi yang sesungguhnya:
1. Hampir semua dari kita berada pada posisi followership dalam pengertian yang sempit maupun luas. Sempit disini artinya ada atasan/ leader secara langsung dimana kita dibawah kepemimpinannya (seperti di organisasi atau perusahaan). Secara luas, contohnya: kita adalah warga negara Indonesia, yang merupakan follower dari presiden yang menjabat sebagai kepala pemerintahan negara ini.
2. Umumnya sekalipun seseorang menjadi leader, di saat yang bersamaan dia adalah follower – memiliki seorang atasan.
3. Artinya secara umum, seseorang banyak berada di posisi follower dibandingkan dengan posisi leader.
<=”” b=””>
Followership mulai mendapat perhatian sekitar 25 tahun yang lalu pada saat Robert E Kelley, professor Carnegie Mellon University menerbitkan artikel di Harvard Business Review ”In Praise of Follower” pada tahun 1988, disusul dengan bukunya ”The Power of Followership” pada tahun 1992, dan buku Ira Chaleff ”The Courageous Follower” pada tahun 1995 membuat followership semakin dipelajari. Saat ini ilmu Followership mulai dimasukkan dalam kurikulum-kurikulum di universitas-universitas selain leadership.
Bernhard Sumbayak penemu Followership and Leadership Model menyatakan bahwa:
– Followership dan Leadership adalah seperti dua sisi dari sebuah mata uang, hal yang tidak dapat dipisahkan (Understand the followership and leadership relation – as two sides of a coin)
– Lebih jauh beliau mengatakan bahwa mempelajari followership – berarti sama saja dengan belajar dan mempersiapkan diri untuk menjadi leader yang baik
– Secara sederhana dapat dikatakan bahwa: untuk menjadi seorang leader yang berhasil, seseorang harus menjadi seorang follower yang berhasil.
Pengertian Followership
Jadi kita sampai pada pendapat akan pentingnya leadership dalam berorganisasi, namun aspek lain yang tidak kalah pentingnya yang harus diperhatikan dalam organisasi, yaitu followership. Setiap anggota organisasi haruslah memiliki followership yang baik agar organisasi berkembang secara sehat.
Apakah arti kata followership?
– Berasal dari kata follower yang artinya a person who follow atau seorang yang menjadi pengikut
– Dapat juga berarti supporter atau disciple (murid)
– The capacity or willingness to follow a leader
Followership dapat didefinisikan sebagai kesediaan bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama, memperlihatkan kemampuan bekerjasama dalam kelompok dan membangun suasana saling mendukung dalam kelompok
Followership yang efektif merupakan pondasi yang kuat untuk leadership yang efektif.
Berdasarkan definisi dan pengertian tersebut, kita harus mengerti dan menghargai faktor-faktor tentang followership yang baik, sehingga dapat berhasil, baik sebagai anggota kelompok maupun sebagai pemimpin kelompok.
Followership yang telah diajarkan pada saat awal seseorang mulai kuliah atau bekerja akan berpengaruh positif pada perkembangan orang tersebut.
Demikian juga perusahaan yang memperkenalkan followership kepada karyawan-karyawannya sejak awal dapat dipastikan akan menuai keuntungan yang sangat besar, baik secara material maupun immaterial, perusahaan akan mempunyai karyawan-karyawan sebagai follower yang efektif disisi lain membangun kemampuan leadership, kedua hal ini yang akan menjaga perkembangan perusahaan pada saat ini dan dimasa mendatang – (sustainability).
Artikel selanjutnya akan kita telaah lebih jauh tentang kualitas followership yang diharapkan, sehingga menjadi follower yang efektif.
(Philip Fo – pemerhati Followership and Leadership/ET/TML)