Kraft Heinz Co.

Kraft Heinz Pertimbangkan Aksi Strategis di Tengah Pergeseran Industri

(Business Lounge – Global News) Kraft Heinz Co., salah satu raksasa makanan kemasan global, tengah memasuki fase refleksi strategis yang berpotensi mengubah arah perusahaan. Dalam pernyataan resminya, perusahaan mengonfirmasi bahwa mereka sedang mengevaluasi “transaksi strategis” sebagai bagian dari upaya menciptakan nilai jangka panjang bagi pemegang saham. Di saat yang sama, dua direktur yang mewakili investor utama Berkshire Hathaway akan mengundurkan diri dari dewan direksi, sebuah keputusan yang langsung memicu spekulasi tentang masa depan hubungan antara dua entitas besar ini.

Pernyataan Kraft Heinz, seperti dilaporkan oleh Wall Street Journal, tidak merinci lebih lanjut bentuk transaksi strategis apa yang tengah dipertimbangkan. Namun dalam dunia korporasi, istilah tersebut biasanya mencakup kemungkinan seperti divestasi unit bisnis, merger dengan perusahaan lain, pembentukan usaha patungan baru, atau bahkan pemisahan (spin-off) aset-aset non-inti. Apa pun langkahnya, keputusan ini menunjukkan bahwa Kraft Heinz tengah mencari arah baru setelah bertahun-tahun menghadapi tekanan pertumbuhan, perubahan selera konsumen, dan kritik terhadap model bisnisnya yang konservatif.

Perusahaan hasil penggabungan Kraft Foods dan H.J. Heinz pada 2015 ini telah lama menjadi simbol efisiensi brutal dan pemangkasan biaya yang dipopulerkan oleh 3G Capital, mitra Berkshire dalam transaksi besar tersebut. Model ini menghasilkan margin laba tinggi dalam waktu singkat, tetapi mulai terbukti tidak berkelanjutan dalam jangka panjang. Saat konsumen semakin mencari makanan sehat, segar, dan berbasis keberlanjutan, Kraft Heinz kesulitan mempertahankan relevansinya dengan hanya mengandalkan produk-produk klasik seperti keju olahan Kraft, saus tomat Heinz, dan macaroni & cheese.

Bloomberg mencatat bahwa dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan pendapatan Kraft Heinz berjalan stagnan, sementara sahamnya masih belum pulih dari penurunan tajam sejak 2019. Upaya untuk melakukan inovasi produk dan ekspansi ke pasar baru belum membuahkan hasil yang konsisten. Meskipun perusahaan telah berinvestasi dalam divisi makanan nabati dan memperbarui kemasan untuk segmen milenial, daya tarik merek tradisional mereka tetap mengalami erosi di mata konsumen muda.

Dalam konteks ini, keputusan dua direktur Berkshire Hathaway untuk mundur menjadi perhatian utama. Direktur Todd Combs dan Byron Trott—keduanya figur penting yang mewakili kepentingan Warren Buffett di dewan—akan meninggalkan posisinya setelah hampir satu dekade mendampingi perjalanan Kraft Heinz. Financial Times melaporkan bahwa pengunduran diri ini dilakukan “atas permintaan mereka sendiri,” namun para analis melihatnya sebagai sinyal bahwa Berkshire mungkin mulai mengendurkan pengaruhnya di perusahaan makanan tersebut.

Meski Buffett telah menyatakan bahwa ia tidak berencana menjual saham Kraft Heinz dalam waktu dekat, langkah ini mengindikasikan potensi pergeseran strategi. Berkshire saat ini memegang sekitar 26,5 persen saham perusahaan, menjadikannya pemegang saham tunggal terbesar. Namun setelah mengalami penurunan nilai investasi yang signifikan dan kurangnya pembagian dividen istimewa, kesabaran Buffett tampaknya sedang diuji. “Berkshire dikenal sabar, tapi bukan tanpa batas,” ujar seorang analis investasi makanan kepada CNBC.

