(Business Lounge Journal – Medicine)
Pernah dengar Empat Sehat Lima Sempurna? Kalangan Baby Boomers dan Generasi X masih familiar dengan istilah ini tentunya. Namun sebenarnya istilah ini sangat lekat dengan masyarakat Indonesia dan tidak pernah menjadi konsep yang usang.
Konsep “Empat Sehat Lima Sempurna” merupakan panduan gizi yang dikembangkan pada tahun 1954 oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia dengan dukungan UNESCO. Konsep ini bertujuan untuk memberikan panduan sederhana kepada masyarakat Indonesia tentang makanan yang sehat dan seimbang.
Komponen dari Empat Sehat Lima Sempurna adalah sebagai berikut:
1. Empat Sehat:
a. Lauk pauk: Sumber protein seperti ikan, daging, telur, atau tempe.
b. Sayur-sayuran: Berbagai jenis sayuran yang kaya akan serat, vitamin, dan mineral.
c. Buah-buahan: Berbagai jenis buah yang kaya akan serat, vitamin, dan antioksidan.
d. Bahan makanan sumber energi: Nasi, jagung, atau kentang untuk mendapatkan karbohidrat sebagai sumber energi.
2. Lima Sempurna:
a. Sumber energi: Nasi, roti, atau sereal sebagai sumber karbohidrat yang tepat.
b. Sumber protein: Ikan, daging, telur, atau tahu/tempe sebagai sumber protein.
c. Sayuran dan buah-buahan: Konsumsi berbagai jenis sayuran dan buah-buahan sebagai sumber serat, vitamin, dan mineral.
d. Lemak: Memperoleh asupan lemak baik dari minyak sayur, kacang-kacangan, atau biji-bijian.
e. Kalsium: Sumber kalsium seperti susu, yoghurt, atau keju untuk menjaga kesehatan tulang.
Pola makan modern dapat lebih variatif dan tergantung pada preferensi individu. Namun, konsep Empat Sehat Lima Sempurna tetap relevan sebagai panduan dasar untuk makanan sehat. Makanan modern juga dapat dijadikan pengganti dari konsep ini, asalkan tetap memperhatikan asupan nutrisi yang seimbang dan memenuhi kebutuhan tubuh.
Berikut adalah 5 kekurangan dan 5 kelebihan pola makan Empat Sehat Lima Sempurna:
Kekurangan:
1. Pola makan ini bisa terkesan monoton jika tidak bervariasi dalam pemilihan jenis makanan.
2. Bisa kurang memperhatikan asupan lemak sehat yang penting bagi tubuh.
3. Tidak cukup fleksibel untuk mengakomodasi berbagai preferensi makanan individu.
4. Tidak memberikan pedoman tentang ukuran porsi dan frekuensi makan yang sesuai.
5. Tidak secara khusus menyebutkan sumber zat besi, yang merupakan nutrisi penting terutama bagi wanita.
Kelebihan:
1. Memastikan asupan protein, serat, vitamin, dan mineral yang adekuat.
2. Mendorong konsumsi berbagai macam sayuran dan buah-buahan.
3. Mengedepankan makanan alami dan segar daripada makanan olahan.
4. Memiliki panduan yang sederhana dan mudah dipahami oleh masyarakat umum.
5. Mendorong pola makan yang seimbang dan menyediakan energi yang cukup untuk aktivitas sehari-hari.
Pola makan Empat Sehat Lima Sempurna umumnya cocok untuk segala jenis usia. Namun, untuk bayi dan anak-anak, penyesuaian perlu dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan nutrisi yang lebih spesifik. Perlakuan khusus juga diperlukan pada orang yang memiliki kondisi medis tertentu:
– Diabetes: Perlu perhatian khusus terhadap karbohidrat dan dosis insulin. Konsultasikan dengan ahli gizi atau dokter untuk mengatur pola makan yang tepat.
– Hipertensi: Batasi konsumsi garam dan perhatikan asupan natrium secara keseluruhan. Fokus pada makanan yang rendah garam dan tinggi kalium.
– Penyakit jantung: Perhatikan asupan lemak jenuh dan kolesterol. Prioritaskan makanan yang rendah lemak jenuh, sumber omega-3, dan serat.
– Ibu hamil dan menyusui: Diperlukan peningkatan asupan nutrisi tertentu, seperti asam folat, zat besi, dan kalsium. Konsultasikan dengan ahli gizi atau dokter untuk mendapatkan panduan yang tepat.
Jika Empat Sehat Lima Sempurna dirasa tidak cocok, ada alternatif pola makan sehat lain yang bisa dipertimbangkan, seperti Pola Makan Mediterania, Pola Makan DASH, atau Pola Makan Vegetarian/Vegan yang diatur dengan baik dan memenuhi kebutuhan nutrisi. Penting untuk berkonsultasi dengan ahli gizi atau dokter untuk menyesuaikan pola makan yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan individu.
Photo by Jimmy Dean