Anda dapat Mencantumkan Manfaat Terkait Keluarga pada Iklan Lowongan Pekerjaan

(Business Lounge Journal – Human Resources)

Apa sih yang biasa dicantumkan dalam sebuah lowongan pekerjaan? Pada umumnya, perusahaan pencari kerja akan mencantumkan informasi dasar, seperti: posisi jabatan yang dibutuhkan dan apa yang menjadi tanggung jawabnya, lokasi penempatan, persyaratan terkait keahlian atau ijazah yang harus dimiliki oleh pencari kerja, pengalaman, atau persyaratan khusus jika dibutuhkan tenaga sales – seperti harus memiliki SIM, dan sebagainya. Rasanya agak jarang untuk mencantumkan informasi terkait gaji, kompensasi, tunjangan, atau insentif.

Lalu bagaimana dengan kebiasaan di negara-negara lain?

Ada beberapa perbedaan yang cukup signifikan yang tercantum dalam info lowongan pekerjaan, terutama dalam hal benefit, budaya kerja, dan detail yang diberikan. Berikut beberapa contoh:

Amerika Serikat

  • Fokus pada hasil: Banyak lowongan pekerjaan di AS yang lebih menekankan pada hasil yang ingin dicapai daripada tugas-tugas spesifik.
  • Benefit komprehensif: Benefit seperti asuransi kesehatan, pensiun, dan cuti sakit umumnya sangat baik dan komprehensif.
  • Kultur kerja yang dinamis: Banyak perusahaan di AS memiliki budaya kerja yang cepat dan kompetitif.

Eropa

  • Work-life balance: Negara-negara Eropa umumnya lebih menekankan pada keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
  • Cuti yang panjang: Cuti tahunan dan cuti sakit cenderung lebih panjang dibandingkan di negara lain.
  • Fokus pada keahlian lunak: Keterampilan seperti komunikasi, kerja tim, dan pemecahan masalah seringkali menjadi perhatian utama.

Jepang

  • Seumur hidup: Konsep kerja seumur hidup masih umum di beberapa perusahaan Jepang, meskipun semakin berkurang.
  • Hierarki yang kuat: Struktur perusahaan Jepang cenderung sangat hierarkis.
  • Fokus pada detail: Karyawan Jepang diharapkan sangat memperhatikan detail dan memiliki etos kerja yang tinggi.

Negara-negara Nordik (Swedia, Norwegia, Denmark, Finlandia)

  • Kesetaraan gender: Negara-negara Nordik sangat menjunjung tinggi kesetaraan gender, dan hal ini tercermin dalam praktik perekrutan.
  • Fleksibilitas kerja: Banyak perusahaan menawarkan opsi kerja fleksibel, seperti bekerja dari rumah atau mengatur sendiri jam kerja.
  • Kesejahteraan karyawan: Kesejahteraan karyawan sangat diperhatikan, dengan fokus pada kesehatan mental dan fisik.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perbedaan:

Beberapa faktor yang mempengaruhi perbedaan-perbedaan di atas terkait:

  • Peraturan pemerintah: Undang-undang ketenagakerjaan yang berbeda di setiap negara akan memengaruhi jenis benefit dan persyaratan kerja yang harus diberikan oleh perusahaan.
  • Budaya kerja: Budaya kerja yang berbeda akan memengaruhi cara perusahaan berkomunikasi dengan calon karyawan dan jenis kandidat yang mereka cari.
  • Kondisi ekonomi: Kondisi ekonomi suatu negara juga akan memengaruhi daya tarik suatu pekerjaan dan benefit yang ditawarkan.

Secara keseluruhan, dunia kerja semakin global, dan tren-tren tertentu seperti fleksibilitas kerja dan keseimbangan kerja-hidup semakin universal. Namun, perbedaan budaya dan peraturan tetap menjadi faktor penting yang perlu diperhatikan saat mencari pekerjaan di luar negeri.

Manfaat Terkait Keluarga

Indeed, sebuah perusahaan konsultan pencari kerja meluncurkan hasil risetnya, bahwa meskipun jumlah lowongan pekerjaan yang menawarkan setidaknya satu manfaat terkait keluarga telah meningkat lebih dari dua kali lipat sejak Januari 2020, namun masih hanya 7% dari semua lowongan yang mengiklankannya. Di antara manfaat terkait keluarga yang ditawarkan oleh perusahaan, maka cuti orang tua adalah yang paling umum. Namun ada juga yang terkait bantuan adopsi, dan cuti keluarga serta berkabung, walaupun masih sangat sedikit — muncul hanya dalam 3% dari total lowongan.

Tentu saja, sebuah lowongan pekerjaan dapat menyebutkan lebih dari satu manfaat terkait keluarga. Namun belum semua perusahaan merasa perlu untuk membuka hal tersebut pada lowongan pekerjaan mereka.

Manfaat Keluarga Berdasarkan Sektor

Manfaat keluarga memang tidak umum untuk dicantumkan seperti pensiun, cuti berbayar, dan/atau manfaat medis. Sebab bagi beberapa perusahaan, hal ini merupakan alat negosiasi bagi mereka dengan pencari kerja. Namun, jika sebuah perusahaan menawarkan manfaat ini dengan terbuka, kemungkinan karena perusahaan merasa dengan membuka manfaat ini maka perusahaan akan terlihat sangat menonjol sehingga dapat menarik kandidat dengan lebih banyak.

