5 CEO Terbaik di Tahun 2012

(The Manager’s Lounge – Sales & Marketing) – Meninjau catatan sepanjang tahun 2012 dari puluhan CEO perusahaan besar yang berada dalam Bursa News York Stock Exchange (NYSE) maka Wall Street247 menetapkan para CEO terbaik.

Dalam daftar CEO terbaik tersebut dipilih setelah memenuhi berbagai kriteria yaitu :

1.Tingkat performansi yang baik dari pergerakan harga sahamnya di NYSE
2.Kapitalisasi pasar yang di atas US$ 3 miliar
3.Laju pertumbuhan terbaik untuk pendapatan beserta EPS perusahaan pada kuartal dan tahun berjalan yang terakhir
4.Telah menjabat sebagai CEO selama minimal 2 tahun terakhir, dan
5.Telah melakukan langkah strategis pada tahun ini yang membawa kemajuan penting bagi perusahaan

Siapa saja CEO terbaik 2012?.

Berikut ini adalah 5 CEO terbaik sepanjang tahun 2012 berdasarkan versi Wall Street 247 :

1. Daniel Hesse

– Perusahaan: Sprint Nextel Corp

Hesse, yang telah berperan sebagai CEO Sprint sejak tahun 2007-an, akhirnya mampu menyelamatkan perusahaan setelah banyak dari usahanya yang gagal.

Dia bukan berhasil karena telah memulihkan kegiatan operasional perusahaan, namun, Hesse menemukan investor yang bersedia untuk membeli saham mayoritas di perusahaan Sprint yang dijalankannya. Hal ini bukanlah tugas yang mudah mengingat betapa buruk kinerjanya sebagai perusahaan seluler ketiga di Amerika Serikat.

Hasil publikasi laporan keuangan kuartal ketiga Sprint mencerminkan betapa terpuruknya kinerja operasional perusahaan tanpa adanya dukungan finansial dari luar, dimana pada kuartal tersebut, Sprint mencatat kerugian hingga US$ 767 juta walaupun penjualan perusahaan dicatat naik 5% menjadi US$ 8,8 miliar.

Pada tanggal 15 Oktober, diumumkan bahwa SoftBank akan menginvestasikan US$ 20,1 miliar pada Sprint untuk sekitar 70% kepemilikan saham di Sprint. CEO Softbank, Masayoshi Son diharapkan dapat memperbaiki kinerja Sprint dengan melakukan investasi secara agresif untuk ekspansi perusahaan.

2. John Donahoe

– Perusahaan: eBay Inc

Donahoe menjadi CEO eBay pada awal tahun 2008. Wall St mempertanyakan apakah inti bisnis lelang eBay dapat bertahan hidup menghadapai persaingan dari raksasa online Amazon.com Inc dan perusahaan-perusahaan kecil perusahaan lelang online lainnya yang kian menjamur.

Kebanyakan investor cukup mengagumi sistem pembayaran online PayPal dari eBay, akan tetapi bisnis lelangnya menghambat pertumbuhan pendapatan perusahaan secara keseluruhan.

Akan tetapi, kini hal tersebut telah berubah. Pada kuartal ketiga, hasil pembaharuan dari bisnis lelangnya telah menunjukkan hasil yang positif. Pendapatan pasar naik 9% menjadi US$ 1,8 miliar dari total pendapatan eBay yang sebesar US$ 3,4 miliar.

Perusahaan juga telah sukses di pasar ponsel yang kini sedang kritis, yang menjadi krusial ketika kini semakin banyaknya e-commerce dilakukan pada smartphone. Pada kuartal terbaru, 800.000 pengguna baru perusahaan merupakan pengguna ponsel, dimana menurut data dari perusahaan, total pengunduhan aplikasi ponsel eBay telah melampaui 100 juta secara global.

3. David Nelms

– Perusahaan: Discover Financial Services

Tantangan terbesar dari Discover yaitu Discover merupakan perusahaan kedua terbesar di industrinya setelah American Express dan bersaing secara tidak langsung dengan kartu bank yang terhubung ke kartu Visa Inc dan MasterCard Inc.

Nelms mengambil alih sebagai CEO pada tahun 2004. Salah satu langkah strategis terpenting yang ia buat adalah pengakuisisian dari saingan inferiornya, Diners Club di awal tahun 2008.

Aksi akuisisi ini meningkatkan sisi kompetitif dari Disover karena mampu memperluas pangsa pasar perusahaan di luar negeri. Baru-baru ini, yang juga tidak kalah penting, adalah keberhasilannya dalam mengembangkan Discover menjadi sebuah perusahaan kreditor, dengan fokus pada pasar pelajar dan bisnis KPR.

