Mungkinkah Kena Omicron Berulang?

(Bussinesslounge Journal-Medicine) Angka Omicron kini mengalami penurunan. Tercatat hari ini 29 Maret 2022 sebanyak 3.895 kasus baru. Namun, banyak orang bertanya-tanya apakah mungkin terkena Omicron lebih dari sekali? Apakah sama seperti seseorang dapat terkena flu lebih dari sekali dalam setahun. Sebenarnya adanya varian terinfeksi ulang (reinfeksi) dengan varian yang berbeda sebenarnya masih belum jelas. Saat ini Omicron memiliki tiga varian yaitu varian BA.1, BA.2, BA.3.

Apa artinya reinfeksi?
Reinfeksi dengan virus penyebab COVID-19 berarti seseorang terinfeksi, sembuh, dan kemudian terinfeksi lagi. Setelah pulih dari COVID-19, sebagian besar individu akan memiliki perlindungan kekebalan alami dari infeksi berulang. Namun, infeksi ulang memang tidak dipungkiri dapat saja terjadi setelah COVID-19.

Kasus Infeksi Ulang
Dari data dunia internasional maka kasus infeksi ulang ditemukan di beberapa negara yaitu:
1. Denmark
BA.2 dikenal lebih cepat menular dibandingkan dengan varian BA.1 yang merupakan varian yang paling umum di seluruh dunia, tetapi masih belum jelas apakah seseorang dapat terinfeksi oleh varian-varian yang berbeda tersebut. Sebuah studi pada Februari lalu, yang dipimpin oleh para peneliti di otoritas penyakit menular top di Denmark, Statens Serum Institut (SSI), menunjukkan bahwa orang yang terinfeksi BA.1 dapat terinfeksi BA.2 segera setelah sembuh dari BA.1, tetapi hal itu jarang terjadi. Penelitian itu menemukan 1.739 kasus terdaftar antara 21 November 2021 hingga 11 Februari tahun 2022, orang telah dites positif dua kali antara 20 dan 60 hari. Pada periode itu ada lebih dari 1,8 juta infeksi terdaftar di Denmark.

Pada kelompok sampel yang lebih kecil, , 263 sampel berpasangan dipilih secara acak dan dianalisis. Penelitian tersebut menemukan 187 (71 persen) kasus infeksi ulang, 47 (18 persen) di antaranya adalah infeksi ulang BA.1-BA.2. Dari 47 kasus, 42 tidak divaksinasi (89 persen), menunjukkan orang yang tidak disuntik lebih mungkin tertular BA.2 segera setelah infeksi BA.1 dan banyak dari infeksi ulang ini terjadi pada mereka yang berusia di bawah usia 30 tahun, kata para peneliti.

Para peneliti juga mendeteksi ternyata lebih sedikit materi virus pada infeksi kedua, menunjukkan bahwa ada kekebalan yang dikembangkan dari infeksi pertama. Jadi walaupun positif, namun bisa jadi tanpa gejala ataupun sangat ringan dibandingkan dengan infeksi yang pertama.

2. Amerika Serikat
Sub-varian Omicron terdeteksi di sebagian besar negara bagian, menyebabkan sekitar 3,9 persen infeksi baru, dan tampaknya berlipat ganda dengan cepat, menurut pelacak data Centers for Disease Control and Prevention juga pada Februari lalu.

3. Inggris
Sebuah studi oleh Imperial College London telah menunjukkan bahwa risiko infeksi ulang dengan varian coronavirus Omicron lebih dari lima kali lebih tinggi daripada jenis lainnya. Data yang dikumpulkan oleh Badan Keamanan Kesehatan Inggris menunjukkan bahwa lebih dari 650.000 orang mungkin telah terinfeksi dua kali di Inggris, dan kebanyakan dari mereka terinfeksi kembali dalam dua bulan. Sebelum pertengahan November, infeksi ulang menyumbang sekitar 1 persen dari kasus Covid-19 yang dilaporkan, tetapi pada Februari meningkat menjadi sekitar 10 persen.

4. Afrika Selatan
Pada November tahun lalu, para peneliti Afrika Selatan menunjukkan tingkat infeksi ulang yang lebih tinggi dari yang diperkirakan dibandingkan dengan gelombang sebelumnya.

Kesimpulannya adalah reinfeksi mungkin saja terjadi tetapi karena sudah terbentuk kekebalan dari infeksi sebelumnya maka tidak ada yang perlu dikuatirkan sebab gejala yang ditimbulkan adalah gejala ringan.