Saatnya Mengubah Arah: Merancang Ulang Bisnis untuk Pertumbuhan Masa Depan

(Business Lounge Journal – Entrepreneurship)

Kita sedang memasuki dekade yang penuh peluang—namun hanya bagi mereka yang siap berubah.

Bayangkan sebuah era di mana industri, pasar, dan model bisnis bergeser secara besar-besaran. Bukan perubahan biasa, melainkan sebuah revolusi ekonomi yang dipicu oleh dua kekuatan utama: kemajuan teknologi (terutama kecerdasan buatan) dan perubahan iklim. Inilah yang disebut PwC sebagai dekade “value in motion”—masa depan yang menjanjikan nilai ekonomi baru, tetapi hanya bagi perusahaan yang mampu beradaptasi.

Lalu, pertanyaannya: Apakah perusahaan Anda siap menangkap peluang tersebut? Atau justru tertinggal?

Bukan Sekadar Bertahan—Tapi Memimpin

Menurut riset PwC, hanya 20% perusahaan yang saat ini memiliki kombinasi kinerja strategis yang tepat. Mereka ini yang menikmati lebih dari 80% pertumbuhan laba saat ini. Artinya, jika Anda tidak termasuk dalam 20% itu, inilah waktunya mengejar. Namun bukan dengan cara lama, melainkan dengan merombak cara kerja dan cara berpikir.

Langkah-langkah transformasi ini mencakup:

  • Pembaruan model bisnis dan operasional.
  • Penguasaan teknologi canggih.
  • Kesiapan menghadapi risiko iklim secara strategis.
  • Reposisi kepemimpinan untuk membangun kepercayaan dan ketahanan.

Transformasi bukan proses satu kali. Ini adalah perjalanan berkelanjutan. Dan ya, memang tidak mudah—tapi justru di situlah peluangnya.

Dua Guncangan Besar yang Akan Mengubah Segalanya

1. Kecerdasan Buatan (AI)

AI bukan sekadar teknologi tambahan. Ini adalah pengubah permainan. Dalam skenario yang optimal, AI bisa meningkatkan ukuran ekonomi global hingga 15% di tahun 2035. Namun, jika tidak dikelola dengan bijak dan etis, dampaknya bisa sebaliknya: nihil kontribusi, bahkan menciptakan distrust dan disrupsi sosial.

2. Perubahan Iklim

Sisi lain dari koin adalah tantangan lingkungan. Tanpa strategi mitigasi, ekonomi global bisa menyusut hampir 7% akibat dampak fisik seperti banjir, kekeringan, dan kebakaran hutan. Namun, agenda dekarbonisasi juga menciptakan peluang besar—mulai dari inovasi energi, hingga efisiensi rantai pasok.

Dunia Industri Sedang Berubah Wajah

Kita akan menyaksikan rekonfigurasi besar-besaran dalam lanskap industri global. Perubahan preferensi konsumen, lonjakan teknologi, dan tekanan lingkungan mendorong bisnis untuk menciptakan model nilai baru—melalui kolaborasi, integrasi digital, dan spesialisasi.

Apa saja contoh domain of growth yang dipetakan hingga 2035?

  • Mobilitas dan transportasi berkelanjutan.
  • Produksi berbasis AI dan otomasi.
  • Pertanian cerdas dan keamanan pangan.
  • Energi terbarukan dan efisiensi sumber daya.
  • Kesehatan berbasis teknologi dan personalisasi.

Domain ini bukan hanya industri baru—melainkan peta baru bagaimana bisnis bisa menjawab kebutuhan dasar manusia, dengan cara yang lebih canggih dan terintegrasi.

Apa yang Bisa Dilakukan oleh Pemimpin Bisnis Saat Ini?

  1. Revisi Strategi Anda
    Tinjau kembali model bisnis, operasional, dan struktur teknologi Anda. Apakah masih relevan untuk 10 tahun ke depan?
  2. Bangun Kemitraan Strategis
    Di masa depan, kekuatan tidak datang dari skala besar semata, tapi dari kemampuan berkolaborasi dalam ekosistem nilai.
  3. Fokus pada Kepercayaan dan Tata Kelola
    Kepemimpinan yang transparan dan visioner akan menjadi kunci, terutama saat publik makin kritis terhadap etika dan keberlanjutan.
  4. Persiapkan Talenta dan Budaya Perusahaan
    Talenta masa depan membutuhkan reskilling dan lingkungan kerja yang adaptif. Jangan remehkan peran budaya dalam transformasi.

Lakukan Inovasi di Setiap Sudut Bisnis

Tidak masalah apakah perusahaan Anda saat ini termasuk pemain unggulan atau masih mengejar ketertinggalan—yang terpenting adalah memprioritaskan langkah strategis yang perlu segera diambil. Salah satu area paling mendesak untuk diperiksa adalah model bisnis, operasional, dan energi Anda, karena di sinilah biasanya diperlukan perubahan besar.

