(The Manager’s Lounge – HR) – Dalam satu masa sangat dimungkinkan terjadi suatu peristiwa yang menghebohkan, merugikan, mempermalukan bahkan yang terburuk mengakibatkan kehancuran suatu perusahaan sebagai dampak dari kesalahan yang dilakukan karyawan. Misalnya tersebarnya data gaji seluruh direksi karena keteledoran karyawan/manager/direktur yang lupa menghapusnya dari salah satu halaman/sheet laporan yang dikirimkan melalui email kepada pimpinan/karyawan yang tidak berwenang mengetahuinya.
Alhasil mereka mengetahui perbedaan gaji antar direksi dan berlanjut pada tuntutan persamaan hak. Anda pasti sudah dapat membayangkannya bukan?. Kisah lain adalah keteledoran karyawan yang lupa mematika mesin Mangler (mesin setrika yang biasanya dipakaindi hotel untuk menyetrika sprei tempat tidur, alhasil terjadi kebakaran yang menghanguskan banyak asset lainnya. Masih banyak lagi kejadian lain yang diakibatkan sepertinya “kesalahan kecil/keteledoran” karyawan.
Jika hal itu terjadi, apakah yang akan dilakukan management? Dalam suatu kesempatan diskusi dengan para jajaran management perusahaan, sebagian besar segera menjawab dengan peryataan tegas: PHK dengan tidak hormat! Namun sangat mengejutkan karena ada seorang direktur yang berpendapat berbeda dan bahkan beliau justru akan tetap mempertahankan karyawan dan mengambil kesempatan untuk menyelidiki lebih dalam “end to end” karyawan ini apalagi jika karyawan dikenal baik sebelumnya dengan pernyataan : “Orang yang memiliki pengalaman traumatic seperti ini sangat memungkinkan menjadi orang yang akan sangat berhasil dan loyal di masa mendatang kepada perusahaan/orang yang mampu memahami dan mampu mengembalikan semangat dan rasa percaya dirinya dari keterpurukan mentalnya, jika memang kesalahan yang dilakukannya tersebut murni bukan karena kesengajaan/maksud jahat”. Wah luar biasa peryataan direktur ini bukan?
Langkah apakah yang dapat dijadikan alternatif dalam menangani karyawan yang melakukan kesalahan fatal seperti ini? Selain langkah-langkah perbaikan yang dilakukan perusahaan agar kesalahan seperti ini tidak terjadi lagi seperti membuat peringatan-peringatan tertulis sebelum menggunakan peralatan yang berbahaya misalnya, memberikan orientasi secara berkala kepada setiap karyawan sesuai fungsinya atas resiko-resiko kerja yang dimungkinkan terjadi. Untuk karyawan itu sendiri berikut beberapa cara untuk menanganinya yang dapat diambil sesuai hasil penyelidikan latar belakang kesalahan tersebut terjadi:
Alternatif I : PHK dengan tidak hormat
Jika memang dikarenakan kesengajaan atau maksud jahat karyawan terhadap siapapun/apapun!
Alternatif II : Pembinaan Khusus
Jika kesalahan murni karena keteledoran.
Pembinaan khusus ini dilakukan dengan tahapan :
1. Bicarakan secara terus terang kesalahannya dan akibat yang ditimbulkan akibat kesalahan tersebut kepadanya termasuk kerugian finansial yang menjadi tanggungan perusahaan. Lakukan tahapan ini secara tertutup/terbatas hanya dengan orang yang dianggap berkompeten untuk terlibat.
2. Beri waktu untuk cuti/tidak bekerja untuk sementara dengan alasan kedua belah pihak (karyawan dan perusahaan) memiliki waktu untuk berpikir. Hal ini sangat penting untuk menanamkan rasa TRAUMATIK dalam hati karyawan dan bagi perusahaan sendiri untuk mendiskusikan kebijakan yang paling tepat.
3. Setelah waktu “Evaluasi diri” maka pilihan yang dapat diambil adalah:
A. Tempatkan di divisi yang berbeda dari yang sebelumnya namun dinilai karyawan masih memiliki kompetensinya.
B. Berikan tanggung jawab yang berdasarkan target pencapaian, misalnya Sales & Marketing, pre opening project, business development, dll
4. Beri semangat dan penghargaan untuk setiap achievement.
Tahapan ini dapat lebih dikembangkan dan dianalisa hasilnya secara berkala sampai terlihat kontribusi yang konsisten dari karyawan tersebut.
Salam sukses untuk anda!
(Melva Simalango/IC/TML)