Michael Tene membagikan pandangannya mengenai arti dari promosi.
“Kita harus jelas kekuatannya apa yang akan dipromosikan sehingga dibutuhkan pemahaman yang jelas mengenai promosi,” ungkapnya bijak kepada businesslounge.co.
Michael demikian panggilan akrabnya, merupakan juru bicara kementerian luar negeri RI. Awal Agustus 2010 dirinya dipercaya sebagai Jubir Kemenlu.
“Saya bergabung ke Kemlu pada 1994 dan merupakan alumni Sekdilu Angkatan XX. Dulu tugas pertama saya adalah sebagai staf di kantor pelaksana GNB, yang dipimpin oleh Dubes Nana Sutresna, selama tiga bulan selanjutnya saya ditugaskan di Seknas ASEAN sebagai staf Biro Ekonomi dan kemudian di Sekretaris Dirjen Setnas ASEAN,” ujarnya mengingat sejenak ke belakang perjalanan karirnya.
Pada 1997 hingga awal 2001, diplomat ini ditempatkan di KBRI London. Saat itu isu Timtim cukup keras di London dan Michael ditunjuk sebagai observer pada pelaksanaan jajak pendapat mengenai Timtim di wilayah Eropa yang dilaksanakan di Lisbon.
Dari London, Michael kemudian ditugaskan di Direktorat Polkam, Dirjen Kerjasama ASEAN selama satu tahun.
Pada 2002-2003, Michael menetap di Tokyo karena memperoleh program beasiswa. Selesai menempuh pendidikan S2, diplomat yang hobi renang dan joging ini kembali ke posnya semula, bersamaan dengan disandangnya jabatan ketua ASEAN oleh Indonesia.
Hingga Akhir 2005, Michael ditempatkan di KBRI Washington DC dengan tugas utamanya adalah menjalin hubungan dengan Kongres AS. Melakukan berbagai pertemuan dengan anggota Kongres AS adalah hal yang juga cukup berkesan baginya, karena pada umumnya pengetahuan mengenai Indonesia tidak terlalu banyak dikuasai oleh anggota Kongres AS, dan Michael Tene lebih kepada salesman yang memperkenalkan atau mempromosikan Indonesia.
Bagaimana pandangan selengkapnya dari pria yang memiliki nama lengkap R M Michael Tene tersebut mengenai promosi?.
Berikut adalah jawabannya yang terangkum dalam program ’50 Second Inspiration’ sebagai berikut :
(Nemi/RL/BL)