Ambil contoh sebuah perusahaan penyedia listrik konvensional yang menyadari bahwa model bisnis lamanya—menghasilkan listrik dari PLTU batu bara lalu menjualnya ke pasar—tidak lagi berkelanjutan dalam dunia yang semakin fokus pada dekarbonisasi. Alih-alih menunggu disrupsi dari luar, perusahaan ini memilih untuk mendisrupsi dirinya sendiri: mereka membantu pelanggan komersial menghasilkan listrik mandiri lewat panel surya dan baterai. Ya, ini ‘memakan’ bisnis lama mereka. Tapi, mereka lebih memilih menjadi pionir perubahan daripada dikalahkan oleh kompetitor.

Inovasi Model Bisnis: Dari Kompetisi ke Kreasi Nilai Baru

Batas-batas industri semakin kabur. Dalam lanskap seperti ini, perusahaan cerdas adalah mereka yang berani mengubah cara mereka menciptakan, menyampaikan, dan menangkap nilai. Dan dorongan untuk berinovasi bukan hanya wacana—data PwC menunjukkan bahwa di 17 dari 22 sektor industri global, tekanan untuk melakukan reinvensi model bisnis saat ini berada pada level tertinggi dalam 25 tahun terakhir. Bahkan, pada tahun 2025 saja, potensi pergeseran nilai bisnis akibat reinvensi model bisnis diperkirakan mencapai USD 7,1 triliun.

Dengan tekanan kompetitif yang meningkat, dan peluang pertumbuhan yang besar, bertransformasi bukan lagi pilihan—melainkan kebutuhan. Riset menunjukkan bahwa perusahaan yang aktif melakukan reinvensi model bisnis cenderung menikmati margin laba yang lebih tinggi.

Tentu saja, bentuk reinvensi akan berbeda-beda tergantung konteks dan kekuatan masing-masing perusahaan. Peluang bisa muncul dari berbagai arah—perubahan demografi pelanggan, teknologi baru, transisi menuju ekonomi rendah karbon, atau kebutuhan untuk beradaptasi terhadap risiko iklim fisik. Bahkan dalam industri yang pertumbuhannya lambat, kekuatan lama yang diterapkan dengan cara baru bisa membuka jalan inovasi.

Studi Kasus: Sumitomo dan Biondo – Inovasi dari Kekuatan Inti

Contoh menarik datang dari Sumitomo Chemical di Jepang. Dalam menjawab peluang ekonomi sirkular, Sumitomo menciptakan platform digital bernama Biondo yang menghubungkan pembeli dan penjual material daur ulang—memanfaatkan keunggulan Sumitomo dalam analisis material.

Yang menarik, proyek ini bukan dianggap sebagai “puncak inovasi”, tapi sebagai awal dari upaya pembangunan bisnis baru. Tim lintas disiplin yang disebut “Value-nauts” memiliki mandat eksplorasi dan komersialisasi ide bisnis berbasis data. Mereka mengadopsi pendekatan test-and-learn, di mana setiap proyek diuji sebagai MVP (Minimum Viable Product), lalu dikembangkan atau dihentikan berdasarkan hasil nyata.

Inilah prinsip penting dari inovasi bisnis masa kini: bertindak cepat, belajar lebih cepat, dan skala dengan cerdas.

Prinsip MVP: Kecil Tapi Bernilai

Pendekatan Minimum Viable Product atau MVP bukan berarti serba minim, tapi cukup untuk memberikan nilai sekaligus cukup ringan untuk diuji. Dalam konteks bisnis, ini memberi keleluasaan untuk bereksperimen, tanpa kehilangan arah strategis.

Model bisnis baru tak harus langsung sempurna. Yang penting adalah:

  • Memulai dari versi kecil yang bisa diuji di pasar.
  • Mendapat umpan balik langsung dari pelanggan nyata.
  • Menghindari investasi besar untuk sesuatu yang belum terbukti.
  • Memberi ruang bagi kegagalan cepat (fail fast), dan mendorong percepatan bagi ide yang berhasil.

Lebih dari itu, MVP bisa menjadi sumber pendanaan mandiri—karena saat ide berhasil, ia mulai menghasilkan pendapatan yang dapat mendukung inovasi selanjutnya.

Menjadi Organisasi yang Selalu Belajar

Inovasi tidak hanya soal teknologi atau produk baru. Inovasi sejati adalah ketika seluruh organisasi menjadi laboratorium ide—dengan kepemimpinan yang mendorong eksplorasi, budaya yang menghargai pembelajaran, dan struktur yang fleksibel untuk tumbuh.

Tantangan terbesar bukan pada “mau berubah atau tidak”, tetapi pada seberapa cepat dan cerdas Anda bisa bergerak. Dalam dunia yang terus berubah, perusahaan yang lambat belajar akan disalip—bukan oleh yang besar, tapi oleh yang lebih lincah.

Perjalanan menuju pertumbuhan bukan soal siapa yang mulai duluan, tetapi siapa yang siap berubah dengan cepat dan tepat. Tidak ada formula tunggal, tapi yang pasti: dunia bisnis sedang membuka lembaran baru. Jika Anda bisa membaca peta, menentukan arah, dan mengambil keputusan strategis—maka peluang pertumbuhan akan berpihak pada Anda.

Karena dalam dekade yang penuh pergerakan ini, stagnasi bukanlah pilihan.