Bisnis KPR-nya, “Discover Home Loan” diluncurkan pada bulan Juni 2012. Selain itu, Nelms juga telah berhasil mengikat kesepakatan strategis dengan berbagai pihak asing untuk memungkinkan perusahaan lebih leluasa untuk melakukan penetrasi pasar secara agresif ke Cina dan Rusia.

4. Christopher Connor

– Perusahaan: Sherwin-Williams Co

Connor mengambil alih sebagai CEO dari perusahaan yang telah berumur 146 tahun, Sherwin-Williams Co, pada tahun 1999. Beberapa peningkatan kinerja perusahaan pada tahun lalu dapat dikaitkan dengan keberuntungan.

Pasar perumahan sedang meningkat secara substansial, dan Sherwin-Williams kebetulan memiliki 30% dari pasar cat domestik. Pada kuartal III tahun 2012, penjualan dari perusahaan naik 8,9%. Lebih mengesankan lagi, laba bersih per saham (EPS) naik 31,0% ke rekor US$ 2,24.

Keputusan Connor yang terpenting tahun ini adalah untuk meningkatkan pangsa pasar internasional perusahaan sehingga tidak bergantung pada pasar AS. Pada November 2012, perusahaan mengumumkan aksi pembelian Consorcio Comex, yang berbasis di Meksiko, dengan nilai sebesar US$ 2,34 miliar.

Kinerja operasional dari bisnis Comex di Meksiko menyerupai kinerja bisnis Sherwin-Williams di AS tahun lalu, dimana Comex memiliki pendapatan sebesar US$ 1,4 miliar. Wall Street sangat mengapreisasi keputusan tersebut, yang kemudian menjadi pemicu kenaikan harga sahamnya ke level tertinggi satu tahun terakhir hanya dalam waktu seminggu dari pengumuman pembelian pada 12 November 2012.

5. Marc Benioff

– Perusahaan: Salesforce.com Inc

Benioff merupakan salah satu pendiri Saleforce.com pada tahun 1999. Meskipun di tengah meningkatnya kompetisi dari perusahaan besar seperti Microsoft Corp dan Oracle Corp, Salesforce.com telah mempertahankan laju pertumbuhan yang fantastis. Kuartal lalu, pendapatan naik 35% menjadi US$ 788 juta.

Manajemen memperkirakan bahwa pendapatan untuk tahun fiskal akan meningkat sebesar 34% dari pendapatan perusahaan tahun lalu. Salesforce.com juga mengekspektasikan pendapatan perusahaan mampu melampaui US$ 4 miliar pada tahun 2014.

Salesforce.com adalah salah satu perusahaan yang paling awal ke pasar ‘cloud computing’. Forbes menamakan Salesforce.com sebagai “Perusahaan Paling Inovatif di Dunia” untuk tahun 2012.

CEO Vibiz Counsulting, Alfred Pakasi berpendapat, para CEO terbaik di sini telah menunjukkan kreatifitas dan bekerja inovatif dalam menghadapi gelombang tekanan krisis ekonomi atau persaingan yang tajam. “Memang di tengah perekonomian yang bergejolak kemampuan untuk mengendalikan perusahaan secara bukan bisnis seperti biasanya (“not business as usual”), bila dilakukan dengan perhitungan yang cerdas, akan membuat perusahaan tampil beda,” ujarnya kepada Vibiznews.com.

Menurutnya, untuk di pasar modal, perbedaan seperti ini merupakan nilai premium bagi pergerakan harga saham sehingga terjadi lonjakan harga yang signifikan.

“Investor acapkali mencari aksi korporasi dan ide brilian apa yang ditampilkan perusahaan dan CEO-nya karena itu akan memberikan prospek harga perusahaan yang baik di masa depan. Mereka, para CEO terbaik ini, telah membuktikan keberhasilan dengan berkreasi, berinovasi dan tentunya berani mengambil keputusan strategis,” tambah Alfred.

Di samping itu, Kristanto Nugroho, Deputy Chairman Vibiz Consulting mengungkapkan, sangat menarik mengikuti sepak terjang para CEO terbaik 2012, sebab mereka memang membuktikan kepiawaiannya mengemudikan layar bisnisnya di tengah goncangan badai ekonomi yang sangat kencang dan mampu menenggelamkan perusahaan yang dipimpinnya.

“Dari mereka ini kita lihat bagaimana manuver yang dilakukan baik berupa penyuntikan dana, akuisisi usaha, pengambilan celah pangsa pasar dan pengaplikasian tehnologi apabila dilakukan secara tepat maka mampu menyelamatkan perusahaan bahkan menempatkannya menjadi penghasil profit,” jelasnya melalui keterangan tertulis kepada Vibiznews.com.

 

(Managedaily/AA/TML)