Intel Miliki CEO Baru

(Business Lounge Journal – Global News)

Saham Intel melonjak lebih dari 12% dalam perdagangan setelah jam kerja pada hari Rabu (12/3) setelah perusahaan chip tersebut mengumumkan bahwa eksekutif teknologi dan mantan anggota dewan, Lip-Bu Tan, akan menjadi CEO baru mereka mulai 18 Maret.

“Tan adalah investor teknologi berpengalaman dan eksekutif yang dihormati dengan lebih dari 20 tahun pengalaman di industri semikonduktor dan perangkat lunak, serta memiliki hubungan yang kuat dalam ekosistem Intel,” kata perusahaan dalam siaran persnya.

Tan sebelumnya adalah CEO Cadence Design Systems, di mana ia berhasil lebih dari dua kali lipatkan pendapatan perusahaan dan meningkatkan harga sahamnya lebih dari 3.200%. Ia juga pernah menjadi anggota dewan Intel selama dua tahun hingga Agustus 2024.

“Lip-Bu adalah pemimpin luar biasa dengan keahlian di industri teknologi, hubungan luas dalam ekosistem produk dan foundry, serta rekam jejak dalam menciptakan nilai bagi pemegang saham—itulah yang dibutuhkan Intel dalam CEO barunya,” kata Frank D. Yeary, ketua dewan independen yang sempat menjabat sebagai ketua eksekutif interim selama pencarian CEO.

Tan akan menggantikan dua CEO interim, David Zinsner dan MJ Holthaus, yang sebelumnya mengambil alih setelah CEO Patrick Gelsinger diberhentikan pada Desember 2024 akibat masa sulit bagi perusahaan chip yang pernah dominan ini.

Intel saat ini menghadapi persaingan ketat dengan Nvidia, yang telah menjadi pemimpin dalam industri chip, terutama di bidang kecerdasan buatan (AI) dan komputasi berkinerja tinggi. Pengangkatan Lip-Bu Tan sebagai CEO Intel dianggap dapat menjadi strategi untuk memperkuat posisi perusahaan dalam menghadapi dominasi Nvidia. Nvidia telah menggeser Intel dalam berbagai aspek, termasuk masuk dalam indeks Dow Jones Industrial Average pada November 2024, menggantikan posisi Intel. Selain itu, Nvidia terus unggul dalam inovasi chip AI dan grafik, sementara Intel berjuang untuk mempertahankan relevansinya di pasar yang berubah cepat.

Di tengah tekanan ini, Intel juga menghadapi kemungkinan akuisisi dan sedang mempertimbangkan restrukturisasi besar, termasuk pemisahan divisi foundry-nya. Laporan dari Reuters menyebut bahwa Taiwan Semiconductor Manufacturing (TSM) telah mengajak Nvidia, AMD, dan Broadcom untuk bekerja sama dalam menjalankan divisi foundry Intel, yang bisa semakin mengancam posisi Intel jika tidak segera mengambil langkah strategis.

Dengan rekam jejak Tan yang sukses di Cadence Design Systems, di mana ia berhasil meningkatkan nilai saham perusahaan lebih dari 3.200%, Intel berharap kepemimpinannya dapat membawa inovasi dan efisiensi baru. Pengalamannya yang luas di industri semikonduktor dan perangkat lunak juga diharapkan dapat membantu Intel bersaing lebih agresif dengan Nvidia dan merebut kembali posisi dominannya di pasar chip global.

Selain itu, Intel juga menjadi target akuisisi potensial dan telah bekerja sama dengan bank investasi seperti Morgan Stanley dan Goldman Sachs untuk menyelamatkan bisnisnya, termasuk kemungkinan memisahkan divisi foundry mereka, meskipun belum ada pengumuman resmi terkait hal tersebut.

Tan menyatakan bahwa dirinya merasa “terhormat” untuk bergabung dengan Intel sebagai CEO.

“Intel memiliki platform komputasi yang kuat dan berbeda, basis pelanggan yang luas, serta jejak manufaktur yang semakin berkembang seiring dengan upaya kami membangun kembali roadmap teknologi proses kami,” kata Tan dalam siaran persnya.

Hari Rabu menjadi hari yang baik bagi perdagangan saham Intel. Sahamnya ditutup naik lebih dari 4% setelah laporan dari Reuters menyebut bahwa Taiwan Semiconductor Manufacturing mendekati raksasa chip seperti Nvidia, AMD, dan Broadcom untuk membentuk usaha patungan dalam mengoperasikan divisi foundry Intel.