Rejimen Vaksinasi Campuran, Apa Alasannya?

(Business Lounge Journal – Medicine)

Indonesia telah mengumumkan akan memberikan vaksin booster ketiga untuk para nakes yang sebelumnya telah menerima dua kali suntikan Sinovac. Booster ketiga yang diberikan yaitu vaksin Moderna. Beberapa negara telah mulai menawarkan vaksinasi campuran dan cocok.

The New York Times baru-baru ini memberitakan bahwa Thailand menjadi negara terbaru yang mengumumkan rencana yang akan mencampur vaksin COVID-19 yang berbeda. Thailand menyetujui rencana untuk mencampur vaksin Sinovac Cina dengan dosis AstraZeneca atau Pfizer. Menurut pemerintah Thailand, orang dapat menerima vaksin ini dalam urutan apa pun, tetapi pemerintah merekomendasikan untuk menerima dosis pertama Sinovac kemudian, tiga hingga empat minggu kemudian, dosis kedua AstraZeneca atau Pfizer. Bagi mereka yang telah menerima dua dosis Sinovac – seperti petugas kesehatan negara tersebut – Thailand merekomendasikan suntikan ketiga AstraZeneca segera dilakukan.

Thailand, Indonesia, dan Kanada termasuk di antara negara-negara yang telah menyetujui rencana untuk mencampur dosis vaksin, lapor The New York Times. CNN juga memberitakan bahwa Vietnam juga sedang mempertimbangkan kemungkinan pencampuran dosis. Regimen vaksinasi campuran dan cocok termasuk vaksin Oxford-AstraZeneca, Pfizer-BioNTech, Moderna dan Sinovac. Uji klinis mengenai efek pencampuran vaksin juga sedang berlangsung di Amerika per bulan Juni 2021 ini, menurut situs NIH (National Institute of Health).

Di Kanada, orang bisa mendapatkan dosis pertama AstraZeneca dan dosis kedua Pfizer, menurut berita dari The Washington Post. Beberapa negara Eropa lainnya juga mulai mengizinkan penerima untuk menerima dosis campuran.

Negara yang berbeda telah menyetujui kombinasi vaksin yang berbeda. Kombinasinya bervariasi dan termasuk rejimen vaksinasi dua dosis campuran atau bahkan rejimen vaksinasi dengan menggunakan tiga dosis campuran. Alasan pencampuran vaksin ini adalah karena semua negara berharap pencampuran vaksin akan meningkatkan kekebalan masyarakat terhadap COVID-19 dan karena kekhawatiran tentang berkurangnya efek perlindungan dari vaksin yang pertama.

Vaksin Sinovac buatan China memiliki tingkat efikasi 51% dan telah disetujui oleh WHO. The New York Times membahas bahwa pertanyaan mulai berkembang tentang seberapa baik Sinovac melindungi dari varian yang lebih baru dan lebih mudah menular, seperti varian delta. Kanada akhirnya memutuskan untuk mengizinkan vaksin campuran juga.

Amankah Pencampuran Vaksin?
Pakar kesehatan berbagai negara memiliki pendapat yang beragam tentang aman tidaknya mencampur vaksin COVID-19. Pendapat beberapa negara yang menyatakan aman dan efektif adalah Kanada, Thailand, dan Indonesia.

Seorang menteri kesehatan Ontario mengatakan bahwa rencana mereka untuk mencampur vaksin berdasarkan penelitian dari Inggris Raya, Spanyol, dan Jerman yang menemukan bahwa mencampurkan vaksin itu aman dan menghasilkan respons kekebalan yang kuat. Sampai kini para peneliti di AS, Inggris, dan Rusia terus sedang melakukan uji klinis tentang rejimen vaksin campuran, menurut The Washington Post.

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x