(Business Lounge Journal – Medicine)
Suka lupa?
Beberapa tahun terakhir ini semakin banyak orang yang suka lupa atau menderita gangguan memori. Padahal usianya belum terbilang tua. Kalau jaman dulu nenek atau kakeklah yang dikenal suka lupa atau mengalami gangguan memori, namun sekarang semakin ke arah usia yang lebih muda. Sebenarnya apakah lupa ini suatu penyakit?
Memori hilang dan sering lupa dapat disebut sebagai amnesia. Namun, istilah ini umumnya digunakan untuk menggambarkan kehilangan ingatan yang lebih signifikan atau berbeda dari lupa yang biasa. Istilah yang satu lagi adalah demensia.
Amnesia dan demensia adalah dua kondisi yang berkaitan dengan gangguan memori, tetapi mereka memiliki perbedaan yang signifikan dalam hal penyebab, gejala, dan dampaknya. Berikut adalah penjelasan mengenai perbedaan antara amnesia dan demensia:
Amnesia
Amnesia adalah kondisi yang ditandai dengan kehilangan ingatan, baik sebagian atau sepenuhnya, yang disebabkan oleh berbagai faktor, seperti trauma fisik, stres emosional, penyakit, atau keracunan.
Penyebab Amnesia bisa diakibatkan oleh:
– Cedera otak (trauma).
– Penggunaan alkohol atau obat-obatan berlebihan.
– Stres emosional atau trauma psikologis.
– Penyakit tertentu (seperti infeksi otak) atau kondisi medis.
Penderita amnesia biasanya mengalami kesulitan mengingat informasi baru atau waktu tertentu dalam hidup mereka (amnesia retrograde), atau kesulitan mendalami hal-hal baru dan mengingatnya (amnesia anterograd). Namun, kecerdasan dan kemampuan berfungsi dalam kehidupan sehari-hari lainnya mungkin tidak terpengaruh.
Penderita Amnesia juga biasanya terfokus pada fungsi memori tertentu dan tidak merusak fungsi kognitif lainnya.
Demensia
Sedangkan Demensia adalah istilah umum untuk sejumlah kondisi yang ditandai dengan penurunan kemampuan kognitif yang cukup serius yang untuk mengganggu fungsi sosial atau pekerjaan. Ini termasuk kesulitan dengan memori, berpikir, dan perilaku.
Demensia dapat disebabkan oleh:
– Penyakit Alzheimer.
– Demensia vaskular (yang disebabkan oleh masalah aliran darah ke otak).
– Penyakit Parkinson dan kondisi neurodegeneratif lainnya.
– Penyakit Binswanger (demensia akibat iskemik).
– Infeksi
-Tumor/kanker atau penyakit lain yang mempengaruhi fungsi otak.
Gejala demensia lebih luas dan progresif, gejalanya mencakup beberapa hal berikut ini:
– Penurunan memori.
– Gangguan berpikir dan perilaku.
– Kesulitan berbicara dan berkomunikasi.
– Perubahan kepribadian atau mood.
– Disorientasi terhadap waktu dan tempat.
Demensia berdampak pada berbagai area kognitif, termasuk memori, persepsi, bahasa, dan kemampuan berpikir.
Jadi Amnesia lebih spesifik pada kehilangan ingatan dan biasanya berhubungan dengan penyebab tertentu, sedangkan Demensia mencakup penurunan luas dalam fungsi kognitif, termasuk tetapi tidak terbatas pada ingatan, dan adalah kondisi yang lebih kompleks dan progresif.
Jika menemukan kondisi seperti ini sangat penting untuk berkonsultasi dengan profesional medis untuk evaluasi yang akurat jika terdapat kekhawatiran tentang gangguan memori atau kognitif.
Apakah Lupa Pasti Terkait Alzheimer?
Lalu bagaimana dengan Alzheimer, pernahkah mendengar nama penyakit ini? Penyakit Alzheimer adalah salah satu bentuk demensia yang paling umum dan terkait dengan gangguan progresif dalam ingatan dan fungsi kognitif.
Tentunya ada perbedaan antara lupa biasa dan lupa terkait penyakit, atau lupa yang kaitannya dengan Alzheimer dan kondisi lainnya.
- Lupa Biasa vs. Lupa karena Penyakit:
– Lupa Biasa: Ini adalah fenomena umum yang dialami banyak orang dalam kehidupan sehari-hari, seperti lupa nama seseorang atau tempat yang pernah dikunjungi. Lupa biasa biasanya bersifat sementara dan tidak mempengaruhi fungsi sehari-hari.
– Lupa karena Penyakit: Ini merujuk pada kehilangan memori yang lebih signifikan atau persisten, yang disebabkan oleh kondisi medis atau neurologis. Lupa ini dapat mengganggu kehidupan sehari-hari dan biasanya menunjukkan adanya masalah yang mendasari.
