(Business Lounge Journal – Interview Session)
Andora Michi adalah Program Director dari SKALA, sebuah accelerator program untuk early stage startup founders. SKALA hadir menjadi bagian dari Innovation Factory yang adalah innovation hub untuk tech startup ecosystem di Indonesia.
SKALA menyadari bahwa para startup founder membutuhkan banyak bantuan pada tahap awal untuk mengakselerasi bisnis mereka. Itulah sebabnya pada tahun ini SKALA kembali mengadakan program SKALA yang kedua untuk memilih 5 perusahaan yang akan menerima investasi sebesar USD 5000. Mereka pun akan mencapatkan bantuan untuk mendapatkan akses kepada unit-unit yang dibutuhkan untuk mengembangkan bisnis mereka.
Susahkah menemukan startup dengan ide brilliant?
Ada 2 sisi yang dibahas oleh Andora Michi apakah saat ini sesuatu yang mudah untuk mendapatkan startup dengan ide yang brilliant.
1. Ide yang brilliant ide baru yang sebenarnya hampir semua startup melakukannya yaitu meng-copy dari ide bisnis yang sudah berjalan. Tetapi sebenarnya bukan masalah idenya, tetapi bagaimana si startup melakukan eksekusi. Sebab bisa saja first mover pada industri tersebut yang sudah lebih dulu ada tidak melakukan eksekusi dengan tepat. Sehingga ketika muncul pemain baru yang dapat melakukan eksekusi dengan lebih baik, maka tidak menutup kemungkinan si pemain baru akan berkembang dengan lebih baik.
2. SKALA membenarkan bahwa untuk mendapatkan founder dengan ide brilliant memang susah. Bahkan ketika SKALA mengadakan incubator roundtable untuk dapat bertukar pikiran pada waktu yang lalu, Andora mengatakan bahwa sulit untuk menemukan pipeline yang excellent.
Namun demikian SKALA berupaya untuk menggali para founder lebih lagi. Sebab menjadi early startup founder, memanglah bukan tentang bisnis, melainkan tentang founder itu sendiri. Investasi yang dilakukan pun sebenarnya bukan pada bisnis melainkan pada founder. Founder yang bagus akan tetap dapat sukses bahkan ketika bisnis mereka tidak berjalan dengan baik.
Adakah Perbedaan Karakter Startup dan Market Sebelum dan Sesudah Pandemi?
Untuk hal ini, Andora mengaitkan pandemi dan juga tech winter yang saat ini dapat dikatakan masih berlangsung. Sebagai gambaran pada tahun 2021, ketika keadaan masih dapat dikategorikan sebagai bullish economy, sangat mudah bagi para startup untuk melakukan fund raising. Sehingga fenomena “bakar uang” menjadi suatu yang umum di dunia startup.
Namun sejak tahun 2022, founder lebih fokus pada profitability karena bisnis yang profit-lah yang akan didanai oleh para investor. Tetapi untuk para early startup, jika belum meraup keuntungan, ia haruslah memiliki clear path of profitability. Sehingga para investor sudah dapat memperkirakan kapan startup ini akan mulai meraih keuntungan.
Dibandingkan beberapa waktu yang lalu, para founder ingin grow at all cost. Sehingga mereka lebih fokus pada market share sehingga mereka tidak ragu untuk melakukan “bakar uang” dengan memberikan free promotion, free ongkir. Tetapi pada akhirnya, profitability akan selalu menang. Karena itu ada sebuah perubahan cara pikir dari para startup founder saat ini, yaitu bagaimana mereka profitable. Sedangkan pada waktu yang lampau, para founder beramai-ramai mengincar posisi yang pertama di pasar untuk menjadi market leader. Sehingga mereka pun akan membayar berapa pun harganya untuk mencapai posisi tersebut.
Saat ini sebuah perubahan mendasar telah terjadi bagaimana para founder justru memotong biaya-biaya yang tidak diperlukan untuk dapat profitable. Salah satunya dengan fokus kepada product market fit. Beberapa pertimbangan yang mereka pikirkan:
– Apakah orang-orang memang mau membayar untuk produk yang ditawarkan founder?
– Apakah saya dapat menghasilkan margin dari penjualan produk tersebut?
Dengan demikian jelas para founder lebih berpikir bagaimana mereka dapat menghasilkan uang.
Lalu bagaimana dengan perbedaaan market?
Pada tahun 2022, keadaan ekonomi harus berhadapan dengan inflasi yang tinggi, interest rate yang juga tinggi sedangkan purchasing power menurun. Hal ini jelas berdampak kepada bisnis sehingga banyak perusahaan yang memberhentikan para karyawannya. Fenomena ini berdampat kepada para pelanggan yang menyebankan para investor menjadi ragu apakah mereka akan melakukan investasi atau tidak.
Akibatnya baik si founder, pelanggan, maupun investor sama-sama memiliki keraguan.
Saran SKALA untuk Startup bisa bertahan tahun ini
Ketika ditanyakan berapa idealnya founder pada sebuah startup? Andora menjawabnya, “Tiga! Sesuai dengan basic function: CEO, CTO, dan CMO.” Walaupun ada juga startup yang memiliki lebih dari 3. Tetapi sebenarnya startup dengan founder lebih dari 3 cenderung akan mengalami kesulitan saat melakukan fundraising karena cap table yang akan terbagi akan memperkecil porsi yang diterima oleh si Venture Capital (VC).
Berikut adalah saran dari SKALA untuk para startup dapat bertahan di tahun ini.
- Kembali pada dasar bisnis: fokus pada profitability. Tidak ada lagi grow at all cost.
- Memotong biaya yang tidak penting dalam menjalankan operasional bisnis.
- Selalu melakukan evaluasi untuk product market fit. Hal ini dapat dilihat dari matriks, jumlah customer, atau effective users.
- Fokus pada delivering value to the customers. Sebab values tersebutlah yang akan menentukan si customer mau membayar suatu produk.
- Keep inovating.
- Jangan takut jika harus melakukan pivot.
Pantangkah Melakukan Pivot?
Dengan tegas Andora mengatakan bahwa, “Melakukan pivot bukanlah sebuah issue!” Bahkan pivot adalah sebuah kebutuhan. Sebab tidak mungkin founder bertahan pada sebuah produk yang sebenarnya sudah tidak sesuai dengan market lagi.
Ada sebuah fakta yang harus diterima bahwa customer itu selalu berubah, market selalu berubah, dan dunia selalu berubah. Jadi tidak mungkin bagi para founder jika mereka tidak mau bergerak dan lebih memilih tetap tinggal sebagaimana mulanya. Karena itu penting bagi para founder untuk melakukan inovasi.
Ketika bisnis Anda terlihat baik karena menghasilkan sebuah produk, maka akan banyak pebisnis lainnya yang akan dengan segera meng-copy apa yang sedang Anda lakukan. Karena itu penting untuk berinovasi dan juga tetap stay relevant in the market.
Sehingga dengan tegas Andora menyatakan bahwa pivot memang wajib dilakukan apabila itu dibutuhkan.