L'Oréal

Penjualan L’Oréal Naik Berkat Pertumbuhan di Eropa

(Business Lounge – Global News) Perusahaan kosmetik asal Prancis, L’Oréal, mencatat kenaikan penjualan pada kuartal pertama 2025, terutama didorong oleh pertumbuhan yang kuat di Eropa yang mampu mengimbangi pelemahan pasar di Amerika Serikat. Dalam laporan resmi yang dirilis perusahaan dan dikutip oleh The Wall Street Journal, L’Oréal melaporkan pertumbuhan penjualan sebesar 9,4 persen secara organik, melampaui ekspektasi analis yang memperkirakan kenaikan sekitar 7 persen.

Kepala Eksekutif L’Oréal, Nicolas Hieronimus, menyatakan bahwa perusahaan optimistis terhadap prospek tahun ini, dengan target pertumbuhan penjualan dan profit yang tetap tinggi. Dalam wawancara dengan Reuters, ia menjelaskan bahwa kinerja di Eropa Barat dan Eropa Tengah menjadi penopang utama, berkat permintaan konsumen yang kuat terhadap produk kecantikan mewah dan perawatan kulit. Ia menambahkan bahwa terlepas dari tantangan ekonomi global, konsumen masih bersedia berinvestasi pada produk-produk premium yang memberi pengalaman personal dan nilai estetika.

Di sisi lain, pasar Amerika Serikat menunjukkan pelemahan yang cukup signifikan, terutama dalam kategori kosmetik massal dan produk rambut. Menurut laporan Bloomberg, penjualan L’Oréal di Amerika Utara hanya tumbuh satu digit rendah, jauh di bawah kinerja mereka di Eropa dan pasar negara berkembang. Salah satu penyebabnya adalah perubahan perilaku konsumen AS yang kini lebih selektif dalam pengeluaran, serta kompetisi yang semakin ketat dari merek-merek lokal dan independen yang agresif di ranah digital.

Meskipun demikian, L’Oréal mencatat bahwa Asia, terutama Tiongkok, tetap menjadi pasar penting dengan potensi pemulihan yang kuat. Setelah sempat tertekan akibat pembatasan mobilitas dan penurunan belanja konsumen di tahun-tahun sebelumnya, pasar Asia menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Dalam laporan keuangan perusahaan yang dikutip oleh Financial Times, permintaan terhadap merek-merek seperti Lancôme dan Yves Saint Laurent Beauty mengalami peningkatan di kota-kota besar Tiongkok, Korea Selatan, dan Jepang.

Hieronimus juga menekankan pentingnya diversifikasi portofolio merek sebagai kekuatan utama L’Oréal di tengah ketidakpastian makroekonomi global. Perusahaan terus mengembangkan merek-merek seperti La Roche-Posay, CeraVe, dan L’Oréal Paris dengan pendekatan ilmiah yang didukung oleh riset dermatologis. Menurut analis yang diwawancarai oleh CNBC, pendekatan ilmiah tersebut memberi nilai tambah dalam meyakinkan konsumen akan keamanan dan efektivitas produk, terutama di pasar Eropa dan Asia yang sensitif terhadap kualitas.

L’Oréal juga menegaskan komitmennya terhadap transformasi digital dan keberlanjutan. Dalam wawancara dengan Nikkei Asia, Hieronimus menyampaikan bahwa perusahaan akan terus meningkatkan penggunaan teknologi AI dan big data untuk memahami preferensi konsumen secara real-time. Strategi ini memungkinkan L’Oréal menciptakan produk yang lebih tepat sasaran serta memperkuat kehadiran di e-commerce, yang kini menyumbang lebih dari 30 persen total penjualan global mereka.

Selain itu, perusahaan mempercepat inisiatif keberlanjutan, termasuk penggunaan bahan alami, kemasan yang dapat didaur ulang, dan proses produksi yang rendah emisi. Langkah ini mendapatkan sambutan positif di Eropa, di mana konsumen semakin sadar akan isu lingkungan. Sebuah survei yang dikutip oleh Deutsche Welle menunjukkan bahwa 68 persen konsumen di Prancis, Jerman, dan Skandinavia lebih memilih merek yang memiliki komitmen lingkungan yang jelas, dan L’Oréal dianggap sebagai salah satu pelopor di sektor tersebut.

Namun, tidak semua analis melihat prospek L’Oréal tanpa tantangan. Beberapa memperingatkan bahwa ketergantungan terhadap pasar mewah dan pertumbuhan Eropa dapat menyulitkan perusahaan jika terjadi perlambatan permintaan di kawasan tersebut. Selain itu, tekanan mata uang dan inflasi bahan baku masih menjadi risiko utama yang dapat mengganggu margin keuntungan dalam beberapa kuartal mendatang.

Meski begitu, pasar merespons positif laporan keuangan ini. Saham L’Oréal naik sekitar 3 persen di bursa Paris setelah laporan penjualan dirilis, menunjukkan kepercayaan investor terhadap arah strategi perusahaan. Banyak pelaku pasar melihat L’Oréal sebagai perusahaan yang berhasil menavigasi berbagai tekanan global dengan tetap fokus pada inovasi produk dan manajemen distribusi yang tangguh.

Secara keseluruhan, pertumbuhan penjualan L’Oréal di kuartal pertama mencerminkan posisi perusahaan sebagai pemimpin industri yang adaptif. Dengan strategi multi-segmen dan orientasi digital yang semakin matang, L’Oréal memperkuat dominasinya dalam industri kecantikan global, sekaligus menunjukkan bagaimana kekuatan pasar Eropa mampu menyeimbangkan tekanan dari wilayah lain. Tahun 2025 masih panjang, namun awal yang kuat ini memberikan landasan optimis bagi target pertumbuhan dan profitabilitas perusahaan di tengah dinamika pasar global yang terus berubah.