- Kaitannya dengan Alzheimer:
Bila menyangkut Alzheimer maka gejala awal adalah termasuk kesulitan mengingat informasi baru, seperti lupa tentang percakapan atau janji. Seiring waktu, penderita dapat kehilangan ingatan untuk pengalaman masa lalu, keterampilan sehari-hari, dan bahkan pengenalan terhadap orang terdekat. Selain kehilangan memori, Alzheimer juga sering menimbulkan masalah dengan berpikir, menalar, dan perilaku.
- Penyakit Lain yang Mengakibatkan Hilangnya Memori:
Selain Alzheimer, ada beberapa kondisi lain yang dapat mengakibatkan gangguan memori, antara lain:
– Demensia Vaskular: Disebabkan oleh gangguan aliran darah ke otak, yang dapat merusak sel-sel otak.
– Amnesia Disosiatif: Hilangnya memori yang terkait dengan trauma atau stres emosional yang berat.
– Penyakit Parkinson: Dapat menyebabkan gangguan kognitif dan kehilangan ingatan seiring dengan progresi penyakit.
– Sklerosis Multipel (MS): Bisa juga menyebabkan masalah memori dan fungsi kognitif.
– Cedera Otak Traumatika: Cedera yang mengakibatkan kerusakan pada jaringan otak dapat mengakibatkan kehilangan memori.
– Infeksi atau Penyakit Metabolik: Kondisi seperti infeksi serius, kekurangan nutrisi, atau gangguan metabolisme bisa berpengaruh pada fungsi kognitif dan ingatan.
Bagaimana Caranya Mencegah Lupa?
Adalah lebih baik mencegah daripada mengobati. Hal ini benar adanya. Itu sebabnya untuk menjaga kesehatan otak dan membantu meningkatkan daya ingat, Anda dapat menerapkan beberapa kebiasaan sehari-hari. Berikut adalah beberapa cara yang dapat membantu otak Anda tetap terlatih dan mengurangi kemungkinan mudah lupa:
- Latihan Kognitif:
– Permainan otak: Terlibat dalam teka-teki, Sudoku, permainan kartu, atau permainan video yang menantang daya pikir.
– Belajar sesuatu yang baru: Mengambil kursus baru, belajar bahasa asing, atau belajar bermain instrumen musik bisa merangsang kemampuan kognitif.
- Jaga Kesehatan Fisik:
– Olahraga Teratur: Aktivitas fisik meningkatkan aliran darah ke otak dan dapat membantu meningkatkan fungsi kognitif. Cobalah untuk berolahraga setidaknya 150 menit per minggu.
– Diet Sehat: Konsumsi makanan yang kaya akan antioksidan, asam lemak omega-3 (seperti ikan berminyak), dan vitamin. Buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian sangat baik untuk kesehatan otak.
- Tidur yang Cukup:
– Tidur yang baik sangat penting untuk fungsi kognitif dan memori. Usahakan untuk tidur 7-9 jam setiap malam dan ciptakan rutinitas tidur yang konsisten.
- Manajemen Stres:
– Stres yang berlebihan dapat mempengaruhi daya ingat. Teknik relaksasi, stretching seperti yoga, atau latihan pernapasan dapat membantu mengelola stres.
- Sosialisasi:
– Berinteraksi dengan orang lain, baik dalam lingkungan sosial maupun profesional, dapat merangsang otak dan meningkatkan kesehatan mental. Terlibat dalam kegiatan bersama teman atau keluarga dapat memiliki efek positif.
- Mengorganisasi Informasi:
– Gunakan teknik mnemonik, seperti membuat daftar, menggunakan akronim, atau membuat visual untuk membantu mengingat informasi. Menulis catatan juga dapat membantu.
- Meningkatkan fokus dengan musik:
– Latihan meningkatkan fokus dengan musik dapat meningkatkan konsentrasi, dan kesadaran, yang pada gilirannya meningkatkan ingatan.
- Hindari Kebiasaan Buruk:
– Menghindari konsumsi alkohol berlebihan dan merokok, karena keduanya dapat merusak kesehatan otak dalam jangka panjang.
- Jaga Proses Pembelajaran:
– Aktif terlibat dalam pembelajaran, seperti diskusi aktif atau mengajarkan orang lain apa yang telah Anda pelajari, dapat membantu memperkuat ingatan.
- Tetapkan Tujuan Masuk Akal:
– Memiliki tujuan yang jelas dalam hal pembelajaran atau aktivitas sehari-hari akan membantu Anda tetap termotivasi dan fokus.
Ayo cegah terjadinya lupa dan masalah dengan otak Anda. Dengan menerapkan beberapa cara di atas ke dalam kehidupan sehari-hari, Anda dapat membantu otak Anda tetap sehat, terlatih, dan aktif, serta mengurangi risiko masalah ingatan di masa mendatang.
Salam sehat!