(Business Lounge Journal – News and Insight)
Flexi working arrangement sebenarnya sudah lama digadang-gadang sebelum pandemi ada. Ini menjadi sesuatu yang disukai para millennial, apalagi ketika mereka mulai banyak memilih menjadi startup ketimbang masuk dunia kantoran. Mereka bisa bekerja dari mana saja, dengan waktu yang lebih flexible plus beberapa flexi benefit yang juga dapat mereka pilih. Hal ini juga yang membuat mulai menjamurnya bisnis Co-working Space. Namun sering kali ini menjadi sumber perdebatan antara para millennial dengan generasi sebelum mereka.
Namun ketika pandemi merebak, maka semua yang fleksibel ini tidak bisa dielakkan lagi. Bahkan semua seperti ‘dipaksa’ untuk bisa menerapkannya. Salah satu perusahaan e-commerce dalam negeri yang sudah declare bahwa mereka sudah menerapkan WFA (Work From Anywhere) adalah Blibli. Bahkan pada keterangan resmi yang diberikan oleh pihak Blibli bahwa kebijakan WFA ini sudah diterapkan menjadi sebuah kebijakan resmi sejak awal tahun 2022. Bagi pihak perusahaan, saat ini penerapan WFA adalah kebijakan yang dinilai paling ideal sehubungan dengan mempertimbangkan keselamatan dan kesehatan baik jasmani maupun mental para karyawan. Sehingga para karyawan pun bebas memilih dari mana mereka akan bekerja setiap harinya. Apakah dari kantor, rumah, coworking space, kafe, apapun juga.
Perusahaan merasa bahwa pada masa seperti sekarang ini, setiap individu tentulah memiliki tantangan yang dihadapi masing-masing setiap harinya. Sehingga mereka diberikan kebebasan untuk menentukan metode kerjanya sendiri.
Namun demikian, kebijakan ini bukan berarti memberikan exception dalam hal pemenuhan tanggung jawab dan pencapaian target. Kebijakan WFA tidaklah menjadi alasan bagi Blibli untuk tidak memenuhi komitmennya dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. Perusahaan menyatakan bahwa untuk mendukung produktivitas para karyawannya yang dijuluki Bliblioneers, maka perusahaan pun memberikan dukungan infrastruktur pekerjaan, mulai dari perangkat gawai mumpuni sehingga dapat mendukung kerja dari mana saja, sistem keamanan yang baik sehingga data dan informasi tetap dapat terjaga, begitu juga komponen insentif yang disediakan untuk mendukung biaya pribadi untuk bekerja, seperti biaya internet.
Dalam pelaksanaannya, tercatat ratusan karyawan baru bergabung dalam periode WFA, 230 pelatihan daring, serta lebih dari 24 kali online onboarding yang dapat dilakukan secara mulus. Ditambah lagi selama diberlakukannya kebijakan WFA ini, tidak Nampak terjadinya penurunan produktivitas pada karyawan Blibli. Malah sebaliknya, meningkatnya antusiasme digital talents untuk bergabung bersama Blibli.
Namun demikian, Blibli juga menyatakan bahwa kebijakan ini tentu saja akan dikaji secara berkala serta terus dilakukan komunikasi yang komprehensif demi menyelaraskan ekspektasi dan visi antara Blibli dengan tiap karyawan. Dengan demikian diharapkan tercipta lingkungan yang inklusif dan inovatif untuk membantu meningkatkan kualitas, mengembangkan dan menjaga Bliblioneers.
Namun demikian, Blibli bukanlah satu-satunya perusahaan yang sudah menerapkan WFA. Ada sederet startup yang juga telah menerapkannya seperti: Stockbit/Bibit, Zenius, Ajaib, Amartha, dan beberapa lainnya. Sedangkan di dunia perbankan, PT Bank Amar Indonesia Tbk (Amar Bank) pada akhir tahun lalu telah menyatakan bahwa bank ini telah menjadi yang pertama di Indonesia yang menerapkan kebijakan work from anywhere (WFA) secara permanen – hybrid working style. Sangat menarik, sebab saat itu Presiden Direktur Amar Bank, Vishal Tulsian menyatakan bahwa kembali ke gaya kerja yang lama, sama saja dengan menggunakan faks setelah adanya penemuan email. Ia juga menegaskan bahwa sistem kerja hybrid adalah jalan keluar yang terbaik bagi kedua dunia, baik online maupun offline. Sempat diterapkannya PPKM level 3 membuat Vishal mempelajari bahwa dunia bisnis harus membuat perubahan dalam budaya kerja, apalagi Amar Bank adalah bank digital.