Mundurnya dua perwakilan Berkshire juga membuka ruang lebih besar bagi manajemen Kraft Heinz untuk bergerak lebih bebas dalam menentukan arah strategisnya. CEO Miguel Patricio, yang menjabat sejak 2019, dikenal berusaha menyeimbangkan antara efisiensi operasional dan kebutuhan untuk berevolusi sebagai perusahaan yang inovatif dan relevan. Di bawah kepemimpinannya, Kraft Heinz telah menjual beberapa unit bisnis non-inti, seperti keju alami dan bisnis makanan bayi, untuk membayar utang dan mengalokasikan modal ke pertumbuhan organik serta akuisisi strategis.

Namun langkah-langkah tersebut belum sepenuhnya memuaskan investor. Nilai saham Kraft Heinz masih berada jauh di bawah harga saat merger, dan para pemegang saham mendesak perusahaan untuk melakukan sesuatu yang lebih berani. Dalam situasi inilah evaluasi terhadap “transaksi strategis” menjadi penting.

Menurut sumber internal yang dikutip oleh Bloomberg, salah satu opsi yang tengah dipertimbangkan adalah pemisahan lini bisnis yang berkinerja tinggi, seperti segmen makanan ringan atau saus, dari unit yang stagnan seperti daging olahan atau makanan beku. Dengan begitu, perusahaan dapat lebih fokus dalam mengembangkan portofolio produk yang responsif terhadap tren konsumen. Opsi lainnya adalah menjajaki kolaborasi atau akuisisi dengan startup makanan sehat yang tengah berkembang, atau bahkan menjual bisnis di kawasan tertentu untuk memperkuat neraca keuangan.

Namun para analis memperingatkan bahwa langkah semacam ini memiliki tantangan besar. Transaksi strategis, apalagi dalam skala besar, dapat memicu gejolak internal dan ketidakpastian pasar. Selain itu, perusahaan harus memastikan bahwa langkah tersebut tidak hanya bersifat kosmetik atau sekadar merespons tekanan jangka pendek dari investor. “Kraft Heinz perlu membuktikan bahwa mereka tidak hanya memutar portofolio, tapi benar-benar sedang mengubah DNA bisnisnya,” tulis analis di Morningstar.

Di sisi lain, pasar makanan kemasan global juga tengah mengalami konsolidasi. Banyak perusahaan besar seperti Nestlé, Unilever, dan General Mills aktif mencari akuisisi untuk mengimbangi tekanan margin dan pergeseran preferensi konsumen. Dalam ekosistem ini, Kraft Heinz bisa menjadi pemain yang agresif atau malah target potensial jika tidak segera memperjelas strateginya. Dengan latar belakang tersebut, evaluasi opsi strategis ini bisa menjadi titik balik yang menentukan nasib perusahaan dalam dekade berikutnya.

Dampak dari pengumuman ini terhadap harga saham Kraft Heinz juga mencerminkan ketidakpastian pasar. Saham perusahaan naik sekitar 3 persen dalam perdagangan setelah jam kerja, namun tetap berada dalam kisaran harga yang rendah dibanding masa kejayaannya. Para investor tampaknya menanggapi kabar ini dengan antisipasi hati-hati, menunggu langkah konkret sebelum benar-benar memulihkan kepercayaan.

Dalam surat kepada pemegang saham awal tahun ini, Miguel Patricio menekankan pentingnya menjadi “perusahaan yang berakar kuat namun bersiap untuk masa depan.” Pernyataan ini kini diuji dalam skala penuh. Dengan struktur kepemilikan yang berubah, tekanan pasar yang meningkat, serta ekspektasi publik terhadap perusahaan makanan besar yang lebih bertanggung jawab dan inovatif, Kraft Heinz menghadapi momen transformatif.

Ke depan, semua tergantung pada seberapa jauh keberanian manajemen untuk melakukan perubahan radikal. Apakah Kraft Heinz akan memilih jalur evolusi bertahap atau revolusi strategis? Apakah perusahaan akan fokus pada penguatan inti atau justru memecah diri untuk menciptakan nilai baru? Dan yang tak kalah penting: apakah ini pertanda bahwa Warren Buffett dan Berkshire Hathaway sedang bersiap mundur dari sektor makanan yang dulu mereka pertaruhkan?

Yang jelas, satu babak besar dalam sejarah Kraft Heinz sedang ditulis ulang—dan industri makanan global sedang memperhatikannya dengan seksama.