Kerennya Tradisi Minum Teh – Cha no yu – di Jepang

(Business Lounge Journal – Culture)

Konnichiwa mina-san! Tahukah mina-san kalau Jepang adalah salah satu negara yang dikenal mempunyai tradisi unik dalam menikmati teh. Selain baik untuk kesehatan dan sering dipakai untuk pengobatan penyakit, teh juga bisa dinikmati dengan upacara khusus. Tradisi jamuan minum teh ini dikenal dengan sebutan Cha no yu (sado, chado) yang biasanya dilakukan di ruangan khusus.

Tamu yang diundang dalam jamuan minum teh ini adalah orang penting atau terpandang, keluarga atau orang yang dianggap sudah dekat. Orang Jepang mempunyai filosofi bahwa setiap pertemuan harus dihargai karena belum tentu terulang kembali. Tetapi ada juga jamuan minum teh yang diadakan di luar ruangan, yang disebut dengan istilah no date.

Menurut salah satu literatur, tradisi jamuan minum teh di Jepang berawal pada tahun 815 saat Kaisar Saga (salah satu Kaisar di Jepang) mengunjungi Provinsi Omi. Ketika itu, beliau sangat terkesan dengan teh yang disajikan oleh tokoh pendatang bernama Eichu. Awalnya tradisi minum teh ini hanya dilakukan oleh kalangan kerajaan dan orang-orang penting saja karena perangkat yang digunakan untuk jamuan minum teh sangat mahal. Seiringnya waktu, banyak pendatang yang masuk ke Jepang dan akhirnya membawa perkembangan dan perubahan, sehingga saat ini tradisi jamuan minum teh sudah dapat dinikmati oleh kalangan orang biasa. Dahulu, teh yang disajikan menggunakan teh hasil fermentasi (mirip teh Oolong) lalu direbus dan diminum, namun saat ini teh yang digunakan berupa bubuk teh hijau (matcha) yang digiling halus dan diseduh dengan air panas.

Uniknya, tradisi jamuan minum teh di Jepang ini selain sebagai simbol kehormatan dan kebersamaan, tradisi ini mengandung nilai seni juga loh. Teh tidak hanya disajikan, dituang dengan air panas dan diminum, tetapi juga tradisi ini mencerminkan kepribadian, keahlian seni tuan rumah dalam menata ruangan yang digunakan (chashitsu). Ruangan jamuan minum teh harus menggambarkan harmonisasi atau selaras dengan alam, misalnya dengan memasang lukisan, kaligrafi Jepang (shodo), dan seni merangkai bunga khas Jepang (ikebana).

Tuan rumah juga perlu memiliki pengetahuan umum mengenai tipe teh serta mempersiapkan topik-topik pembicaraan yang santun dan mengandung nilai tinggi untuk menghormati tamu yang hadir saat jamuan. Sehingga suasana jamuan minum teh menjadi hangat dan membuka hati semua peserta yang hadir. Setiap orang yang menghadiri upacara minum teh ini diharapkan dapat terus belajar dalam menghadapi orang lain, menyikapi hidup ,dan menghargai alam yang telah banyak memberikan keuntungan.

Sedangkan tamu yang diundang juga harus mempelajari tata krama, etiket dalam meminum teh, dan menikmati makanan yang dihidangkan. Pada saat jamuan minum teh ini, orang yang menyajikan teh maupun tamu undangan yang menghadiri acara ini diwajibkan menggunakan pakaian khas Jepang yaitu Kimono. Biasanya juga ada yang menggunakan pakaian dengan tema khusus namun tetap sederhana tanpa perhiasan yang mencolok dan tidak diperbolehkan menggunakan wewangian parfum dengan aroma yang kuat.

Biasanya acara jamuan minum teh diadakan pada saat musim dingin dan berlangsung selama 4 (empat) jam.

Pasti mina-san penasaran, bagaimana urutan saat mengadakan jamuan minum teh di Jepang?

Saat tiba di ruangan khusus yang sudah disiapkan (Chashitsu), para tamu tidak bisa langsung menikmati hidangan minuman dan makanan begitu saja. Semua peserta harus duduk dengan posisi kaki dilipat ke belakang dan sikap postur badan tegak. Seorang yang ahli dalam upacara minum teh ini terlebih dahulu akan mempersiapkan teh yang dihidangkan. Lalu teh tersebut dituang ke dalam cangkir yang berbeda bagi tamu pria atau tamu wanita. Cangkir yang motifnya simple atau polos untuk tamu pria sedangkan untuk tamu wanita menggunakan cangkir bermotif bunga.

Saat akan mengambil cangkir teh, gunakan tangan kanan dan posisi badan agak bersujud. Setelah posisi badan kembali tegak, letakkan cangkir teh di atas telapak tangan kiri. Putar cangkir sebanyak 3 kali sampai membentuk 180 derajat dan posisi bunga menghadap ke tuan rumah. Apabila teh yang diminum sudah hampir habis, buatlah suara menyeruput pada tegukan terakhir sebagai tanda tehnya nikmat dan tamu sangat menikmati jamuan teh tersebut. Jangan sampai lupa yah, meskipun kelihatannya sepele tetapi apabila langkah ini ada yang tidak dilakukan bisa membuat tuan rumah tersinggung. Terakhir, saat akan mengembalikan cangkir teh kepada tuan rumah, terlebih dahulu lap bagian ujung cangkir menggunakan tangan kanan, lalu putar cangkir teh berlawanan arah dengan jarum jam. Semua gerakan dilakukan dengan cara yang halus jangan sampai menimbulkan bunyi yang mengganggu suasana acara jamuan.

Karena sudah mengalami banyak perkembangan, maka ada banyak versi yang digunakan dalam melakukan jamuan minum teh. Namun terdapat banyak kemiripan satu sama lain. Jangan khawatir kalau mina-san diundang dalam jamuan minum teh dan ingin mengetahui persiapan yang lebih lengkap, di Jepang sudah banyak kursus yang menawarkan untuk mempelajari mengenai jamuan minum teh.

Bagaimana … menarik bukan tradisi jamuan minum teh di Jepang? Apakah mina-san ada yang sudah pernah ke Jepang dan mengikuti acara jamuan minum teh, bisa kasih komentar di bawah ini ya. Terima kasih.

Photo by Chris Lawton