Sekitar 1 dari 8 lowongan pekerjaan di sektor pengembangan perangkat lunak mengiklankan manfaat keluarga pada bulan Mei, tertinggi di antara semua sektor yang dianalisis. Ini mungkin tidak mengejutkan, mengingat hampir setengah (48%) pekerja dalam pekerjaan bergaji tinggi (seperti pengembangan perangkat lunak) memiliki akses ke cuti orang tua (berbayar atau tidak dibayar), menurut Biro Statistik Tenaga Kerja. Namun, dengan hanya 12% lowongan yang mengiklankan manfaat keluarga, bahkan sektor teknologi yang terkenal dengan manfaatnya masih memiliki jalan panjang untuk menormalkan jenis fasilitas ini. Indeed mencantumkan berapa besar perusahaan berdasarkan sektor yang mencantumkan manfaat keluarga pada lowongan pekerjaannya.

Table showing sectors by share of postings advertising at least one family benefit as of May 2024 and January 2020. As of May 2024, Software Development had the highest share followed by Retail.

Cuti orang tua merupakan sebagian besar dari manfaat terkait keluarga yang diiklankan. Jika sebuah perusahaan menawarkan paket cuti orang tua berbayar, itu dapat sangat membantu dalam meyakinkan pencari kerja untuk memasukkan lamarannya.

Di antara negara-negara ekonomi maju, AS adalah pengecualian dalam kebijakan cuti orang tuanya. Undang-undang federal menjamin cuti tanpa bayaran selama dua belas minggu, tetapi hanya untuk pekerja tertentu, dan banyak pencari kerja mungkin mencari pemberi kerja untuk menutupi kekurangannya. Namun mengingat jarang ditemukannya fasilitas terkait keluarga dalam lowongan pekerjaan yang diiklankan, kemungkinan hanya sedikit yang dapat mengandalkan cuti yang disponsori perusahaan, baik dibayar maupun tidak dibayar. Namun, kelangkaan itu sendiri dapat menjadikan manfaat ini sebagai alat perekrutan yang sangat kuat di banyak sektor ketika ditawarkan. Jika Anda seorang perekrut untuk perusahaan dengan manfaat keluarga, menonjolkan fasilitas itu dalam sebuah lowongan pekerjaan sangat mungkin akan membuat Anda berbeda dari yang lain.

Faktor Kuat dalam Perekrutan

Faktor-faktor kuat dalam masalah perekrutan sangat beragam dan dapat dipengaruhi oleh berbagai aspek, mulai dari karakteristik perusahaan hingga preferensi kandidat. Berikut adalah beberapa faktor yang umumnya dianggap sangat berpengaruh:

Faktor Internal Perusahaan

  • Kebijakan dan Budaya Perusahaan: Perusahaan yang memiliki kebijakan yang fleksibel, budaya kerja yang positif, dan nilai-nilai yang sejalan dengan calon karyawan cenderung lebih menarik minat.
  • Benefit dan Kompensasi: Selain gaji, benefit seperti asuransi kesehatan, tunjangan hari raya, bonus, dan program pengembangan diri juga menjadi pertimbangan utama bagi banyak calon karyawan.
  • Prospek Karier: Kesempatan untuk berkembang dan naik jabatan merupakan faktor penting yang mendorong seseorang untuk bergabung dengan sebuah perusahaan.
  • Reputasi Perusahaan: Citra perusahaan di mata publik, baik dari segi kinerja keuangan, etika bisnis, maupun kontribusi sosial, sangat mempengaruhi daya tarik perusahaan.

Faktor Eksternal

  • Kondisi Ekonomi: Kondisi ekonomi secara umum akan mempengaruhi minat seseorang untuk mencari pekerjaan baru.
  • Permintaan Pasar: Permintaan pasar terhadap suatu jenis pekerjaan juga akan mempengaruhi daya tarik suatu posisi.
  • Persaingan Perusahaan: Semakin banyak perusahaan yang menawarkan posisi yang sama, maka semakin ketat persaingan untuk mendapatkan kandidat terbaik.

Faktor Kandidat

  • Kualifikasi dan Pengalaman: Kualifikasi akademik, pengalaman kerja, dan keterampilan teknis yang relevan dengan posisi yang ditawarkan merupakan faktor utama dalam proses seleksi.
  • Motivasi dan Minat: Motivasi seseorang untuk bekerja, minat terhadap bidang pekerjaan tertentu, dan keselarasan nilai-nilai dengan perusahaan juga menjadi pertimbangan penting.
  • Ekspektasi Gaji: Ekspektasi gaji yang realistis dari calon karyawan akan mempengaruhi keputusan perusahaan untuk merekrut.

Faktor Lainnya

  • Proses Rekrutmen: Proses rekrutmen yang efisien, transparan, dan memberikan pengalaman positif bagi calon karyawan dapat meningkatkan citra perusahaan dan mempercepat proses perekrutan.
  • Brand Employer: Brand employer yang kuat akan membuat perusahaan lebih mudah menarik minat calon karyawan.
  • Networking: Jaringan yang luas, baik internal maupun eksternal perusahaan, dapat membantu dalam menemukan kandidat yang potensial.

Faktor-faktor di atas saling terkait dan dapat bervariasi tergantung pada situasi dan kondisi masing-masing perusahaan. Untuk mendapatkan hasil perekrutan yang optimal, perusahaan perlu melakukan analisis yang mendalam terhadap kebutuhan bisnis, karakteristik calon karyawan ideal, serta tren pasar kerja terkini.

Dengan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi perekrutan, perusahaan dapat menyusun strategi perekrutan yang efektif dan mendapatkan talenta terbaik untuk mencapai tujuan bisnis.