(Business Lounge Journal – News and Insight)
Kebanyakan orang menyadari bahwa kualitas kasur dapat memengaruhi seberapa baik mereka tidur. Namun, kualitas bantal sering kali tidak mendapat perhatian yang sama, padahal memiliki peran penting. Penelitian menunjukkan bahwa bantal yang tepat dapat menentukan apakah tidur menjadi nyenyak atau tidak nyaman.
Menurut spesialis tidur Michael Breus, pendiri SleepDoctor.com dan penulis buku “Sleep Drink Breathe: Simple Daily Habits for Profound Long-Term Health,” bantal ibarat tempat tidur bagi kepala. Namun, banyak orang tidak terlalu memikirkan perlengkapan tidur mereka, melainkan hanya fokus pada proses tidur itu sendiri. Tidur adalah aktivitas produktif yang memerlukan perlengkapan berkualitas, dan bantal adalah salah satu elemen penting. Sayangnya, tidak ada satu jenis bantal yang cocok untuk semua orang, sehingga memilih bantal yang tepat bisa menjadi tantangan.
Para ahli merekomendasikan pemilihan bantal yang dapat menjaga kepala, leher, dan tulang belakang tetap dalam posisi sehat. Selain itu, preferensi pribadi juga berperan besar, tergantung pada berbagai faktor seperti posisi tidur, tingkat ketebalan, dan kekencangan bantal. Dari segi kenyamanan, teknologi bantal telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Kini, pilihan isian tidak lagi terbatas pada bulu angsa, katun, atau bulu biasa. Tersedia berbagai jenis isian seperti alternatif bulu angsa (poliester atau serat nabati), busa memori, lateks, hingga kulit gandum.
Mencari bantal yang sesuai mungkin memerlukan beberapa kali percobaan. Sean Wilging, terapis fisik di Wexner Medical Center, Universitas Negeri Ohio di Columbus, menyarankan agar seseorang mencoba beberapa pilihan sebelum menemukan yang paling pas. Selain ukuran bantal tradisional (standar, queen, king, atau euro berbentuk persegi), terdapat bantal khusus seperti bantal leher (serviks), bantal tubuh, bantal wedge, bantal lutut, dan bantal kehamilan yang dirancang untuk mengatasi masalah kesehatan tertentu.
Menentukan Preferensi untuk Kenyamanan
Langkah pertama dalam memilih bantal adalah menentukan tingkat kelembutan atau kekerasan yang diinginkan. Breus menyarankan untuk memilih bahan isian yang sesuai dengan preferensi pribadi. Bantal bulu angsa, bulu biasa, dan katun cenderung lebih lembut, sementara busa memori dan lateks lebih keras. Sementara itu, bantal soba memiliki tekstur yang lebih kasar.
Memilih Bantal Sesuai Posisi Tidur
Posisi tidur awal dapat menjadi panduan dalam memilih bantal yang tepat. Jika sering tidur miring, pilih bantal yang lebih tebal, keras, dan tinggi untuk menjaga kesejajaran hidung dengan sternum. Untuk tidur telentang, bantal yang lebih tipis dengan ketinggian rendah hingga sedang akan membantu mempertahankan posisi tulang belakang yang sehat. Bagi yang tidur tengkurap—posisi yang tidak disarankan karena dapat membebani tulang belakang dan leher—pilih bantal pendek agar leher tidak tertekuk berlebihan.
Mempertimbangkan Faktor Kesehatan
Beberapa bantal dirancang untuk mengatasi masalah kesehatan tertentu. Bagi yang mengalami nyeri leher kronis, bantal leher atau serviks dengan cekungan di tengah dapat membantu menopang kepala dan leher. Bantal khusus yang diletakkan di antara lutut dapat mengurangi tekanan pada pinggul dan kaki, serta membantu mengurangi nyeri punggung bawah. Sementara itu, bantal baji yang diletakkan di bawah kepala dapat membantu mengurangi dengkuran dan hidung tersumbat. Untuk penderita alergi atau asma, bantal hipoalergenik dapat menjadi pilihan terbaik karena mampu menahan pertumbuhan bakteri, jamur, dan alergen lainnya.
Bagi wanita hamil, bantal kehamilan berbentuk C atau U dapat memberikan kenyamanan ekstra dengan menopang tubuh secara menyeluruh. Penggunaan bantal ini dapat membantu mengurangi tekanan pada lutut dan tulang belakang. Selain itu, jika sering merasa kepanasan saat tidur, pilih bantal berbahan bulu atau isi sintetis yang lebih sejuk dibandingkan busa memori yang cenderung lebih hangat.
Merawat Bantal dengan Baik
Perawatan yang tepat dapat memperpanjang umur bantal dan menjaga kebersihannya. Wilging menyarankan untuk mengganti atau mencuci bantal secara berkala, karena bantal dapat menyimpan debu dan alergen yang berpotensi mengganggu pernapasan saat tidur. Jika tidak menggunakan sarung anti tungau debu, American Cleaning Institute merekomendasikan mencuci bantal setidaknya empat kali setahun. Selalu periksa petunjuk perawatan dari produsen sebelum mencuci bantal, karena metode pencucian dapat berbeda tergantung bahan dan konstruksinya.
Mengenali Waktu untuk Mengganti Bantal
Bantal yang sudah kehilangan kemampuannya untuk menopang kepala dan leher dengan baik perlu segera diganti. Jika kepala dan leher mulai miring secara signifikan saat tidur atau bantal mulai menggumpal tidak teratur, memiliki lekukan dalam, atau berbau tidak sedap, saatnya mencari bantal baru. Waktu penggantian bantal mungkin lebih cepat dari yang diduga.
Breus menyarankan untuk mengganti bantal bulu angsa atau isi alami setiap 18 hingga 24 bulan, karena struktur bahan ini cenderung cepat rusak. Sebaliknya, bantal busa memori dapat bertahan hingga tiga tahun. Mengingat pentingnya peran bantal dalam kualitas tidur, investasi dalam bantal berkualitas merupakan langkah kecil yang dapat memberikan perbedaan besar dalam kenyamanan dan kesehatan tidur setiap malam.